Telset.id, Jakarta – Google telah lama menjadi mesin pencari default di produk Apple seperti iPhone, tetapi terungkap fakta bahwa Google harus membayar ke berbagai pihak hingga USD 26,3 miliar atau Rp 418 triliun supaya tetap eksis di Apple.
Menurut pengakuan Wakil Presiden Google Prabhakar Raghavan dalam sidang gugatan anti monopoli atau DOJ pada Jumat (28/10/2023), Google membayar USD 26,3 miliar atau Rp 418 triliun pada tahun 2021 untuk mempertahankan status mesin pencari default di iPhone, iPad dan Mac.
Lebih lanjut Raghavan mengatakan kalau iklan pencarian Google menghasilkan pendapatan USD 146,4 miliar atau Rp 2.330 triliun pada tahun 2021, yang mana USD 26 miliar yang dibayarkan untuk status default dalam perspektif.
Raghavan bersaksi bahwa pembayaran mesin pencari default Google secara keseluruhan naik hampir 4 kali lipat dari 2014 hingga 2021, sementara pendapatan iklan pencarian diperkirakan meningkat 3 kali lipat.
BACA JUGA:
- Makin Pintar, Google Bard Umumkan 2 Fitur Baru!
- Google Photos Bisa Bikin Highlight Video dari Kumpulan Foto
Eksekutif Google itu mengklarifikasi bahwa status default di Apple iPhone hingga Mac adalah bagian paling mahal dari apa yang dibayarkan untuk mendapatkan trafik di pengguna Apple.
Dikutip Telset dari Engadget pada Senin (30/10/2023), tidak disebutkan berapa jumlah uang yang dibayarkan Google khusus untuk Apple supaya Search default di iPhone, Mac dan iPad.
Hanya saja berdasarkan informasi dari perusahaan manajemen kekayaan Bernstein ballparked seperti yang dilaporkan CNBC, Google dapat membayar Apple hingga USD 19 miliar atau Rp 302 triliun untuk hak istimewa default.
Sebenarnya Google keberatan untuk membuat angka-angka publik, dengan alasan itu akan merusak kemampuannya untuk menegosiasikan kontrak masa depan. Tetapi Hakim Amit Mehta, yang mengawasi kasus ini, memutuskan bahwa angka-angka itu harus diungkapkan ke publik.
BACA JUGA:
- Google Maps Luncurkan Fitur Immersive View di Beberapa Kota
- Google Indonesia Ungkap Penelusuran HP Layar Lipat Naik 56%
Langkah Google ini sepertinya harus dilakukan demi menjaga trafik pengguna Search. Pasalnya layanan pesaing seperti Bing dan juga Safari telah berevolusi dengan berbagai fitur unggulan seperti chatbot Copilot yang ada di Bing.