Akun Anonim Twitter Tidak Aman, Gampang Dibobol Hacker

Telset.id, Jakarta – Akun anonim Twitter punya kerentanan keamanan, memungkinkan seseorang untuk mengetahui alamat email atau nomor telepon si pemilik.

Akun anonim Twitter bisa dibobol secara mudah oleh oknum tak bertanggung jawab, seperti laporan perusahaan dikutip Telset dari Mashable, Selasa (9/8/2022).

“Pada Januari 2022, kami menerima laporan melalui program bug bounty tentang kerentanan dalam sistem Twitter,” demikian pernyataan resmi Twitter lewat blog.

Sebagai akibat dari kerentanan, apabila seseorang mengirimkan alamat email atau nomor telepon, sistem Twitter akan memberi tahu semua data penting si pemilik.

BACA JUGA:

Artinya, kalau mempunyai alamat email atau nomor telepon seseorang, Anda dapat secara mudah mengetahui apakah akun Twitter terkait dengan data-data itu.

Katakanlah Anda memiliki alamat Elon Musk. Anda lalu tahu bahwa Musk memiliki akun berbeda. Tanpa butuh waktu panjang, Anda bakal mudah membongkarnya.

Kerentanan tersebut adalah hasil dari pembaruan kode Twitter pada Juni 2021. Twitter menyatakan segera menyelidiki dan memperbaiki kelemahan sistem tersebut.

Beruntung, Twitter mengklaim, tidak ada satu pun bukti yang menunjukkan bahwa seseorang telah memanfaatkan kerentanan sistem untuk melakukan aksi jahat.

Kendati demikian, ada potensi bagi oknum tak bertanggung jawab untuk melakukan eksploitasi dan mencoba mengambil keuntungan dari kerentanan sistem itu.

Twitter mengatakan, pada Juli 2022, belajar dari laporan pers, seseorang telah coba mengumpulkan informasi tersebut dan mencoba menjualnya secara online di forum.

Twitter meninjau sampel data. Twitter akan langsung memberi tahu pemilik akun yang terpengaruh. Jika Anda salah satunya, saat ini tidak banyak yang bisa dilakukan.

BACA JUGA:

Pengungkapan celah tersebut datang ketika Twitter sedang dalam pertempuran hukum dengan CEO Tesla, Elon Musk, atas usaha untuk mundur dari tawaran akuisisi.

Sebelumnya, bos SpaceX dan sejumlah perusahaan besar itu ingin membeli Twitter, yang berbasis di San Francisco, seharga USD 44 miliar atau sekitar Rp 656,7 triliun. [SN/HBS]

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI