Telset.id, Jakarta – Akuisisi Twitter oleh Elon Musk terancam batal. Elon Musk menuduh Twitter melanggar kontrak karena tidak menginformasikan soal bot dan spam.
Menurut New York Post, pengacara Musk menyatakan, Twitter telah menolak untuk memberi informasi terkait fasilitasi evaluasi tentang jumlah spam dan akun palsu.
Pengacara Musk berpendapat bahwa dugaan penghalangan oleh Twitter sama dengan “pelanggaran materi yang jelas terhadap kewajiban berdasarkan perjanjian merger.”
“Tuan Musk yakin perusahaan secara aktif menolak dan menggagalkan hak di bawah perjanjian merger,” tulis pengacara itu, seperti Telset kutip pada Selasa (7/6/2022).
BACA JUGA:
- Elon Musk Ingin DM Twitter Didukung Enkripsi End-to-End
- Elon Musk Beli Twitter, Begini Komentar Kocak Warganet
Bos SpaceX dan Tesla merasa memiliki hak untuk mulai bekerja ketika kesepakatan Twitter berakhir. Namun, Twitter tidak memberinya cukup informasi untuk melakukannya.
Saham Twitter ditutup melemah pada awal pekan ini. Kondisi itu menunjukkan bahwa investor kian skeptis bahwa kesepakatan akuisisi Twitter oleh Musk bakal tercapai.
Musk harus membayar kompensasi USD 1 miliar plus risiko biaya hukum besar dan kuat dari gugatan pelanggaran kontrak apabila resmi membatalkan kesepakatan akuisisi.
Menghadapi situasi ini, Twitter bersikeras tidak akan membiarkan Musk lepas dari ketentuan kesepakatan. “Kami akan menegakkan perjanjian merger,” ucap Twitter.
Namun, Musk berulang kali mempertanyakan klaim Twitter bahwa sekitar lima persen akun di platform adalah spam dan bot. Ia pun meminta data-data dari Twitter.
Musk sempat menanggapi unggahan CEO Twitter, Parag Agrawal, tentang langkah-langkah yang diambil perusahaan untuk memerangi bot dengan emoji kotoran.
BACA JUGA: Investor Berulah di RUPS, Elon Musk Jadi Nggak Beli Twitter?
Twitter juga akan memberi Musk informasi tambahan tentang cara mengukur bot spam. Tapi, pengacara Musk mengklaim tawaran itu cukup membingungkan.
“Penawaran terbaru Twitter tentang metodologi pengujian perusahaan sama saja menolak permintaan Musk terkait akun bot dan spam,” kata pengacara Musk. [SN/HBS]