Telset.id, Jakarta – Kabel internet bawah laut Asia-Amerika atau Asia-America Gateway (AAG) ruas Hong Kong-Filipina putus, dan kuat dugaan mengakibatkan kualitas internet IndiHome dan First Media lemot alias lambat.
Dugaan ini berawal dari kabar yang dihembuskan perusahaan internet asal Filipina, Sky Cable Corp. Mereka mengumumkan adanya gangguan pada layanan internet.
Penyebab utamanya, adanya proses pemeliharaan darurat kabel internet bawah laut Asia-America Gateway (AGG). Pemeliharaan darurat itu dilakukan akibat kabel AGG di ruas Hong Kong-Filipina terputus, sehingga perlu dilakukan perbaikan.
{Baca juga: Sempat Alami Gangguan, Layanan IndiHome Akhirnya Kembali Normal}
Secara kebetulan, saat ada informasi gangguan pada layanan Sky Cable Corp, netizen di Indonesia juga banyak yang mengeluh kalau kecepatan internet IndiHome dan First Media lemot atau lambat.
Akun @hauraira misalnya, merasa jika jaringan IndiHome yang ia gunakan lemot sehingga tidak bisa diakses dengan baik.
“Indihome gw doang apa semua sii yg lemot?,” cuit @hauraira.
Indihome gw doang apa semua sii yg lemot?😤
— Haura Mahaliandini (@hauraira) October 1, 2020
Selanjutnya, keluhan dilayangkan oleh akun @deva_waziihan yang turut merasakan jaringan internet IndiHome di rumahnya sedang lambat.
“Indihome punya masalah apa sih lemot terus,” cuitnya.
Indihome punya masalah apa sih lemot terus
— dep (@deva_waziihan) October 1, 2020
Pengguna First Media pun merasakan hal yang sama. Misalnya akun @Elleaniss yang menilai kalau akhir-akhir ini jaringan First Media lemot dari biasanya, sehingga sulit untuk mengakses internet melalui jaringan tersebut.
“yg pake first media emg akhir2 ini lg suka lemot ga sih???? ato cm aku doang :(,” cuitnya.
yg pake first media emg akhir2 ini lg suka lemot ga sih???? ato cm aku doang 🙁
— Elle (@Elleaniss) October 1, 2020
Berbagai keluhan dari para pengguna di media sosial akhirnya memunculkan spekulasi bahwa pemeliharaan darurat kabel internet AAG juga berdampak pada layanan IndiHome dan First Media.
Namun, menurut Chairman Internet Data Center (IDC) Indonesia, Johar Alam Rangkuti, pemeliharaan kabel AAG sebenarnta tidak memengaruhi layanan internet Indonesia. Alasan utamanya, karena kabel AAG di Indonesia masih belum aktif.
Selain itu, 90% trafik internet Indonesia masih mengandalkan kabel optik bawah laut berjenis SeaMeWe-3 yang menghubungkan kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Eropa Barat.
“Diduga penyebab penurunan kualitas layanan internet pada IndiHome dan First Media akibat tingginya trafik yang terjadi pada beberapa pekan terakhir,” ujar Johar kepada awak media pada Kamis (01/10/2020).
{Baca juga: Internet IndiHome Mati, Netizen Mencak-mencak di Twitter}
Pernyataan yang sama juga dilontarkan oleh VP Corporate Communication Telkom, Arif Prabowo. Arif menegaskan, putusnya kabel laut AAG ruas Hong Kong-Filipina tidak berpengaruh terhadap jaringan IndiHome dan Telkom Group.
“Dapat dipastikan bahwa layanan telekomunikasi data dan suara termasuk internet dari jaringan Telkom Group tidak terdampak oleh adanya gangguan akibat putusnya kabel laut internasional Asia America Gateway ruas Hong Kong-Filipina,” kata Arif.
Kepada tim Telset.id pada Jumat (2/10/2020), kabel yang putus tidak terjadi di Indonesia dan kabel laut AGG memiliki jalur alternatif untuk mengantisipasi jika terjadi gangguan pada kabel AGG yang utama.
“Hal ini dikarenakan jalur yang mengalami gangguan tidak berada di wilayah Indonesia disamping juga untuk jalur yang terganggu tersebut tersedia berbagai sistem komunikasi kabel laut internasional yang menjadi alternatif untuk back-up,” jelas Arif.
“Sehingga dapat dipastikan trafik telekomunikasi termasuk internet Indonesia khususnya di jaringan Telkom Group tetap berjalan normal tanpa gangguan,” tambah Arif.
Tapi sayang, Arif enggan menjelaskan penyebab penurunan kualitas internet IndiHome yang lemot seperti yang dikeluhkan netizen. Berbeda dengan Telkom, hingga saat ini First Media belum memberikan keterangan apapun.
AAG sendiri adalah sistem kabel yang menyediakan konektivitas lintas negara, meliputi Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Hong Kong, Filipina, Guam, Hawaii, dan Pantai Barat Amerika Serikat.
{Baca juga: 4 Alasan Kuat Kenapa Indonesia Butuh 5G}
AAG dibangun dan dibiayai oleh konsorsium perusahaan telekomunikasi lintas negara, termasuk di Indonesia, yakni PT Indonesia Satellite Corporation atau yang kini berubah menjadi PT Indosat Tbk dan PT Telkom Indonesia. (NM/MF)