Industri Telko Lesu, Pendapatan XL Axiata Naik 0,4 %

Telset.id, Banyuwangi – PT XL Axiata Tbk menunjukan tren positif di tengah lesunya industri telko di tahun 2018. Walaupun tidak terlalu signifikan, XL berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 0,4%

Hal ini dikatakan oleh Direktur Keuangan XL Axiata Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin terkait kinerja XL di tahun lalu.

Menurut Tajudin bahwa pendapatan atau gross revenue yang dikantongi XL ditahun 2017 adalah Rp 22,90 triliun. Sementara di tahun 2018, pendapatan XL naik tipis menjadi Rp 23 triliun.

“Terjadi peningkatan dan insya allah akan lebih membaik,” ucap Tajudin pada acara Media Gathering XL di Hotel Dialoog, Banyuwangi Kamis (04/04/2019).

{Baca juga: Dua Tahun Lagi, XL akan Matikan Jaringan 2G}

Ia mengungkapkan, bahwa ada dua faktor yang membuat XL bisa meningkatkan pertumbuhan pendapatan mereka di tahun 2018. Pertama, kontribusi dari layanan data yang berhasil naik dari Rp 14 triliun di tahun 2017 menjadi Rp 15,8 triliun atau naik 12,5% di tahun 2018.

Kemudian faktor kedua terkait Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) atau pendapatan sebelum bunga dan pajak. Dibandingkan 2017 terjadi peningkatan EBITDA sekitar 2,3% sehingga tahun lalu XL berhasil mendapatkan EBITDA sebesar Rp 8,5 triliun.

“Jadi layanan data dan EBITDA kami tumbuh di tahun 2018, dan ini adalah hasil transformasi yang kita lakukan 2-3 tahun belakangan,” sebut Tajudin.

Keberhasilan XL layak diapresiasi, karena operator seluler lainnya mengalami minus atau penurunan pendapatan sekitar 4,3% hingga 26,4% di tahun 2018.

Revenue mereka (operator lain) agak turun di tahun 2017 dan menghadapi krisis di ujung 2018 atau kuartal 2018,” ungkapnya.

Salah satu dinamika pasar yang mempengaruhi industri telekomunikasi adalah kebijakan registrasi kartu prabayar. Menurutnya, hal tersebut berdampak pada penurunan jumlah pelanggan. Namun ia mengklaim XL berhasil menjaga tren positif.

{Baca juga: XL Siapkan Capex Rp 7,5 Triliun untuk Jaringan Data di Luar Jawa}

“XL berbeda dengan operator-operator lain yang semuanya agak turun. Alhamdullilah jumlah SIM Card kita sudah meningkat hingga 54,9 juta dan ini bisa dilakukan karena persiapan kita di kebijakan registrasi kartu SIM,” kata Tajudin.

Sebelumnya isu melemahnya industri telekomunikasi bukan hal yang baru. Pasalnya Menurut Ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) Ririek Adriansyah terjadi penurunan pendapatan, yakni sekitar 6,4 % karena turunnya layanan voice/SMS, perang tarif di layanan data dan dampak jangka pendek dari regulasi SIM Card.

“Tahun 2018 merupakan tahun yang cukup sulit untuk industri telko (telekomunikasi) di Indonesia,” ucap Ririek beberapa waktu lalu. [NM/HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI