Telset.id – Google belum lama ini memperkenalkan chatbot bernama Bard. Mari berkenalan dengan Google Bard mulai dari sejarah hingga menganalisa apakah chatbot AI ini kelak mampu bersaing dengan ChatGPT yang saat ini sedang naik daun.
Bard diumumkan beberapa minggu lalu. Pasa saat memperkenalkan Bard, Google mengklaim chatbot buatannya ini akan membuka teknologi baru dalam hal teknologi AI.
CEO Google Sundar Pichai menjelaskan bahwa teknologi ini mampu melakukan pencarian informasi kompleks dan berbagai sudat pandang yang mudah dicerna, sehingga pengguna bisa memahami teknologi ini lebih mudah.
“Sebentar lagi Anda akan melihat fitur-fitur bertenaga AI di penelusuran yang menyaring informasi kompleks dan berbagai perspektif ke dalam format yang mudah dipahami, sehingga Anda dapat dengan cepat memahami gambaran besarnya dan mempelajari lebih lanjut melalui web,” ujar Pichai di acara Google Presents pada 8 Februari 2023 di Paris.
BACA JUGA:
- Mengenal Apa Itu ChatGPT, Kelebihan dan Bagaimana Cara Kerjanya
- Google Umumkan “Bard”, Chatbot AI yang Bakal Jadi Pesaing ChatGPT
Perkenalan Bard yang Kurang Sempurna
Google Bard belum diluncurkan secara resmi namun, di masa awal perkenalannya sudah ada 2 kejadian yang kurang mengenakan. Pertama, chatbot Bard diduga salah dalam memberikan informasi seputar teleskop luar angkasa James Webb.
Dalam konten GIF yang diposting Google di media sosial Twitter, Bard menjelaskan kalau Teleskop Luar Angkasa James Webb mengambil gambar pertama dari sebuah planet di luar tata surya kita. Dunia yang jauh ini disebut exoplanet, exo ini berarti dari luar.
Faktanya gambar planet di luar tata surya bukan diambil oleh James Webb, melainkan Very Large Telescope (VLT) European Southern Observatory pada tahun 2004.
Kedua muncul kritik dari karyawan Google atau Googlers perihal peluncuran Bard. Mereka menganggap kalau pengenalan Bard ke publik terburu-buru. Mereka bahkan merasa tidak diberikan informasi apapun sebelum momen pengenalan Bard oleh Sundar Pichai.
Hingga kini Bard belum diluncurkan secara resmi oleh Google, karena acara di Google Present hanya pengenalan produk saja. Akan tetapi, muncul anggapan kalau kelak Bard akan menjadi pesaing ketat bagi ChatGPT. Chatbot buatan Open AI, yang saat ini sedang banyak dibicarakan.
Terlepas dari drama di awal pengenalannya, sangat menarik apabila kita mengenal lebih jauh seputar Bard. Mulai dari cerita atau sejarah dibalik pembuatannya, cara kerja hingga persaingan Google Bard dan ChatGPT.
BACA JUGA:
- Karyawan Google Kritik Pengumuman Chatbot Bard, Ini Alasannya
- Waduh! Debut di Twitter, Chatbot Bard Kasih Informasi yang Salah
Sejarah Google Bard
Sejarah chatbot Bard bermula dari upaya Google untuk mengembangkan teknologi AI, yang bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Menurut CEO Google Sundar Pichai AI apabila dikembangkan dapat membantu berbagai aktivitas manusia.
Di tahun 2017 Google Research bekerja sama dengan DeepMind untuk mengembangkan teknologi AI, sekaligus Google disana memberikan investasi demi mendukung pengembangan teknologi tersebut.
“Sejak saat itu kami terus melakukan investasi dalam AI secara menyeluruh, dan Google AI serta DeepMind memajukan kecanggihannya. Saat ini, skala perhitungan AI terbesar berlipat ganda setiap 6 bulan, jauh melampaui Hukum Moore,” tutur Sundar Pichai.
Salah satu teknologi AI yang dikembangkan Google dan DeepMind adalah Language Model for Dialogue Applications atau LaMDA, yang diperkenalkan di ajang Google I/O pada tahun 2021.
LaMDA adalah teknologi AI yang mampu membaca banyak kata, memperhatikan bagaimana kata-kata itu berhubungan satu sama lain dan memperkirakan kata-kata apa yang menurutnya akan muncul selanjutnya.
“Kami sedang mengerjakan layanan AI percakapan eksperimental, didukung oleh LaMDA, yang kami beri nama Bard. Kami membukanya untuk penguji tepercaya sebelum membuatnya tersedia lebih luas untuk umum dalam beberapa minggu mendatang,” kata Sundar Pichai.
Kelebihan dan Cara Kerja Google Bard
Berbicara mengenai kelebihan dan cara kerja Bard, Google belum mengungkapkan secara resmi bagaimana cara kerja Google Bard. Namun, Telegraph memberikan gambaran umum mengenai kelebihan dan cara kerja chatbot tersebut.
Kelebihan Bard adalah kemampuan Natural Language Processing (NLP) yang kuat dapat memahami bahasa manusia dan menjawab berbagai pertanyaan dengan lebih baik serta akurat. Kemampuan dalam memproses data dan informasi dalam skala yang jauh lebih besar.
Chatbot ini mengadopsi teknilogi Language Model for Dialogue Applications atau LaMDA yang dikembangkan DeepMind. LaMDA adalah teknologi AI yang mampu membaca banyak kata, memperhatikan bagaimana kata-kata itu berhubungan satu sama lain dan memperkirakan kata-kata apa yang menurutnya akan muncul selanjutnya.
Teknologi ini memang ditujukan untuk mendukung sistem chatbot, agar chatbot bisa lebih lancar dalam berkomunikasi dengan manusia. Kecanggihan LaMDA ini yang menjadikan Google akhirnya menciptakan Bard yang saat ini masih dalam tahap pengujian.
Lantas, bagaimana cara kerjanya? Chatbot Bard memiliki cara kerja yang cukup canggih, sehingga mampu menjawab pertanyaan manusia dengan baik. Chatbot ini bekerja dengan menganalisa data-data di internet lalu memilahnya menjadi kata, frasa, dan gagasan tertentu.
Bard lalu dipasangkan teknologi model bahasa LaMDA, teknologi yang sudah dibahas sebelumnya. Chabot AI Google ini kemudian dilatih oleh ilmuwan AI, agar Bard bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan pengguna dengan baik dalam beberapa paragraf.
Pelatihan teknologi Bard, terus dilakukan secara berulang oleh ilmuwan AI Google. Bahkan menurut informasi dari Gizmochina, Sundar Pichai mengirimkan email kepada karyawaannya yang berisi perintah untuk membantu melatih Bard.
“Minggu depan, kami akan meminta setiap karyawan Google untuk membantu membentuk Bard dan berkontribusi melalui program khusus dogfooding di seluruh perusahaan,” pinta Sundar.
Dogfooding adalah istilah yang digunakan di dalam perusahaan untuk merujuk pada praktik uji coba produk yang dilakukan secara internal, sebelum produk diluncurkan. Dalam proses tersebut pria asal India itu menerima segala bentuk masukkan dari karyawan terkait Bard.
“Kami menantikan untuk menerima semua masukan Anda dalam semangat hackathon internal,” sambungnya.
BACA JUGA:
- Aplikasi Google Gboard Punya Desain Baru, Kelihatan Lebih Mewah
- Parlemen AS Takut ChatGPT Berdampak Buruk pada Keamanan Nasional
Mampukah Bard Bersaing dengan ChatGPT?
Google Bard masih belum diluncurkan ke publik, dan perusahaan belum memberikan informasi seputar tanggal peluncurannya. Meski begitu, ajang pengenalannya beberapa hari yang langsung melahirkan asumsi kalau chatbot ini digadang-gadang menjadi pesaing ChatGPT.
Memang tidak menutup kemungkinan kalau Bard akan mengalahkan ChatGPT, mengingat Bard dibangun oleh raksasa teknologi Google. Namun, ChatGPT telah mendapatkan investasi yang besar dari Microsoft.
Open AI, selaku pengembang ChatGPT mendapatkan suntikan USD 10 miliar atau Rp 152,2 triliun sehingga dana tersebut bisa digunakan untuk pengembangan ChatGPT. Terlebih ChatGPT bakal terintegrasi dengan browser Bing, Edge dan Opera.
Fakta ini yang membuat Thierry Poibeau dari lembaga penelitian Prancis CNRS menilai kalau ChatGPT selangkah lebih maju dibandingkan Bard. Alasannya karena produk tersebut sudah terlebih dahulu dirilis, serta menjadi cara baru orang-orang dalam mencari informasi.
“Alat seperti ChatGPT dapat membuat mesin telusur yang memberikan jawaban terstruktur atas pertanyaan, bukan sekadar daftar dokumen seperti yang dilakukan Google saat ini,” terang Thierry Poibeau.
BACA JUGA:
- Apa Itu ChatGPT Plus dan Cara Berlangganan, Tips Lengkap!
- Susul Browser Lainnya, ChatGPT akan Terintegrasi di Opera
Di sisi lain penulis dari situs Lifestyleasia.com, Sanika Achrekar menilai kalau Bard lebih baik dibandingkan ChatGPT. Alasannya karena informasi yang diambil oleh mesin AI Google tersebut adalah data-data terbaru dan berasal dari internet. Sedangkan ChatGPT datanya terbatas hanya pada data-data di tahun 2021 saja.
“Bard Google akan mengambil informasi dari data dan sumber yang sudah tersedia di internet, sedangkan pengetahuan data ChatGPT terbatas pada tahun 2021,” balas Sanika.
Memang terlalu awam untuk membandingkan antara Bard dan ChatGPT, karena salah satu di antara mereka belum dirilis. Biarlah nanti publik yang akan menilai sendiri terkait siapa chatbot yang paling canggih dan disukai mereka. [NM/HBS]
Nice info bos qu…
Terima kasih