Telset.id, Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memang tak suka kepada media. Merespons pemberitaan tentang pembekuan 70 juta akun Twitter pada Mei dan Juni 2018 akibat dugaan manipulasi Rusia pada Pilpres AS, Trump mengunggah cuitan.
Dilansir Daily Mail, baru-baru ini, dalam cuitan di akun Twitter pribadi, Trump membawa-bawa nama media besar di AS, yakni Washington Post dan New York Times. Trump menyebut, dua media tersebut bakal bangkrut dalam waktu tujuh tahun ke depan.
“Apakah Twitter juga akan menutup New York Times dan Washington Post, mesin propaganda Amazon, yang secara konsisten mengutip sumber anonim yang menurut saya tidak ada? Bisnis mereka akan berhenti dalam tujuh tahun mendatang,” kicau Trump menyumpahi kedua media tersebut.
Baca juga: Trump Suka ‘Nge-tweet’ Nyelekit, Begini Kata CEO Twitter
Dalam pidatonya pada Kamis (5/7/2018), Trump menyebut wartawan benar-benar tidak jujur dan benar-benar orang jahat dalam menulis berita. “Saya melihat cara mereka menulis. Mereka sangat tidak jujur meski tidak semua wartawan begitu,” cetus Trump.
Twitter is getting rid of fake accounts at a record pace. Will that include the Failing New York Times and propaganda machine for Amazon, the Washington Post, who constantly quote anonymous sources that, in my opinion, don’t exist – They will both be out of business in 7 years!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) July 7, 2018
“Sulit dipercaya ketika saya mengatakan hal itu. Saya benci mengatakannya. Tetapi, saya harus melakukannya. Sekitar 75 persen wartawan benar-benar tidak jujur. Ya, benar-benar tidak jujur. Mereka palsu,” tambah Trump.
Baca juga: Blokir Pengguna Twitter, Donald Trump Ditegur Pengadilan
Trump tak cuma kontroversial di dunia nyata. Di dunia maya sosoknya selalu menjadi pergunjingan. Di Twitter, ia tak satu dua kali saja mencuit pernyataan “nyelekit” yang memancing kritik pengguna lain.
Hakim Pengadilan Distrik AS, Naomi Reice Buchwald, bahkan sempat mengeluarkan keputusan tegas. Ia menyatakan bahwa Trump telah bertindak melanggar kebebasan demokrasi karena memblokir pengguna Twitter yang mengkritik kebijakannya.
Saat berkunjung ke Sidney, Australia, akhir pekan lalu, CEO Twitter, Jack Dorsey, sempat membahas soal sepak terjak Trump. Menurutnya, apapun yang dilontarkan oleh Trump via Twitter sangatlah penting. Publik bisa mengetahui langsung pemikiran Trump.
“Kehadiran pemimpin negara di Twitter membuat pengguna bisa tahu ataupun mempertanyakan soal kebijakan. Pengguna boleh tidak setuju. Silakan berkomentar. Seperti itulah fungsi media sosial,” ujar Dorsey kepada para hadirin, dilansir CNET.
Baca juga: Tak Peduli Keamanan, iPhone Donald Trump Rawan Diretas
Dalam pandangan Dorsey, Trump memiliki pendekatan yang berbeda dibanding pemimpin dunia lain. Sebab, Trump cenderung mengeluarkan opini pribadi lewat Twitter. “Perilakunya tidak berubah sejak bergabung dengan Twitter. Ia konsisten,” imbuhnya. [SN/HBS]
Sumber: Dailymail