Telset.id, Jakarta – Toko swalayan Carrefour di Eropa mengadopsi teknologi blockchain untuk memastikan kesegaran ayam, telur, dan tomat yang dipasok dari petani. Menurut Carrefour Secretary General, Laurent Vallee, pemanfaatan teknologi blockchain berguna untuk menjamin sistem rantai pasokan Carrefour.
“Bagi Carrefour, jika terjadi krisis, dengan teknologi blockchain bisa melacak dan menjelaskan semua hal tentang produk,” katanya, dikutip Telset.id dari Reuters, Rabu (10/10/2018).
Baca Juga: Finney, Ponsel Pertama di Dunia dengan Teknologi Blockchain
Teknologi blockchain yang digunakan perusahaan ini dikembangkan oleh IBM. Rencananya, teknologi bernama IBM Food Trust itu akan digunakan Carrefour untuk 300 produk segar lainnya di seluruh dunia pada tahun 2022 mendatang.
Mereka melakukannya untuk memastikan rantai pasokan produknya aman dan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen.
Baca Juga: Indonesia Harus Siap Implementasi Teknologi Blockchain
IMB Food Trust sendiri merupakan teknologi yang memungkinkan perusahaan terkait untuk melacak dan mengetahui informasi mengenai produk. Mulai dari penanaman, pemrosesan, hingga pengiriman.
IBM mengklaim, teknologi blockchain mereka dapat menghemat waktu pemeriksaan kelayakan produk yang kerap menghabiskan waktu berhari-hari hingga beberapa minggu, menjadi hanya dalam hitungan detik saja.
Baca Juga: Sempat Menolak, Facebook Malah Mainan Blockchain
Teknologi ini dipasarkan IBM dengan harga USD 212 ribu atau setara dengan Rp 3,2 miliar. Selain Carrefour, IBM Food Trust juga telah diimplementasi oleh berbagai toko ritel maupun perusahaan logistik untuk menjamin sistem rantai pasokan mereka.
Seperti Smithfield Foods yang memproses daging babi. Walmart yang menggunakannya untuk pemasok sayuran, sampai Unilever, Tyson Foods, hingga Nestle juga sudah menggunakannya. (BA/FHP)