Telset.id, Jakarta – Saat ini teknologi blockchain sudah mulai diimplementasi di berbagai negara maju. Lewat teknologi ini, sebuah negara mampu memudahkan berbagai proses di banyak sektor seperti perbankan, kesehatan, pemerintahan hingga supply chain management.
Lantas apakah Indonesia sudah siap mengimplementasi teknologi yang jadi inti dari mata uang digital, Bitcoin ini? Menurut Direktur Computrade Technology International (CTI), Rachmat Gunawan, Indonesia mau tidak mau harus segera implementasi teknologi ini agar tak ketinggalan dari negara lainnya.
“Indonesia harus memulai untuk implementasi teknologi terbaru agar tidak ketinggalan. Kita harus gunakan (teknologi clockchain) agar tidak ketinggalan dengan negara lainnya,” katanya di acara konferensi pers Kickoff CTI IT Insfrastructure Summit 2018, di Jakarta, Selasa (20/02/2018).
Namun menurutnya, implementasi teknologi blockchain di Indonesia akan cukup sulit dilakukan. Ada beberapa sebabnya, salah satunya adalah tantangan cukup besar yang akan dihadapi oleh instansi atau enterprise yang akan mengadopsi teknologi tersebut.
“Banyak challenge di berbagai sisi seperti teknologi, perubahan pada bisnis model dan juga ekosistemnya, dan lainnya. Banyak sekali tantangannya, gak gampang,” jelasnya.
[Baca juga: Ini 10 Prediksi Perkembangan Cryptocurrency Bitcoin]
Meski terlihat sulit untuk dilakukan, Indonesia sendiri sebenarnya telah memulai mengimplementasi teknologi blockchain. Salah satu buktinya adalah Pos Indonesia yang telah gunakan teknologi blockchain pada sistemnya bernama Digiro.in. Lewat sistem ini, Pos Indonesia menyediakan berbagai layanan seperti multicurrency.
“Pos Indonesia salah satu contoh yang telah gunakan teknologi blockchain,” ungkap Rachmat.
Blockchain sendiri merupakan teknologi yang yang dinilai mampu mengubah konsep teknologi transaksi dan pertukaran informasi. Sifatnya yang terdesentralisasi membuat blockchain menjadi teknologi yang diklaim sangat aman, efisien dan mudah digunakan. (FHP)
