JAKARTA – Seminggu terakhir ini kita dihebohkan dengan kabar yang menyebutkan aplikasi i-Doser sebagai narkoba digital, yang dapat membuat orang yang mendengarnya terkena efek seperti menggunakan narkoba dan bahkan menjadi kecanduan. Benarkah, dan apa sebenarnya i-Doser?
i-doser sebenarnya adalah sebuah produk musik binaural yang didengar penggunanya dan dapat menstimulasi otak melalui gelombang suara. Dampaknya, orang yang mendengarkan suara tersebut akan mabuk seperti sedang menggunakan narkoba.
Dengan memilih “dosis” yang tepat, maka gelombang suara yang masuk ke kuping akan mempengaruhi kerja otak. Penggunanya kerap kecanduan mendengarkan alunan suara musik binaural yang mengalun, sehingga membuat mereka merasa kecanduan.
Aplikasi i-Doser semakin dicurigai sebagai sebuah narkoba digital karena memajang nama-nama narkotika seperti i-Doser coccain, i-Doser heroin, Helium, Zero Gravity, Free Falling, Trip Mind of Journey, dan Ecstasy Uncontrollable. Aplikasi i-Doser sendiri dapat dengan mudah didapat, karena hanya tinggal mendownload ke smartphone berbasis Android ataupun iOS.
Aplikasi ini sebenarnya bukan barang baru. Karena aplikasi i-Doser sudah muncul sejak tahun 2005 lalu, hanya saja kini kembali muncul. Aplikasi ‘narkoba digital’ ini sebelumnya sudah pernah membuat heboh sekolah di Amerika dan beberapa negara lain pada tahun 2010 lalu.
Seperti dilansir News.com, beberapa murid sekolah di Mustang High School, Oklahoma dilaporkan tengah mabuk setelah mendengarkan i-Doser. Namun saat itu pihak kepolisian setempat sempat meragukan laporan tersebut, meski tetap melakukan investigasi.
Namun pihak kepolisian akhirnya tidak bisa menangkap dan menindak para siswa sekolah itu, karena i-Doser dianggap bukan masuk kategori narkotika dan obat-obatan terlarang. Aplikasi ini dinilai hanyalah gelombang suara yang mengalun secara berulang.
Lantas benarkah i-Doser merupakan narkoba digital?
Next