Telset.id, Jakarta – Menurut hasil survei, pengguna memilih cuek atau tidak perduli apakah Apple akan menggunakan teknologi 5G di iPhone 12 atau nggak. Survei melibatkan 1.750 orang dewasa di Amerika Serikat (AS).
Rumor menyebut bahwa satu fitur di iPhone 12 adalah dukungan konektivitas 5G. Beberapa analis percaya bahwa kehadiran fitur tersebut bakal membantu meningkatkan penjualan iPhone di pasar global, terutama China.
Namun, sesuai survei yang dilakukan oleh Decluttr, pengguna ternyata tak peduli soal keberadaan fitur 5G di iPhone 12. Mereka pilih cuek apakah Apple akan menghadirkan fitur konektivitas 5G di iPhone 12 atau tidak.
{Baca juga: Wiihh!! Caviar Sulap iPhone 12 Terbaru Jadi Mirip Apple I}
Menurut laporan Ubergizmo, seperti dikutip Telset.id, Sabtu (3/10/2020), survei terhadap 1.750 responden di AS menemukan fakta bahwa hanya 42 persen pengguna yang berniat membeli iPhone 12 berjaringan 5G.
Lucunya, mereka bahkan tidak tahu bahwa iPhone 12 kemungkinan akan hadir dengan konektivitas 5G. Masih merujuk hasil survei, 28 persen pengguna mengira kalau iPhone yang sekarang dimiliki sudah berfitur 5G.
Dengan kata lain, Apple tidak perlu membuang-buang waktu untuk memperkenalkan fitur 5G di iPhone. Apalagi, di pasar global sudah banyak perangkat berbasis Android sudah mengaplikasikan fitur konektivitas 5G.
{Baca juga: Spesifikasi dan Harga Hp Apple Terbaru}
Meski demikian, hasil survei Decluttr belum mewakili semua pengguna iPhone. Anda sendiri bagaimana? Apakah 5G menjadi alasan bagi Anda untuk berencana ganti ke iPhone 12? Ataukah Anda punya alasan lain?
Pengguna Apple Percaya iPhone Dukung 6G
Masih berdasarkan survei dari Decluttr, rupanya para Apple Fanboy percaya iPhone yang mereka gunakan telah mendukung teknologi 6G.
Decluttr menyatakan bahwa 16% dari pengguna malah percaya iPhone yang mereka gunakan sudah mendukung jaringan 6G yang bahkan sama sekali belum hadir.
{Baca juga: Survei: Apple Fanboy Percaya iPhone Dukung Teknologi 6G}
Selain itu, Decluttr pun mengungkapkan hasil survei mereka soal upgrade ponsel. Pengguna smartphone biasanya membeli ponsel baru setiap satu (24%) hingga dua tahun (22%).
Ganti smartphone akan dilakukan karena kebutuhan, bukan soal adanya fitur baru yang inovatif. Mereka akan upgrade saat ponsel rusak (48%), ketika smartphone rusak tapi tidak dapat diperbaiki (41%), dan saat ponsel mereka sudah dianggap harus diganti (37%). (SN/MF)