Telset.id, Jakarta – Rekaman suara atau voice note berisi percakapan anggota Front Pembela Islam (FPI) ketika bentrok dengan polisi viral di media sosial. Diduga rekaman tersebut menggunakan Aplikasi Push to Talk (PTT) voice note.
Seperti diketahui pada Senin kemarin (07/12/2020), terjadi bentrokan antara FPI dan polisi di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek, Jawa Barat. Kejadian ini memakan korban jiwa yakni 6 orang anggota FPI atau lebih tepatnya pengawal Habib Rizieq Shihab.
Keenam orang tersebut adalah Andi Oktiawan (33), Faiz Ahmad Syukur (22), Ahmad Sofiyan alias Ambon (26), Muhammad Suci Khadavi (21), Lutfi Hakim (26), dan Muhammad Reza (20).
Kasus ini menimbulkan misteri karena hingga kini belum ada rekaman CCTV yang merekam aksi yang terjadi pada senin dini hari tersebut. Hanya ada voice note yang menjadi barang bukti polisi kalau ada rencana FPI untuk menyerang polisi.
Dalam konferensi pers pada Senin (07/12/2020) Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat menjelaskan bahwa rekaman voice note telah menunjukan adanya adalah upaya penyerangan FPI ke polisi.
Anggota FPI yang mengawal Habib Rizieq diduga mencoba memepet kendaraan milik anggota polisi.
{Baca juga: Akun Twitter FPI Diblokir, Dianggap Langgar Aturan}
“Voice note itu bagaimana ceritanya sudah sangat diketahuinya oleh yang bersangkutan (laskar khusus) bahwa itu anggota kita dan kemudian tetap dilakukan upaya-upaya penyerangan oleh pihak mereka,” kata Tubagus.
“Itu nyata dan tidak dikarang- karang, terlihat, terdengar di dalam voice note tersebut. Itu fakta-faktanya,” sambung Tubagus.
Selain barang bukti voice note, polisi juga menemukan barang bukti berupa senjata api dan senjata tajam yang ditemukan polisi di lokasi kejadian.
Rekaman Voice Note FPI Viral di Internet
Rekaman voice note yang jadi barang bukti polisi diduga tersebar di internet. Salah satu akun yang menyebarkan rekaman tersebut adalah akun @sirajapadoha yang memposting beberapa rekaman yang diduga suara anggota FPI.
Rekaman tersebut berisi percakapan suara beberapa orang dan ada suara yang berisi perintah untuk memepet sebuah mobil dengan merek Avanza.
“Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat mengatakan, PENYIDIK MENGANTONGI BARANG BUKTI rekaman suara (Voice Note) adanya PERCAKAPAN rencana dari Laskar Khusus Ormas iLegal FPI utk MENYERANG Polisi,” tulis @sirajapadoha.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat mengatakan, PENYIDIK MENGANTONGI BARANG BUKTI rekaman suara (Voice Note) adanya PERCAKAPAN rencana dari Laskar Khusus Ormas iLegal FPI utk MENYERANG Polisi.https://t.co/2mqBuI2I0A
🎬 (1). pic.twitter.com/p2hQVZ86Ox
— 👁 Hasian 👀 (@sirajapadoha) December 10, 2020
Hingga saat ini belum dijelas aplikasi apa yang digunakan oleh anggota FPI pada peristiwa kemarin. Yang jelas rekaman tersebut menggambarkan situasi saat kejadian 6 laskar FPI sebelum meninggal dunia.
Teknologi Voice Note
Kontroversi voice note FPI menjadi teknologi voice menjadi perbincangan. Sekedar informasi voice note adalah teknologi yang memungkinkan pengguna untuk merekam suara untuk kemudian dibagikan sebagai pesan kepada pengguna lain.
Teknologi voice note ditemukan dan dipatenkan oleh John Cayton dan Gordon Matthews melalui perusahaan bernama Voice Message Express (VMX) inc di tahun 1979. Dilansir dari American Profile, teknologi itu lalu dipatenkan pada tahun 1982.
John dan Gordon lalu menjual hak paten tersebut ke berbagai perusahaan seperti 3M,Kodak,American Express,Intel,Hoffman La Roche,Corning Glass, ARCO,Shell Canada, Zenith Data Systems, dan Westinghouse.
Ketika itu voice note dikembangkan dan menghasilkan dua sistem voice note yang berbeda.
Pertama voice note yang dilakukan berbasis teknologi komputer dan voice note berbasis penyedia layanan. Sistem dengan teknologi komputer terdapat di saluran telepon dimana sistem memungkinkan untuk merekam dan memutar voice note.
Sedangkan sistem voice note berbasis penyedia layanan dibangun secara khusus oleh perusahaan untuk menunjang komunikasi internal perusahaan. Seiring perkembangan aplikasi dan smartphone, muncul fitur voice note di aplikasi pesan singkat.
Berbeda dengan pendahulunya, voice note di aplikasi pesan singkat seperti WhatsApp tidak hanya bisa dikirim oleh ke sesama pengguna atau grup chat.
Namun voice note juga bisa diunduh dan diedit untuk menjadi konten audio visual seperti voice note FPI yang tersebar di media sosial.
Kemudian voice note juga dilindungi dengan enkripsi end-to-end sehingga lebih aman dari upaya peretasan. Lalu voice note juga hadir di aplikasi Push to Talk (PTT) dimana alur pengiriman voice note menjadi layaknya pesan di perangkat walkie talkie.
Aplikasi PTT Voice Note
Kasus rekaman voice note FPI menimbulkan berbagai spekulasi mengenai aplikasi apa yang digunakan anggota FPI. Salah satu aplikasi yang diduga dipakai oleh anggota FPI adalah aplikasi Push to Talk (PTT).
Aplikasi Push to Talk (PTT) Voice Note adalah jenis aplikasi yang mampu memberikan layanan pesan suara dengan cepat dan efisien. Pengguna cuma cukup menekan tombol virtual di layar dan suara bisa didengar oleh beberapa pengguna aplikasi PTT lainnya.
Aplikasi ini seolah dapat mengubah smartphone menjadi walkie talkie dan bisa digunakan oleh banyak pengguna. Cara menggunakannya, pengguna dapat membuat semacam group sehingga voice note yang masuk dapat didengar oleh pengguna yang terdaftar.
Aplikasi PTT Voice Note memungkinkan pengguna berbicara satu arah dengan satu lawan berbicaranya atau lebih dengan menekan satu tombol untuk memulai percakapan sehingga terbentuk paket suara.
Biasanya aplikasi PTT Voice Note digunakan untuk menunjang kegiatan tim misalnya saat menjadi panitia sebuah acara atau pengawalan seperti kasus FPI. Alasannya Anda dapat memberikan pesan suara kepada banyak anggota tim sehingga komunikasi lebih mudah.
Dilansir dari Aina PTT, dijelaskan bahwa aplikasi PTT memanfaatkan melalui Internet Protocol Address atau alamat IP sehingga dapat mengirimkan pesan suara ke satu orang atau banyak orang.
{Baca juga: Habib Rizieq Shihab Pulang Jadi Trending Topic Twitter}
Sayangnya karena menggunakan internet maka aplikasi PTT Voice Note sangat bergantung pada kualitas jaringan 4G sehingga komunikasi bisa saja terganggung ketika jaringan lemah maka perpindahan pesan akan terganggung.
Di dunia saat ini dikenal beberapa aplikasi PTT, yakni Zello Walkie Talkie, Two Way : Walkie Talkie, Modulo PTT Walkie Talkie dan Intercom. Aplikasi tersebut digunakan puluhan juta pengguna di seluruh dunia. Apakah Anda sudah memakainya juga? [NM/HBS]