Telset.id, Jakarta – Garmin baru-baru ini bekerja sama dengan para ilmuwan dari berbagai universitas dan institusi penelitian di seluruh dunia untuk meneliti potensi smartwatch untuk deteksi virus corona atau Covid-19.
Melalui kerja sama ini, Garmin dan para ilmuwan mengkaji potensi smartwatch Garmin sebagai perangkat yang dapat membantu masyarakat untuk mengidentifikasi, melacak, dan memantau virus corona.
Penelitian smartwatch itu hadir dari dua premis sederhana. Pertama, peningkatan detak jantung sebagai tanda awal dari common cold (selesma), flu atau Covid-19. Kedua, smartwatch Garmin memiliki fitur pemantau detak jantung berbasis pergelangan tangan.
{Baca Juga: Garmin Instinct Tactical Edition, Smartwatch untuk Petualang}
Dengan menggabungkan dua hal tersebut, perangkat akan sangat membantu masyarakat untuk mendeteksi dini atas indikasi awal infeksi virus. Dalam penelitian ini, Garmin ingin menganalisa lebih lanjut potensi perangkat agar dapat memberikan manfaat di tengah kondisi sekarang.
Turut berpartisipasi dalam beberapa studi internasional, Garmin memberikan informasi bagaimana pengguna smartwatch dapat berkontribusi dalam penelitian terkait virus corona tersebut.
Dalam keterangan resmi yang diterima Telset.id pada Selasa (19/05/2020), Garmin membutuhkan data kesehatan pengguna untuk kemudian dimanfaatkan dalam penelitian. Garmin sendiri berpartisipasi dalam studi yang dilakukan oleh Duke University.
Dalam penelitian yang disebut Covidentify, Gamrin ingin memperlambat penyebaran Covid-19. Data tersebut bisa membantu peneliti dalam mempelajari bagaimana detak jantung dan gerakan pengguna terpengaruh Covid-19.
Selain itu, data-data ini pun bisa dipelajari untuk melacak penyebaran Covid-19, mendapati saat seseorang mungkin rentan tertular, dan yang mempunyai resiko tertinggi saat terinfeksi.
{Baca Juga: Trio Smartwatch Garmin Dijual di Indonesia, Segini Harganya}
“Garmin mendorong penggunanya untuk menautkan data pada smartwatch-nya ke studi ini untuk membantu para peneliti,” jelas Garmin.
Saat jantung berdetak lebih cepat dari biasanya, hal tersebut bisa menjadi tanda seseorang terserang demam, flu, infeksi virus bahkan Covid-19. Penelitian dari Scripps Research Detect berusaha untuk mencari tahu apakah perubahan pada denyut jantung, aktivitas dan kualitas tidur pada individu, dapat menjadi indikasi awal dari penyakit seperti Covid-19.
{Baca Juga: Garmin Venu Punya Layar AMOLED dan Baterai Awet}
Dalam penelitian ini, pengguna dapat ikut berpartisipasi melalui aplikasi MyDataHelps yang akan memandu mereka untuk memberikan persetujuan, menyinkronkan perangkat dan memasukkan data pribadi yang dibutuhkan dalam aplikasi.
Melalui data tersebut , para ilmuwan berharap dapat mengidentifikasi kemungkinan munculnya penyakit seperti influenza pada pengguna dan memberikan langkah-langkah untuk menanggulangi wabah tersebut. (HR/MF)