Telset.id, Jakarta – Sekelompok ilmuwan NASA menggunakan data yang dianalisis ulang dari teleskop luar angkasa Kepler untuk menemukan planet baru ekstrasurya seukuran Bumi yang mengorbit di zona layak huni.
Untuk keperluan misi badan antariksa, zona layak huni berarti area di sekitar bintang di mana sebuah planet dapat mendukung air. Kawasan tersebut berpotensi untuk mendukung bentuk kehidupan lainnya.
{Baca juga: NASA Temukan Bukti Planet Mars “Punya” Kehidupan}
Menurut laporan New York Post, seperti dikutip Telset.id, Minggu (19/4/2020), ilustrasi NASA menunjukkan seperti apa tampilan Kepler-1649c dari permukaan. Gambar yang dihasilkan ternyata lumayan menakjubkan.
Planet baru itu ditemukan ketika para ilmuwan memeriksa pengamatan yang lebih tua dari Kepler, yang pensiun pada 2018. Pasalnya, pencarian sebelumnya menggunakan algoritma komputer salah mengidentifikasinya
“Para peneliti yang meninjau data Kepler melihat tanda tangan kedua dan mengenalinya sebagai sebuah planet,” kata NASA dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh jurnal astronomi maupun media di AS.
Menurut NASA, dunia jauh yang berjarak 300 tahun cahaya dari Bumi tersebut paling mirip dengan planet asal kita. Area itu mendekati Bumi, baik dalam hal ukuran maupun perkiraan suhu. Apalagi, di sana mendukung air.
Sayang, belum ada penjelasan lebih lanjut dari para ilmuwan mengenai zoba temuan yang layak huni tersebut. NASA dilaporkan masih melakukan pengamatan lebih lanjut secara terukur untuk memastikan kelayakannya.
Sebelumnya, rencana NASAuntuk melakukan perjalanankembali ke Bulan pada 2024 melalui program Artemis terancam ditunda karena virus Corona atau Covid-19. Sistem perangkat keras NASA yang akan digunakan untuk perjalanan ke Bulan telah ditangguhkan.
Pada 19 Maret 2020, Administrator NASA, Jim Bridenstine mengumumkan, masing-masing Michoud Assembly Facility serta Stennis Space Center di New Orleans dan Mississippi akan pindah ke tahap 4, efektif per 20 Maret 2020.
{Baca juga: Perjalanan NASA ke Bulan Ditunda Karena Wabah Corona}
Kebijakan itu otomatis menutup semua fasilitas dan memaksa semua staf bekerja secara jarak jauh. Tim NASA dan kontraktor akan menempatkan semua perangkat keras dalam kondisi aman sampai pekerjaan dapat dilanjutkan.
“Setelah semuanya selesai, para personel yang diizinkan di lokasi akan terbatas. Tujuannya untuk melindungi kehidupan dan infrastruktur kritis,” kata Bridenstine dalam rilis di situs NASA, seperti dilansir New York Post.
Awal pekan ini, dikutip Telset.id, Selasa (24/03/2020), NASA memindahkan seluruh agen ke tahap 3, yang masih memungkinkan para personel muncul. Namun, Bridenstine mengatakan, perubahan status akhirnya diputuskan. [SN/HBS]