Telset.id, Jakarta – Presiden RI Joko Widodo akan menggantikan PNS Eselon III dan IV dengan teknologi AI alias Artificial Intelligence. Alasannya karena Presiden Jokowi ingin membuat birokrasi pemerintah menjadi lebih ringkas dan pelayanan bisa cepat selesai.
Jokowi telah memerintahkan menteri di kabinetnya untuk mengganti PNS eselon III dan IV dengan teknologi AI. Menurutnya dengan mengganti pejabat dengan teknologi AI maka layanan birokrasi pemerintah bisa lebih cepat.
“Saya telah memerintahkan para menteri untuk mengganti pejabat PNS eselon III dan IV dengan AI karena birokrasi kita akan lebih cepat dengan AI, tetapi itu akan tergantung pada undang-undang omnibus,” kata Presiden Jokowi.
Dia mengatakan kecerdasan buatan akan hadir untuk menggantikan pos pelayanan sipil. Namun, dia tidak merinci bagaimana pemerintah akan menjalankan rencana tersebut. Kehadiran AI nantinya juga diiringi dengan pemangkasan tingkat jabatan eselon dari 4 tingkatan menjadi 2 tingkatan saja.
{Baca juga: Jokowi Tunjuk Johnny G. Plate Sebagai Menkominfo}
Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan mendorong pendaftaran online dan kebijakan peta tunggal sebagai bagian dari inisiatifnya untuk menggunakan AI dalam pekerjaan yang terkait dengan pemerintah.
“Salah satu cara kita akan menggunakan AI adalah selama proses pendaftaran, misalnya, kita akan menyederhanakan izin bangunan. Perizinan akan didasarkan pada pendekatan berbasis risiko,” tutur Airlangga.
Memang teknologi kecerdasan buatan lambat laun akan menggantikan manusia. Sebelumnya Menkominfo Kabinet Kerja, Rudiantara sempat mengatakan bahwa pekerjaan yang sifatnya repetitif atau pengulangan bisa tergantikan dengan AI. Contoh nyata yang mulai terjadi adalah pada layanan Costumer Service.
“Sesuatu yang sifatnya repetitif itu bisa digantikan dengan AI dengan mudah. Kalau kita lihat bank itu sekarang sudah pakai chatbot, ga pakai lagi customer service gitu loh,” ujar Rudiantara.
Namun masih banyak pekerjaan yang belum dapat digantikan oleh teknologi AI. Misalnya saja profesi wartawan khususnya mereka yang selalu melakukan investigasi untuk menulis sebuah laporan berita.
“Kalau wartawan reporter gitu-gitu aja ya bisa digantikan. Tapi kalau wartawannya lebih dalam Fokus ke wartawan investigatif itu tidak bisa digantikan oleh teknologi AI. Jadi harus ada sesuatu yang spesifik,” tambah Rudiantara.
{Baca juga: Rudiantara: Pekerjaan yang Repetitif Akan Digantikan AI}
Pemerintah pun telah mengantisipasi hal tersebut, lewat program kartu Pra Kerja. Tujuan dari program tersebut adalah melatih mereka yang belum bekerja agar dapat bekerja sesuai kebutuhan dunia kerja saat ini.
“Untuk menyiapkan juga masyarakat Indonesia yang belum bekerja, belum masuk ke dunia kerja nanti diberi pelatihan, bahkan bisa memilih pelatihan-pelatihannya yang cocok. Bisa offline , bisa online,” kata Rudiantara. [NM/HBS]
kunjungi situs kami ya kak, untuk mendapatkan informasi lengkap seputar teknologi https://teknoic.com