Telset.id, Jakarta – Di kalangan pasangan muda, biasanya muncul komitmen yang menyatakan bahwa “milik saya adalah milik kamu”. Akibat dari komitmen tersebut, pasangan generasi millennial dan Gen Z suka saling berbagi password biometrik seperti sidik jari atau Face ID supaya bisa mengakses smartphone masing-masing.
Seperti diketahui, iPhone ataupun smartphone Android mulai banyak mengadopsi teknologi keamanan berbasis biometrik.
Mereka sadar, bahwa pengguna muda lebih nyaman mengakses smartphone lewat satu proses mudah, daripada menggunakan password tradisional seperti pattern, PIN, dan lainnya.
Dikutip Telset.id dari CNBC, Senin (12/11/2018), dengan keberadaan opsi menyimpan beberapa sidik jari atau identitas wajah, pasangan akhirnya saling berbagi ruang untuk memudahkan mereka mengakses smartphone masing-masing.
“Berbagi sidik jari ponsel menunjukkan kepercayaan antara dua orang,” kata Emma Clarke, perempuan berusia 24 tahun yang tinggal di New York City, Amerika Serikat. Ia sendiri mengaku sudah bertukar sidik jari biometrik dengan sang kekasih agar saling bisa mengakses smartphone.
Sebagian besar pasangan muda di New York City memang menerapkan kebijakan serupa dengan Clarke dalam mengakses gadget. Namun demikian, hal serupa tidak berlaku bagi pasangan yang berusia di atas 30 tahun, yang cenderung mengutamakan privasi.
Memang, teknologi untuk mengunci smartphone terus berubah. Selain sandi berupa PIN, password, dan pattern, ada juga sensor sidik jari. Namun, meski sudah ada teknologi keamanan berbasis pengenalan wajah, pemindai sidik jari tetap mendominasi smartphone terbaru saat ini.
Karena kepopulerannya, akhirnya teknologi pemindaian sidik jari ditingkatkan agar bisa disematkan di dalam layar smartphone. Itu artinya, pemindai tak lagi menggunakan tombol fisik yang biasanya berada di bawah layar atau menempel di punggung ponsel. (SN/FHP)