Telset.id, Jakarta – Regulasi keras pemerintah China yang menyetop peluncuran game anyar belum lama ini ternyata berimbas langsung terhadap kemerosotan pendapatan produsen game online. Salah satunya adalah Tencent Holdings.
Dilaporkan bahwa harga saham Tencent anjlok menjadi HKUS $ 323,20 atau sekitar Rp 614 ribuan dari HKUS $ 406 atau mencapai Rp 772 ribuan pada akhir 2017.
Untuk mengantisipasi kemerosotan lebih dalam, Tencent berencana melakukan restrukturisasi perusahaan yang diumumkan pekan ini.
Seperti dilansir Channel News Asia, Senin (1/10/2018), rencana ini merupakan restrukturisasi pertama raksasa internet China itu dalam enam tahun terakhir. Lalu apa saja yang direstrukturisasi?
Baca juga: Amerika Turunkan Tarif Impor Produk Teknologi China?
Pertama, perusahaan asal Shenzen ini bakal mengkonsolidasikan tiga grup bisnis konten ke dalam satu unit dan membuat grup baru untuk cloud dan industri cerdas.
Upaya ini diharapkan bisa meningkatkan penawaran data berbasis cloud untuk klien korporat, menyaingi Grup Alibaba dan meningkatkan kemampuan penawaran kontennya untuk berbagai layanan seperti WeChat, musik, permainan dan hiburan lainnya.
“(Tencent akan) mengeksplorasi lebih jauh integrasi sosial, konten dan teknologi yang lebih sesuai untuk tren masa depan dan mempromosikan peningkatan dari internet konsumen ke internet industri” kata Tencent dalam pengumuman resmi mereka.
Selain itu, perusahaan ini akan membentuk komite teknologi untuk membantu memperkuat penelitian dan pengembangannya, sembari mendorong kolaborasi dan inovasi.
Tencent didirikan pada 1998 dan melakukan go public alias menawarkan saham perdananya (IPO) pada 2004 hingga 2018. Nilai sahamnya telah melonjak lebih dari 88 kali setelah IPO dengan puncak nilai pasar sebesar US $ 578 miliar atau mencapai Rp8.613 triliun pada Januari tahun ini.
Baca juga: China Bakal Batasi Jumlah Game Online, Kenapa?
Pundi-pundi uangnya sebagian besar disokong oleh bisnis game online, dengan judul paling populernya adalah PlayerUnknown’s Battlegrounds Mobile (PUBG Mobile). Tetapi otoritas China belum menyetujui pembelian game yang bisa menyumbang pendapatan untuk Tencent.
Walaupun bisnis utama Tencent adalah video game, tetapi perusahaan ini juga memiliki WeChat, jejaring sosial China yang sudah memiliki lebih dari 1 miliar pengguna. [
Sumber: Channelnewsasia