Telset.id, Jakarta – XL Axiata meluncurkan obligasi dan sukuk ijarah masing-masing Rp 5 triliun atau total Rp 10 triliun dalam waktu 2 tahun hingga 2020. Ini merupakan langkah perusahaan untuk menghimpun dana untuk fokus berekspansi di luar Pulau Jawa.
Direktur Keuangan XL Axiata Mohamed Adlan menjelaskan surat utang tersebut tidak akan diluncurkan serentak, melainkan dibagi dalam beberapa tahap.
Pada tahap pertama, perusahaan asal Malaysia ini akan merilis obligasi dan sukuk ijarah masing-masing Rp 1 triliun atau total 2 triliun.
“Dana ini untuk membangun infrastruktur di luar kota. Kalau dilihat ekspansi dari 2-3 tahun lalu, kami akan terus berekspansi ke luar Jawa di tahun ini dan di tahun yang akan datang,” ujar Adlan dalam acara Investor Gathering XL Axiata di kantornya, Jakarta, Kamis (13/9/2018).
Baca juga: XL Axiata Dorong Terciptanya Solusi Digital untuk Kaum Difabel
Dia optimistis obligasi ini akan diserap oleh investor karena kinerja perusahaan yang terus moncer beberapa tahun belakangan ini ketimbang perusahaan kompetitor di bidang bisnis yang sama.
Strategi meluncurkan sukuk ijarah diharapkan bisa menarik investor muslim yang mencari investasi syariah atau menginginkan alternatif investasi diluar obligasi biasa.
“Dari ebitda (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortosasi) ada cash growth sebesar 8% di tahun ini. Dari segi aset tumbuh 3% tahun lalu dan rata-rata debt kini dibawah 2%, semain membaik kedepan,” jelas Adlan.
Selain untuk mendorong laju ekspansi, upaya penghimpunan dana tersebut juga dialokasikan untuk mengembangan bisnis layanan data. Saat ini bisnis layanan data merupakan kontributor terbesar dan pendorong pertumbuhan perusahaan, yang angkanya mencapai 78 persen.
“Dari data kami tahun 2017 pendapatan data mencapai 61% dan 2018 tumbuh 20%. Kontribusi data rata-rata adalah 78% (terhadap total pendapatan) atau lebih besar dibandingkan operator-operator lain yang berkisar antara 50-60%,” kata dia.
Baca juga: Kejar Target Pascabayar, XL Axiata Gandeng Maudy Ayunda
Kendati cukup optimistis, namun Adlan belum berani mematok waktu peluncuran obligasi dan sukuk ijarah tahap selanjutnya. Pasalnya pihaknya masih memantau situasi pasar hingga dianggap siap menyerap kedua jenis surat utang tersebut.
“Saat ini pasar tertekan, jadi kami luncurkan Rp 2 triliun dulu. Selama kedepan pasar membaik nanti kami akan luncurkan obligasi dan sukuk ijarah. Banyak investor yang cari sukuk juga karena syariah compliant,” pungkas dia. [WS/HBS]