Telset.id – Smartphone dengan fungsi dual camera sekarang sedang menjadi trend. Berbagai brand berlomba-lomba untuk me-release produk smartphone mereka dengan kamera ganda.
Kamera ganda ini bisa disematkan sebagai kamera utama di bagian belakang, atau sebagai kamera selfie di bagian depan. Para pengguna smartphone seakan-akan digiring untuk berasumsi kalau smartphone dengan kamera ganda adalah trend kekinian, dan kamera ganda lebih baik dari kamera yang hanya memiliki satu lensa.
Sebenarnya apa fungsi dual camera pada smartphone, dan kelebihan apa yang ditawarkan akan kita bahas lebih dalam di sini.
{Baca Juga: Cara Mudah Scan Dokumen Pakai Kamera Smartphone}
Fungsi Dual Kamera pada Smartphone
Pada dasarnya, kamera pada smartphone memang semakin lama dituntut penggunanya untuk semakin hebat, bahkan kualitas kamera smartphone sampai sekarang tetap menjadi faktor utama orang memilih sebuah smartphone. Makanya banyak brand berlomba-lomba menyatakan diri sebagai pembuat smartphone dengan kamera yang hebat.
Meski begitu, keterbatasan ukuran, ruang, dan bentuk smartphone, membuat kamera pada smartphone sulit untuk menyamai kamera profesional seperti DSLR.
Walau banyak brand yang terkadang terlalu berani menyebut kamera smartphone mereka mengungguli DSLR, namun sejatinya kamera smartphone dan teknologinya berkembang cukup jauh saat ini untuk menghasilkan gambar-gambar yang bisa dikatakan sudah mencapai taraf sangat bagus.
Keterbatasan ukuran lensa, besar sensor kamera, dan jarak antar lensa ke sensor, membuat para pengembang smartphone mencari cara lain untuk meningkatkan hasilnya, salah satunya dengan menggunakan dual camera.
Ada 3 macam konfigurasi dual camera yang saat ini digunakan berbagai brand smartphone, yang masing-masing berbeda fungsinya. Jadi para calon pengguna dual camera sebaiknya tidak asal membeli, dan menganggap semua dual camera sama kegunaannya.
Oleh sebab itu, pengguna sebaiknya memperhatikan fungsi yang diberikan, apakah sesuai dengan apa yang kita cari dari dual camera yang disematkan pada sebuah smartphone.
{Baca Juga: 5 Smartphone Kamera 48MP di bawah Rp 3 Juta}
Konfigurasi Mono dan RGB sensor
Dual camera dengan konfigurasi ini menggunakan satu lensa dengan sensor monokrom dan satu lensa standar dengan sensor berwarna atau sering disebut RGB. Lensa dengan sensor monokrom ini akan menangkap gambar (cahaya) hanya dengan hasil foto berwarna hitam-putih.
Sensor monokrom ini mengkhususkan diri menangkap intensitas cahaya yang diterima sensor, sebagai seberapa gelap dan seberapa terang, tidak dipusingkan dengan urusan filter apakah cahaya yang masuk ini berwarna apa.
Dengan cara ini, gambar yang ditangkap walau hanya hitam putih tetapi akan memiliki kontras dan detail yang lebih tinggi. Kamera satunya lagi dengan sensor RGB, bekerja seperti kamera standar pada smartphone, menangkap gambar yang berwarna.
Saat tombol shutter ditekan, kedua lensa dan sensor ini sekaligus mengambil dua gambar yang sama, kemudian gambar hitam putih yang kaya akan detail dan kontras digabungkan dengan gambar berwarna.
Hasil penggabungan ini diharapkan menjadi foto berwarna dengan gambar yang tajam dan kontras yang tinggi, baik untuk foto saat kondisi terang, maupun foto saat kondisi lebih minim cahaya.
Selain berguna untuk menghasilkan foto berwarna yang lebih tajam, lensa dan sensor monokrom juga bisa digunakan terpisah untuk menghasilkan foto hitam putih saja. Salah satu kamera smartphone yang menggunakan konfigurasi dual camera ini adalah Huawei, seperti pada seri P9 atau P10.
{Baca Juga: 10 Smartphone dengan Kamera “Optical Zoom” Terbaik 2020}
Konfigurasi lensa normal dan lensa sudut lebar (wide)
Pada kamera DSLR, lensa kamera senantiasa bisa diganti untuk mendapatkan area cakupan foto yang berbeda.
Jarak kamera ke objek foto sering menjadi kendala untuk mendapatkan gambar yang utuh, misalnya foto-foto arsitektur, dimana area untuk mengambil foto kadang tidak memungkinkan untuk mendapatkan keseluruhan bangunan baik dari sisi panjang maupun tinggi.
Hal yang sama juga dirasa untuk foto selfie, sudut lensa yang sempit seringkali dalam jangkauan panjang tangan tidak bisa menangkap foto selfie beberapa orang sekaligus atau yang sering dikenal dengan sebutan wefie. Atau ukuran panjang tangan dirasa tidak cukup untuk menangkap gambar selfie lengkap dengan background, misalnya saat pergi traveling.
Karena hal tersebut di atas, tongsis atau selfie stick sangat laku, sebagai salah satu cara memecahkan masalah sudut lensa yang sempit.
Pada konfigurasi dual camera ini, salah satu kamera berlensa lebar bisa mencapai sudut 120-135 derajat, sementara biasanya lensa normal hanya mencapai sekitar 70 derajat. Jadi dari jarak pemotretan yang sama, area gambar yang ditangkap bisa lebih banyak.
Saat kita akan mengambil gambar dan dirasa gambar yang diambil kurang utuh, tinggal memilih lensa dengan sudut lebar (wide) ini.
Selain memiliki sisi lebih dengan lensa sudut lebar, ternyata ada juga sisi kurangnya. Lensa dengan sudut lebar cenderung memiliki gambar yang sedikit terdistorsi, terutama di kedua sisi ujung gambar. Biasanya garis-garis yang harusnya tegak lurus atau rata horisontal, akan terlihat sedikit melengkung.
Hal lain yang kurang, biasanya pada kamera sudut lebar memiliki aperture yang lebih kecil dan tidak dilengkapi OIS (Optical Image Stabilization), sehingga jika digunakan pada kondisi temaram akan terasa sulit dan mudah blur.
Demikian juga jika digunakan pada kamera depan, pada foto wefie, biasanya orang-orang dibagian luar, wajahnya akan terdistorsi. Untuk itu selain sekedar penggunaan hardware, para vendor juga sebisa mungkin harus memiliki software pengolah hasil foto yang mumpuni, supaya distorsi ini bisa diminimalisir saat hasil foto akhir jadi.
Smartphone dengan konfigurasi dual kamera lensa standar dan sudut lebar ini bisa ditemui pada LG, misal seri G5 dan G6 untuk kamera belakang, dan Oppo F3+ untuk kamera depan.
{Baca Juga: Harus Ada, Ini 5 Fitur Wajib Kamera Smartphone Kekinian}
Konfigurasi dual camera lensa standar dan telephoto
Konfigurasi ini menggabungkan satu lensa standar dengan satu lensa dengan focal length lebih besar. Lensa dengan focal length lebih besar ini bekerja seperti lensa tele pada kamera DSLR.
Pada kamera DSLR, lensa bisa digerakkan maju mundur untuk zoom in dan zoom out. Sementara selama ini pada kamera smartphone teknologi ini sulit diterapkan tanpa membuat smartphone menjadi sangat tebal. Focal length sendiri adalah jarak antara lensa dengan sensor kamera.
Prinsip dasarnya semakin besar focal length kamera, semakin sempit area yang bisa ditangkap kamera, tetapi objek yang ditangkap terlihat semakin besar. Dengan menempatkan lensa kamera telephoto kita bisa mendapatkan gambar zoom optical yang lebih besar dibanding lensa standar.
Memang saat ini karena keterbatasan ruang pada smartphone, optical zoom yang bisa didapat baru hanya 2x, tetapi sudah cukup membantu untuk mendapatkan detail foto yang lebih jelas dibanding pembesaran dengan digital zoom.
Konfigurasi ini pertama diperkenalkan oleh Apple pada iPhone 7 Plus, dimana kamera belakangnya memiliki lensa standar dengan focal length 28mm dan sebuah lensa telephoto 56mm.
Selain bisa berfungsi masing-masing, hasil kedua lensa ini bisa digabungkan untuk mendapat foto potrait dengan background bokeh atau blur yang lebih baik, karena perbedaan jarak antara lensa dan objek menjadi lebih nyata dengan penggunaan dua buah lensa.
Kekurangan dari konfigurasi ini, lensa telephoto biasanya memiliki aperture yang lebih kecil, sehingga kurang bagus hasilnya ditempat temaram atau foto lowlight.
Selain dari ketiga macam konfigurasi dual camera ini, ke depan kita masih akan menemukan inovasi-inovasi dual camera lainnya.
Sebenarnya sebelum dual camera menjadi populer seperti sekarang, ada yang sudah mencoba konfigurasi ini untuk fungsi yang lain, misalnya HTC dengan seri Evo 3D, membuat dual camera-nya menangkap foto dengan hasil 3 dimensi.
Sayangnya hasil foto 3 dimensi ini hanya bisa dinikmati pada layar smartphone-nya sendiri dan akan menjadi foto biasa ketika di transfer.
Konfigurasi multi camera, bukan hanya sekedar dual camera, juga sudah dicoba pada smartphone, misal oleh Google dengan Project Tango.
Setiap kamera memiliki fungsi khusus, diantaranya ada yang digunakan untuk memindai jarak dan ukuran benda di sekitar, sehingga bisa digunakan untuk mendapat bentuk dan ukuran ruang, tinggi objek, hanya melalui foto dan video dan selanjutnya bisa digunakan untuk fungsi augmented reality atau AR. [LS/HBS]