Daya Tahan Baterai
Kedua device lagi-lagi mirip soal kapasitas baterai, 3000 mAh. Xiaomi menyebutnya 3080 mAh tapi dengan catatan min 3.000 mAh, perbedaan yang bisa dianggap sama. Type prosesor yang sama dan layar yang sama, operating system yang sangat mendekati stock Android, harusnya di atas kertas keduanya akan sama daya tahan baterainya.
Tetapi mengingat setting auto-brightness yang berbeda dikeduanya, saya melakukan ujicoba kecil. Ujicoba ini tidak bisa dianggap akan mewakili keseluruhan kinerja baterai karena hanya melihat dari satu sisi penggunaan saja.
Kedua smartphone di-set tanpa auto-brightness agar tidak berubah terangnya, dan diukur kecerahannya pada menit dan detik film yang sama, 200 lux (jika warna putih akan lebih dari 300 lux). Smartphone diletakkan dalam posisi airplane mode, tidak ada aplikasi lain berjalan di belakang selain video. Kedua smartphone memutar film yang sama, Pirate of the Caribbean dengan resolusi 1080p dan berdurasi 2 jam 9 menit.
Dalam waktu 2 jam 9 menit tersebut terdapat perbedaan penggunaan daya baterai. Xiaomi Mi A1 menggunakan 28% baterai, sementara Moto G5S Plus 21% baterai. Jadi kira-kira untuk memutar film, baterai Moto lebih irit 25% dibanding Xiaomi.
Tentu saja percobaan ini tidak bisa mewakili keseluruhan daya tahan baterai, karena setiap penggunaan aktivitas bisa berbeda-beda, ada smartphone yang irit saat digunakan menonton film, tetapi lebih boros saat browsing, dan sebagainya.
Sebenarnya ada benchmark daya tahan baterai yang mulai banyak digunakan, PC Mark Work 2.0 Battery Life. Benchmark ini mensimulasikan penggunaan smartphone sehari-hari dan mengukur daya tahan baterainya. Pengukuran ini menggunakan standar kecerahan layar 200 lux.
Entah mengapa device Moto dengan prosesor Snapdragon 625 tidak kompatibel dengan aplikasi ini dan selalu berhenti di tengah, seperti terjadi pada Moto Z2 Play dan sekarang juga pada Moto G5S Plus. FYI, Mi A1 hasil benchmark-nya 7 jam 38 menit.
Smartphone-smartphone terbaru saat ini menggunakan baterai yang berkapasitas besar. Bahkan sekarang, smartphone dengan baterai dibawah 3000 mAh sering dianggap tidak mencukupi. Kapasitas ini sebenarnya bukan satuan yang pasti dalam artian semakin besar kapasitasnya akan berarti lebih tinggi daya tahannya, karena daya tahan baterai ditentukan banyak hal.
Sama seperti mobil Jeep dengan kapasitar tanki bahan bakar besar, belum tentu lebih jauh daya tempuhnya dibanding kendaraan sedan kompak yang lebih kecil kapasitas tanki nya. Tetapi baterai kapasitas semakin besar ini biasanya juga membutuhkan waktu yang lama untuk di-charge.
Untuk itu, teknologi charging sekarang memperkenalkan charging cepat yang kita kenal dalam berbagai istilah, seperti Turbo Charging, Fast Charging atau Quick Charging.
Charging cepat ini kebanyakan teknologinya disematkan pada smartphone hi-end, selain membutuhkan chip pengatur arus khusus, juga membutuhkan charger yang berbeda. Tetapi teknologi ini juga mulai merambah ke smartphone kelas mid-end, salah satunya bisa kita nikmati di Moto G5S Plus, sayangnya tidak demikian dengan Xiaomi Mi A1.
Secara kemampuan prosesor Snapdragon 625, salah satu keunggulan yang digaungkan Qualcomm pada prosesor ini adalah mendukung charging cepat versi 3.0 atau quick charge 3.0. Tetapi ini tidak berarti semua smartphone yang menggunakannya akan otomatis bisa menikmatinya.
Karena penggunaan teknologi charging cepat ini juga harus membayar biaya lebih kepada Qualcomm sebagai pemilik teknologi. Belum lagi harus menyiapkan charger yang berbeda, yang lebih membutuhkan biaya produksi ekstra. Pada Redmi Note 4, Xiaomi tidak menggunakan kesempatan ini, demikian juga pada Mi A1.
Sebenarnya melihat charger bawaan Mi A1 yang mendukung tegangan 5V – dan arus 2A, bisa digolongkan charger ini masuk teknologi quick charge 1.0, teknologi charging cepat yang diperkenalkan 4 tahun lalu.
Sementara itu, Moto yang menamakan charging cepatnya sebagai turbo charging, sudah melengkapi G5S Plus dengan charging multi tegangan multi arus, 5V-3A, 9V-1.6A, dan 12V-1,2A yang kira-kira setara untuk kelengkapan quick charge 2.0.
Ini hasil tes charging pada baterai Moto G5S Plus dan Mi A1:
(Kondisi airplane mode dan posisi standby tanpa running apps di background)
Moto G5S Plus:
- 15 menit mengisi 21% kapasitas baterai
- 30 menit mengisi 41% kapasitas baterai
- 60 menti mengisi 78% kapasitar baterai.
- Untuk mengisi dari 10% hingga 100% dibutuhkan waktu 1 jam 34 menit
Xiaomi Mi A1:
- 15 menit mengisi 12% kapasitas baterai
- 30 menit mengisi 24% kapasitas baterai
- 60 menti mengisi 55% kapasitar baterai.
- Untuk mengisi dari 10% hingga 100% dibutuhkan waktu 1 jam 56 menit
Untuk sesi daya tahan baterai dan kelengkapannya, bagi mereka yang sangat mementingkan baterai pada smartphone, nilai lebih besar layak diberikan kepada Moto G5S Plus.