Beranda blog Halaman 26

Honor Magic8 Series Bakal Jadi Flagship AI Paling Canggih di Q4 2025

0

Telset.id – Jika Anda berpikir smartphone flagship tahun depan hanya akan menawarkan peningkatan kamera dan performa biasa, siap-siap terkejut. Honor baru saja mengonfirmasi bahwa seri Magic8 akan meluncur pada kuartal terakhir 2025, dan mereka menyebutnya sebagai perangkat “AI-native” yang dirancang untuk membawa fitur cerdas langsung ke penggunaan sehari-hari. Ini bukan sekadar upgrade biasa — ini adalah lompatan besar dalam cara kita berinteraksi dengan teknologi.

Pengumuman resmi ini datang langsung dari CMO Honor, Guo Rui, melalui unggahan media sosialnya. Dia dengan percaya diri menyatakan bahwa Magic8 akan menjadi “flagship paling menarik di Q4.” Meskipun tanggal pasti belum diungkap, pengamat industri memperkirakan peluncuran akan terjadi pada pertengahan Oktober, sedikit lebih awal dari seri Magic7 tahun lalu. Strategi ini menunjukkan kepercayaan diri Honor dalam menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat.

Seperti generasi sebelumnya, Honor kemungkinan akan menerapkan strategi peluncuran bertahap. Magic8 dan Magic8 Pro diperkirakan akan datang pertama, diikuti oleh Magic8 Ultra dan kemungkinan varian Magic8 Mini pada awal 2026. Pendekatan ini mirip dengan yang digunakan untuk keluarga Magic7, di mana edisi khusus muncul berbulan-bulan setelah gelombang pertama. Bagi konsumen, ini berarti lebih banyak waktu untuk mempertimbangkan pilihan — dan bagi Honor, lebih banyak peluan untuk memantau respons pasar.

Yang paling menarik dari semua ini adalah fokus pada kecerdasan buatan. CEO Honor James Li telah menyoroti MagicOS 10, yang diklaim menyertakan model bahasa besar (large language model) yang dirancang untuk mengotomatisasi tugas di latar belakang. Bayangkan smartphone yang tidak hanya menjalankan perintah, tetapi benar-benar memahami konteks dan kebutuhan Anda. Beberapa laporan bahkan menyebutkan tombol hardware khusus untuk akses cepat ke fitur AI ini, meskipun hal ini masih perlu dikonfirmasi.

Tidak hanya AI, sektor kamera juga mendapat perhatian serius. Bocoran terbaru mengindikasikan adanya teknologi “NoxGod” yang kemungkinan akan mendukung sensor telephoto 200 megapixel. Ditambah dengan modul Time-of-Flight (dToF) langsung, kemampuan fotografi dan aplikasi augmented reality diprediksi akan mengalami peningkatan signifikan. Dalam dunia di mana konten visual menjadi semakin penting, upgrade seperti ini bisa menjadi pembeda utama.

Honor juga dikenal dengan komitmennya pada desain tipis dan ringan. Kombinasi antara faktor bentuk yang ergonomis dengan teknologi canggih di dalamnya bisa membuat Magic8 unggul di pasar flagship yang padat. Bayangkan membawa kekuatan komputasi dan kecerdasan buatan dalam perangkat yang nyaman digenggam — itulah yang mungkin ditawarkan Honor.

Dengan jendela peluncuran yang sudah ditetapkan, Honor jelas memposisikan seri Magic8 sebagai lebih dari sekadar pembaruan inkremental. Jika fokus AI dan kebocoran imaging terbukti benar, ini bisa menjadi salah satu peluncuran smartphone yang paling banyak dibicarakan menuju musim liburan. Persaingan dengan merek seperti Motorola Edge 60 Pro dan varian flagship lainnya akan semakin panas.

Bagi konsumen yang mencari smartphone dengan kamera terbaik dalam segmen menengah, beberapa opsi sudah tersedia di pasar. Namun Magic8 jelas menargetkan segmen premium yang menginginkan yang terbaik dari yang terbaik. Sementara kita menunggu kehadiran seri ini, Honor 400 dan 400 Pro bisa menjadi alternatif yang menarik untuk diperhatikan.

Pertanyaan besarnya sekarang: apakah AI-native benar-benar akan mengubah pengalaman pengguna, atau ini sekadar jargon pemasaran belaka? Jawabannya akan terungkap pada akhir 2025. Yang pasti, Honor sedang berusaha keras untuk tidak hanya mengikuti tren, tetapi menciptakannya.

Motorola Avenger Bocor, Siap Guncang Pasar Edge Series?

0

Telset.id – Motorola tampaknya tidak berhenti berinovasi. Bocoran terbaru mengungkap kehadiran ponsel misterius dengan kode nama “Avenger”, yang diduga kuat akan menjadi bagian dari jajaran Edge series. Meski detail teknis masih tertutup rapat, kemunculannya di database IMEI dengan model XT2605-3 telah memicu spekulasi menarik. Apakah ini penantang baru di segmen mid-high end?

Para pengamat teknologi, termasuk pembocor Paras Guglani, mulai menyoroti kemunculan Avenger. Meski belum ada gambar atau spesifikasi yang terungkap, nama “Avenger” sendiri memberikan kesan bahwa Motorola sedang menyiapkan sesuatu yang besar. Seperti apa strategi mereka kali ini?

Motorola Edge series dalam setahun terakhir memang berkembang pesat. Mulai dari Motorola Edge 60 Pro yang mengusung AI hasil kolaborasi dengan Google, hingga varian Neo yang lebih terjangkau dengan chipset MediaTek Dimensity 7400. Avenger hadir di tengah ekspektasi tinggi untuk seri Edge 70 yang diperkirakan meluncur awal 2026.

Posisi Avenger di Lineup Motorola

Pertanyaan besar adalah di mana Avenger akan ditempatkan. Apakah sebagai penerus langsung Edge 60, atau justru varian khusus dengan positioning unik? Mengingat Motorola Edge 60 Fusion sudah hadir dengan sentuhan AI dan desain Pantone, Avenger mungkin membawa pendekatan berbeda.

Yang pasti, timing kemunculannya cukup strategis. Dengan Edge 70 series yang masih dalam tahap pengembangan, Avenger bisa menjadi “jembatan” atau bahkan varian eksperimental sebelum lompatan generasi berikutnya. Atau jangan-jangan, ini adalah perangkat yang sengaja dirancang untuk mengejutkan pasar?

Spesifikasi yang Masih Menjadi Misteri

Sampai saat ini, belum ada bocoran mengenai kamera, kapasitas baterai, atau chipset yang akan dibawa Avenger. Namun, jika mengikuti pola Motorola sebelumnya, kemungkinan besar mereka akan tetap mengusung kombinasi fitur premium dengan harga yang kompetitif.

Pelajaran dari uji coba Motorola Edge 60 Pro di wahana ekstrem Dufan menunjukkan bahwa ketangguhan dan performa AI menjadi fokus utama. Akankah Avenger mengusung konsep serupa, atau justru membawa terobosan baru?

Yang pasti, dalam beberapa bulan ke depan, kita dapat mengharapkan lebih banyak informasi muncul melalui benchmark dan sertifikasi. Untuk sekarang, Avenger tetap menjadi nama yang patut diawasi dalam peta persaingan smartphone.

Jadi, siapkah Anda menyambut kejutan berikutnya dari Motorola? Dengan track record mereka yang konsisten menghadirkan inovasi, Avenger mungkin bukan sekadar nama—tapi janji.

Bocoran Resmi! MacBook Pro OLED Touchscreen Rilis 2026-2027

0

Telset.id – Selama lebih dari satu dekade, Apple dengan tegas menolak kehadiran layar sentuh di Mac. Tapi kini, segalanya mungkin berubah. Bocoran terbaru dari analis terpercaya Ming-Chi Kuo mengindikasikan bahwa Apple sedang mempersiapkan MacBook Pro OLED pertama dengan dukungan touchscreen. Kapan peluncurannya? Bisa jadi akhir 2026 atau awal 2027. Apakah ini akhir dari era “Mac tanpa sentuhan” yang selama ini dipegang teguh?

Bagi Anda yang sudah lama mengikuti perkembangan Apple, pasti ingat betapa gigihnya perusahaan ini mempertahankan filosofi desainnya. Sementara pesaing seperti Microsoft dengan Surface Laptop-nya sudah lama mengadopsi layar sentuh, Apple memilih jalan berbeda. Tapi zaman berubah, dan kebutuhan pengguna pun berkembang. Generasi muda yang tumbuh dengan iPhone dan iPad kini mengharapkan setiap layar dapat merespons sentuhan jari. Dan Apple, sebagai perusahaan yang selalu mendengarkan pasar, tampaknya siap beradaptasi.

Sebelumnya, upaya terdekat Apple untuk menghadirkan elemen sentuh pada Mac adalah melalui Touch Bar. Strip kaca tipis di atas keyboard yang pertama kali muncul tahun 2016 itu memang menjadi fitur menarik. Ia berfungsi sebagai permukaan kontrol yang dapat disesuaikan, menawarkan kemudahan akses ke berbagai fitur tanpa harus mengubah fundamental macOS. Namun, Touch Bar akhirnya dihentikan pada MacBook Pro 13 inci dengan M2 yang secara diam-diam di-discontinue Apple tahun 2023. Mengapa? Karena fitur ini dianggap sebagai “setengah langkah” – tidak sepenuhnya menggantikan tombol fisik, sekaligus tidak memberikan manfaat layar sentuh penuh.

Roadmap Produk: Dari M5 Hingga M6 dengan OLED

Menurut laporan Kuo, rencana Apple cukup jelas. Perusahaan akan meluncurkan MacBook Pro bertenaga M5 pada tahun 2025, yang kemudian diikuti oleh MacBook Pro OLED dengan chip M6 generasi berikutnya. Artinya, kita mungkin hanya tinggal dua siklus produk lagi sebelum menyaksikan redesain besar-besaran pada lini MacBook. Transisi ini tidak hanya tentang menambahkan layar sentuh, tetapi juga peningkatan signifikan dalam teknologi tampilan dengan adopsi panel OLED yang menawarkan kontras lebih tinggi dan warna lebih hidup.

Lalu, bagaimana dengan lini produk lainnya? Menariknya, Kuo juga memberikan petunjuk bahwa teknologi touchscreen ini mungkin tidak akan menjadi eksklusif untuk MacBook Pro high-end saja. Laporan menyebutkan Apple sedang mengerjakan MacBook entry-level dengan prosesor bergaya iPhone. Produk generasi pertama yang rencananya mulai diproduksi massal pada Q4 2025 mungkin belum menyertakan layar sentuh, tetapi penerusnya – yang diharapkan hadir tahun 2027 – kemungkinan besar akan memilikinya. Ini berarti MacBook Air juga akan mendapatkan input sentuh, setidaknya dalam waktu dekat.

Mengapa Sekarang? Analisis Pergeseran Strategi Apple

Bagi Apple, langkah ini masuk akal secara strategis. Selama bertahun-tahun, perusahaan dengan sengaja menjaga jarak antara produk Mac dan iPad. Tapi batas antara laptop dan tablet semakin kabur, dan konsumen modern menginginkan perangkat yang dapat beradaptasi dengan berbagai mode penggunaan. Menambahkan layar sentuh pada MacBook akan mendorong produk ini lebih dekat ke iPad, menciptakan ekosistem yang lebih terintegrasi.

Pertanyaannya: apakah macOS siap untuk transformasi ini? Sistem operasi yang didesain untuk input pointer (trackpad dan mouse) harus melalui penyesuaian signifikan untuk memberikan pengalaman sentuh yang mulus. Apple mungkin akan mengambil pendekatan bertahap, mirip dengan yang mereka lakukan dengan transisi dari Intel ke chip Apple Silicon. Atau mungkin mereka punya kejutan lain yang belum terungkap?

Perkembangan ini juga menarik untuk diamati dari perspektif persaingan. Dengan MacBook Pro Lipat Terbaru Berukuran 20,5 inci yang dikabarkan sedang dalam pengembangan, ditambah dengan adopsi layar sentuh, Apple jelas tidak ingin ketinggalan dalam inovasi bentuk faktor perangkat. Mereka memahami bahwa pasar premium tidak hanya tentang performa, tetapi juga tentang pengalaman pengguna yang unik dan diferensiasi produk.

Dampak pada Pengguna dan Ecosystem Apple

Bagi pengguna setia Apple, perubahan ini bisa menjadi angin segar atau justru pertanyaan besar. Bagaimana aplikasi yang ada akan beradaptasi? Akankah developer harus mendesain ulang interface mereka untuk mendukung input sentuh? Dan yang paling penting: apakah fitur ini akan benar-benar berguna, atau hanya menjadi gimmick marketing belaka?

Sejarah membuktikan bahwa Apple tidak pernah setengah-setengah dalam mengimplementasikan fitur baru. Ketika mereka memutuskan untuk menghapus port USB-A dan HDMI, atau menghilangkan Touch Bar, semua dilakukan dengan pertimbangan matang. Mungkin kali ini pun sama – keputusan untuk menambahkan layar sentuh datang setelah bertahun-tahun penelitian dan pengembangan, memastikan bahwa fitur ini benar-benar menambah nilai, bukan sekadar mengikuti tren.

Bagi mereka yang tertarik dengan perkembangan teknologi display, kabar tentang MacBook Air 15 Inci dengan chip M2 dan kemungkinan adopsi OLED di masa depan menunjukkan komitmen Apple terhadap kualitas visual. Dan sementara kita menunggu revolusi touchscreen MacBook, produk seperti ViewSonic Proyektor X1 tetap menjadi pilihan menarik untuk kebutuhan hiburan rumahan.

Jadi, bersiaplah untuk menyambut era baru MacBook. Dengan sentuhan jari, kita mungkin akan berinteraksi dengan macOS dengan cara yang sama sekali berbeda. Dan seperti biasa, Apple mungkin akan membuktikan bahwa mereka tahu kapan waktu yang tepat untuk mengubah aturan permainan – atau dalam hal ini, mengubah layar yang selama ini hanya bisa ditatap, menjadi layar yang bisa disentuh.

PMC Gugat Google Soal AI Overviews yang Turunkan Traffic Media

0

Telset.id – Penske Media Corporation (PMC), penerbit media ternama seperti Rolling Stone, The Hollywood Reporter, dan Billboard, menggugat Google atas fitur AI Overviews yang dinilai merugikan industri media. Gugatan diajukan ke Pengadilan Tinggi Federal AS untuk Wilayah Distrik Columbia pada 12 September 2025 waktu AS.

PMC menilai bahwa fitur AI Overviews, yang menampilkan ringkasan otomatis di bagian atas hasil pencarian Google, membuat pengguna enggan mengklik tautan ke sumber asli. Akibatnya, traffic ke situs berita turun drastis, dan pendapatan dari tautan afiliasi merosot lebih dari 30 persen sepanjang tahun ini.

PMC juga menyoroti bahwa AI Overviews mengambil manfaat dari karya jurnalis tanpa memberikan imbal balik yang adil. Meskipun PMC bisa memblokir Google, langkah itu dianggap tidak efektif karena akan menghilangkan seluruh media mereka dari hasil pencarian.

Chief Executive Officer Penske Media, Jay Penske, menegaskan dalam pernyataannya kepada TechCrunch, “Sebagai penerbit global terkemuka, kami memiliki kewajiban untuk melindungi jurnalis terbaik PMC dan jurnalisme pemenang penghargaan sebagai sumber kebenaran.”

PMC meminta ganti rugi finansial atas pendapatan yang “digerogoti” AI Overviews, restitusi keuntungan Google dari konten PMC, serta penghentian tampilan AI Overviews tanpa kompensasi. Mereka juga meminta Google menanggung biaya hukum.

Juru bicara Google, Jose Castaneda, membantah klaim PMC dengan menyatakan bahwa AI Overviews justru menyumbang banyak traffic ke berbagai situs web. “Setiap hari, Google mengirimkan miliaran ‘klik’ ke situs web yang bervariasi. Kami akan mempertahankan klaim yang tak sejalan dengan fakta dan data kami,” ujarnya.

Vice President Government Affairs & Public Policy Google, Markham Erickson, menambahkan bahwa AI Overviews bermanfaat bagi pengguna untuk mendapatkan jawaban faktual dengan konteks yang jelas.

Gugatan ini menambah daftar masalah hukum yang dihadapi Google, seperti Iklan Google Dianggap Rugikan Persaingan oleh Pengawas Inggris dan Google Hadapi Gugatan Terkait Pengumpulan Data Chrome Sync.

Proses hukum masih berlangsung dan berpotensi dilanjutkan ke persidangan dalam waktu dekat. Kasus ini menjadi sorotan penting bagi masa depan media digital dan integritas konten online.

Sebelumnya, Google juga menghadapi kritik terkait strategi bisnisnya, termasuk Google Masuk Bisnis Film, Strategi Baru Perbaiki Citra Teknologi.

YouTube Rilis Fitur AI untuk Bantu Podcaster Buat Klip dan Shorts

0

Telset.id – YouTube meluncurkan fitur berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang khusus untuk membantu kreator podcast mengubah konten audio mereka menjadi video klip atau Shorts. Fitur baru ini diumumkan dalam acara Made on YouTube pada Selasa (16/9/2025) waktu AS, dan akan tersedia secara bertahap dalam beberapa bulan ke depan.

YouTube menyatakan bahwa inovasi ini merupakan bagian dari komitmen mereka untuk mendukung kreator dalam menciptakan konten yang lebih menarik dan mudah diakses. “Hari ini, di Made on YouTube, kami memperkenalkan produk dan inovasi baru yang akan mentenegai pembuatan konten, relasi, dan bisnis di YouTube selama satu dekade mendatang,” tulis YouTube dalam blog resminya.

Fitur AI ini tidak hanya memungkinkan konversi podcast video menjadi klip atau Shorts, tetapi juga membantu podcaster audio membuat versi video dari konten mereka. Kemampuan AI yang ditawarkan termasuk menambahkan transisi, personalisasi video, penambahan objek, pembuatan draf editan unik, serta integrasi audio sesuai tren terkini.

Kolaborasi dengan Google DeepMind

YouTube berkolaborasi dengan Google DeepMind untuk menghadirkan Veo 3 Fast, versi khusus dari model pembuatan video canggih yang dirancang bekerja mulus di YouTube Shorts. “Veo 3 Fast dirancang untuk bekerja dengan mulus di YouTube Shorts ke jutaan kreator secara gratis,” tambah pernyataan resmi YouTube.

Meski demikian, fitur ini belum tersedia untuk semua pengguna. Menurut laporan Tech Crunch, Rabu (17/9/2025), akses awal hanya diberikan kepada penyiar tertentu. YouTube belum merinci kriteria kreator yang akan mendapatkan akses lebih dulu, namun menjanjikan tools AI anyar ini akan diluncurkan lebih luas pada akhir 2026.

Persaingan dengan Platform Lain

Langkah YouTube ini tidak terlepas dari persaingan ketat dengan platform seperti Spotify, yang juga telah menghadirkan fitur interaktif untuk kreator audio. Spotify menawarkan kolom komentar, jajak pendapat (polling), fitur tanya-jawab (QnA), serta perangkat monetisasi.

Kehadiran fitur AI terbaru ini menunjukkan fokus YouTube dalam mengembangkan dukungan untuk kreator podcast selama beberapa tahun terakhir. Peningkatan fitur diharapkan dapat meningkatkan nilai jual YouTube dalam bersaing dengan TikTok dan Instagram Reels.

Data yang dirilis YouTube pada Februari 2025 menunjukkan pencapaian signifikan, dengan 1 miliar penonton podcast bulanan. Platform ini juga mencatat lebih dari 100 juta jam konten podcast dinikmati pengguna setiap hari per Juli 2025.

Upaya YouTube dalam meningkatkan pengalaman pengguna dan mendukung kreator sejalan dengan tren pertumbuhan podcast global. Kreator kini memiliki lebih banyak opsi untuk menyebarluaskan konten mereka ke audiens yang lebih luas.

Sebelumnya, YouTube juga telah menguji berbagai fitur berbasis AI, seperti AI Music Remixes dan fitur pemulihan akun yang diretas. Inisiatif ini semakin mengukuhkan posisi YouTube sebagai platform yang terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan kreator dan pengguna.

Selain itu, YouTube juga sedang menguji Fitur Catatan Komunitas untuk sebagian pengguna, menandakan komitmen platform dalam membangun ekosistem yang lebih interaktif dan terhubung.

Dengan peluncuran fitur AI untuk podcast ini, YouTube berharap dapat menarik lebih banyak pengguna baru dan meningkatkan keterlibatan audiens di platform mereka.

iOS 26: Ikon Dark Mode Tampak Miring, Begini Solusinya

0

Telset.id – Pengguna iOS 26 melaporkan masalah visual pada ikon aplikasi dalam mode gelap, di mana ikon tampak miring atau tidak sejajar. Keluhan ini muncul setelah Apple merilis pembaruan desain Liquid Glass yang menjadi bagian dari iOS 26. Sejumlah pengguna di platform Reddit dan internal tim Lifehacker mengungkapkan ketidaknyamanan tersebut.

Masalah ini diduga berasal dari sorotan cahaya baru yang ditambahkan Apple pada sudut-sudut tertentu ikon aplikasi saat Dark Mode aktif. Sorotan yang tidak merata ini menciptakan ilusi optik, membuat ikon terlihat miring meski sebenarnya posisinya tetap. Beberapa pengguna bahkan melaporkan gejala pusing akibat efek visual ini.

Tingkat keparahan efek ini bervariasi tergantung latar belakang wallpaper yang digunakan. Sorotan akan lebih terlihat jelas di area wallpaper yang gelap, sementara di area terang efeknya cenderung menyatu. Meski technically sorotan juga ada pada ikon mode terang, kontras yang lebih rendah membuatnya kurang terlihat.

Solusi Sementara untuk Masalah Ikon Miring

Sayangnya, opsi “Reduce Transparency” yang biasanya menjadi solusi untuk masalah visual Liquid Glass tidak efektif untuk kasus ini. Fitur yang dapat diakses melalui Settings > Accessibility > Display & Text Size ini tidak mempengaruhi ikon aplikasi karena sifatnya yang solid.

Sebagai alternatif, pengguna dapat mencoba fitur tinting ikon yang tersedia di iOS 26. Dengan mengetuk lama pada layar beranda hingga aplikasi bergoyang, lalu memilih Edit > Customize > Tinted, pengguna dapat mengubah tampilan ikon menjadi monokrom. Fitur ini menyediakan pemilih warna dan opsi Light/Dark untuk teks ikon.

Apple menyertakan beberapa shortcut termasuk opsi hitam-putih standar, tombol Apple Intelligence untuk mencocokkan warna dengan wallpaper, dan eyedropper untuk memilih warna manual. Meski tidak sama persis dengan Dark Mode icons, solusi ini dapat mengurangi efek miring yang mengganggu.

Harapan untuk Pembaruan Mendatang

Bagi pengguna yang tidak puas dengan solusi tinting, masih ada harapan untuk perbaikan dari Apple. Perusahaan diketahui telah melakukan penyesuaian pada Liquid Glass selama masa beta iOS 26, menunjukkan responsif terhadap umpan balik pengguna.

Mengingat keluhan ini sudah menyebar di komunitas online, kemungkinan besar Apple sedang memantau situasi dan akan merilis pembaruan untuk memperbaiki masalah visual ini. Pengguna yang mengalami ketidaknyamanan parah disarankan untuk memberikan umpan balik melalui saluran resmi Apple.

Sementara menunggu pembaruan, pengguna dapat menjelajahi berbagai cara backup data untuk memastikan keamanan konten mereka selama proses penyesuaian dengan sistem operasi baru. Untuk penggemar game, tersedia juga berbagai pilihan game MOBA terbaik yang dapat dinikmati sambil menunggu perbaikan sistem.

Masalah visual pada antarmuka pengguna memang sering kali subjektif. Beberapa pengguna mungkin tidak memperhatikan efek miring ini, sementara yang lain merasa sangat terganggu. Respons Apple terhadap keluhan serupa di masa lalu memberikan indikasi positif bahwa solusi permanen akan segera datang.

iOS 26 Hadirkan 5 Fitur Baru Siri, Personal Siri Tertunda

0

Telset.id – Apple resmi merilis iOS 26 dengan membawa lima fitur baru untuk asisten virtual Siri. Meski demikian, fitur yang paling dinanti, yaitu “Personal Siri”, tertunda hingga rilisnya iOS 26.4 pada musim semi mendatang. Pengguna iPhone kini dapat memanfaatkan integrasi ChatGPT, kontrol HomePod yang lebih cerdas, serta kemampuan kontekstual on-device yang ditingkatkan.

Sejak diperkenalkan pertama kali pada iPhone 4s tahun 2011, Siri sempat dianggap sebagai terobosan revolusioner. Namun, popularitasnya menurun seiring kemunculan pesaing seperti Google Assistant dan Alexa, serta maraknya aplikasi AI khusus di iOS dan Android. Kini, dengan iOS 26, Apple berupaya menghidupkan kembali Siri melalui pembaruan bertahap.

Menurut panduan resmi yang dirilis Apple, salah satu fitur baru Siri adalah kemampuan memanfaatkan ChatGPT untuk membuat dokumen. Pengguna dapat meminta ChatGPT membuat file melalui Siri, lalu membagikannya melalui ShareSheet untuk disimpan di aplikasi Files atau dibuka di aplikasi pilihan. Selain itu, ketika pengguna mengalihkan pertanyaan dari Siri ke ChatGPT, mereka dapat meminta tindakan lanjutan berdasarkan jawaban yang diberikan.

Apple promotes Siri by surrounding the name of the feature with Apple devices that use it.

Fitur lain yang disertakan adalah peningkatan pemahaman konteks perangkat. Siri kini dapat mengenali model iPhone yang digunakan, versi iOS yang berjalan, serta pengaturan yang diaktifkan atau dinonaktifkan pengguna. Kemampuan ini memanfaatkan konteks layar dan on-device untuk memberikan respons yang lebih personal dan akurat.

Tak ketinggalan, Siri juga mendukung pemformatan teks yang kaya saat menyalin dan menempel tanggapan dari ChatGPT. Teks tebal, tautan, heading, gambar inline, poin-poin, hingga tabel akan tetap utuh saat ditempel di aplikasi lain. Bagi pengguna HomePod, kini Siri dapat mengontrol pemutaran musik di beberapa speaker HomePod sekaligus melalui AirPlay, memudahkan pengalaman multi-room audio.

Sayangnya, fitur “Personal Siri” yang dijanjikan tidak termasuk dalam rilis iOS 26. Fitur ini dirancang untuk menjelajahi email, kalender, pesan teks, foto, dan aplikasi lain di iPhone guna menjawab pertanyaan spesifik pengguna. Awalnya, “Personal Siri” diharapkan dapat diluncurkan bersamaan dengan Apple Intelligence, namun mengalami kendala pengembangan sehingga penawarannya mundur hingga iOS 26.4.

Penundaan ini dinilai sebagai kemunduran bagi Apple, mengingat pesaing seperti Google telah meluncurkan Gemini AI sebagai pengganti Google Assistant, dilengkapi fitur Magic Cue pada seri Pixel 10 yang membuat perangkat lebih proaktif. Survei internal menunjukkan bahwa 76,92% pengguna merasa Siri saat ini “hampir tidak berguna”, sementara 23,08% puas dengan fungsionalitas dasarnya seperti pengatur timer dan penjawab pertanyaan sederhana.

With iOS 26, Siri can do five things that it couldn't before

Bagi pengguna yang ingin mencoba fitur baru Siri, pastikan perangkat iPhone mereka termasuk dalam daftar lengkap iPhone yang kompatibel dengan iOS 26. Apple telah menyediakan panduan instalasi untuk mempermudah proses pembaruan. Meski pembaruan ini tidak sebesar yang diharapkan, setidaknya menjadi langkah awal menuju Siri yang lebih cerdas dan kontekstual.

Ke depannya, dengan spekulasi bahwa Apple akan menandatangani kesepakatan untuk menggunakan Gemini di iPhone, tidak menutup kemungkinan Siri akan menjadi lebih proaktif seperti yang ditawarkan perangkat Pixel. Sampai saat itu tiba, pengguna dapat menikmati lima fitur baru Siri yang telah tersedia di iOS 26 sambil menanti kedatangan “Personal Siri” pada musim semi mendatang.

Informasi lebih lanjut mengenai fitur-fitur iOS 26 dapat dilihat pada panduan instalasi dan kompatibilitas perangkat. Untuk berita terbaru seputar Apple dan produk iPhone terbaru, simak rilis event “Awe-Dropping” Apple pada 9 September yang membahas iPhone 17, iOS 26, dan banyak lagi.

Vivo X300 Bawa Dimensity 9500 dan V3+, Rekam Video 4K 60fps Pertama di Dunia

0

Telset.id – Vivo X300 telah muncul di Geekbench dengan chipset Dimensity 9500 yang akan diumumkan pada 22 September, sehari sebelum Snapdragon 8 Elite Gen 5. Tak hanya itu, seri X300 juga akan mengintegrasikan chip pencitraan in-house V3+ yang memungkinkan perekaman video portrait sinematik 4K pada 60fps—sebuah pertama bagi ponsel Android dan Apple.

Han Boxiao, juru bicara vivo, menyatakan bahwa kemampuan ini melampaui iPhone 17 series yang hanya mendukung 4K 30fps, serta seri X200 sebelumnya. Lebih banyak detail tentang fitur video X300 akan diungkap besok, menurut janji Han.

Vivo X300 series akan menggabungkan Dimensity 9500 dengan V3+, menciptakan kombinasi yang kuat untuk performa komputasi visual. Vivo telah berkolaborasi dengan ARM dan MediaTek untuk meningkatkan NPU di dalam Dimensity 9500, memungkinkan komputasi cepat pada tugas-tugas seperti pelacakan fokus. Seri X300 akan mampu mencapai pelacakan gerak tingkat milidetik dan respons rana yang sangat cepat.

Dengan Dimensity 9500, vivo X300 series diprediksi menjadi ponsel pertama yang menembus penghalang 4 juta poin pada AnTuTu, seperti yang terlihat dalam screenshot yang dibagikan Han pekan lalu. Ini menegaskan posisinya sebagai flagship yang sangat kompetitif di pasar global.

Inovasi Lebih Lanjut: Dua Kamera 200MP

Selain keunggulan dalam performa chipset dan video, vivo X300 Ultra akan menjadi ponsel pertama di dunia yang dilengkapi dengan dua kamera 200MP. Fitur ini semakin mengukuhkan vivo sebagai pemain utama dalam inovasi fotografi seluler, bersaing ketat dengan merek-merek ternama lainnya.

Seri X300 tidak hanya unggul dalam hal spesifikasi, tetapi juga dalam integrasi perangkat lunak dan keras yang mulus. Pengguna dapat mengharapkan pengalaman multimedia yang lebih imersif dan responsif, berkat optimasi yang dilakukan vivo bersama mitra teknologinya.

Peluncuran vivo X300 series dinanti tidak hanya karena inovasi teknologinya, tetapi juga karena dampaknya terhadap tren pasar. Dengan bocoran yang beredar, vivo disebut-sebut akan mengguncang pasar smartphone 2025. Rilis ini juga bertepatan dengan peluncuran pesaing seperti Xiaomi 16, memperketat persaingan di segmen flagship.

Vivo X300 Pro, varian lain dalam seri ini, juga dikabarkan akan menghadirkan baterai berkapasitas besar 7.000mAh, seperti yang diungkap dalam bocoran terbaru. Ini menunjukkan komitmen vivo untuk tidak hanya unggul dalam performa dan kamera, tetapi juga daya tahan baterai.

Dengan semua fitur dan inovasi ini, vivo X300 series siap menjadi penantang serius di pasar smartphone global, menawarkan nilai lebih kepada konsumen yang mengutamakan teknologi mutakhir dan pengalaman pengguna yang unggul.

BYD Luncurkan Seal 07 DM-i 2026 dengan God’s Eye B System

0

Telset.id – BYD secara resmi meluncurkan Seal 07 DM-i 2026, sedan plug-in hybrid terbaru yang telah mengalami penyegaran desain dan peningkatan teknologi. Peluncuran dilakukan pada malam 15 September 2025, dengan harga mulai dari 149.800 yuan (sekitar Rp 334 juta) hingga 186.800 yuan (sekitar Rp 416 juta).

Sebagai facelift tahunan, model ini hadir dengan empat varian yang menawarkan penyempurnaan signifikan, terutama pada aspek teknologi dan estetika. Salah satu fitur unggulan yang diperkenalkan adalah sistem bantuan mengemudi cerdas “God’s Eye-B” atau DiPilot 300, yang didukung oleh sensor lidar atap yang baru ditambahkan.

Peningkatan ini menegaskan komitmen BYD dalam menghadirkan inovasi terkini di segmen kendaraan elektrifikasi, sekaligus memperkuat posisinya di pasar global. Seal 08, yang telah lebih dulu diperkenalkan, juga menjadi bagian dari strategi ekspansi lini sedan hybrid BYD.

Tampilan Depan BYD Seal 07 DM-i 2026

Desain dan Dimensi

Mengusung filosofi desain “Ocean Aesthetics”, Seal 07 DM-i 2026 mempertahankan grille depan tertutup yang dilengkapi dengan cluster lampu ramping dan intake udara tiga bagian. Perubahan detail terlihat pada penghilangan strip LED di bawah lampu utama, memberikan kesan yang lebih bersih dan modern.

Bagian belakang tetap mempertahankan desain lampu terintegrasi yang menjadi ciri khas keluarga Seal. Dimensi kendaraan juga mengalami sedikit peningkatan, dengan panjang 4.995 mm (+15 mm), lebar 1.900 mm (+5 mm), dan tinggi 1.495 mm. Wheelbase tetap 2.900 mm, menawarkan kenyamanan kabin yang optimal.

Tampilan Samping BYD Seal 07 DM-i 2026

Interior dan Teknologi

Di dalam kabin, Seal 07 DM-i 2026 menghadirkan desain interior yang bersih dan minimalis, dilengkapi dengan cluster instrumen LCD 10,25 inci dan layar kontrol utama mengambang berukuran 15,6 inci. Fitur lain termasuk setir empat spoke, column-mounted shifter, serta wireless charging pad 50W untuk perangkat mobile.

Peningkatan paling menonjol adalah integrasi sistem “God’s Eye-B” (DiPilot 300) yang memanfaatkan lidar atap untuk menyediakan kemampuan assisted driving, termasuk di lingkungan perkotaan. Sistem ini menjadi bukti nyata perkembangan teknologi otonomi BYD, sejalan dengan yang telah diimplementasikan pada Sealion 07 DM-i.

Interior BYD Seal 07 DM-i 2026

Performa dan Jarak Tempuh

Seal 07 DM-i 2026 tetap mengadopsi teknologi plug-in hybrid DM5.0 yang telah teruji, dengan dua opsi mesin: 1.5L dengan output 74 kW atau 1.5T dengan output 115 kW. Keduanya dipasangkan dengan motor listrik berdaya 160 kW (215 hp) atau 200 kW (268 hp).

Untuk jarak tempuh listrik murni, kendaraan ini menawarkan dua pilihan berdasarkan standar CLTC: 135 km dan 230 km. Performa ini menempatkannya sebagai pesaing serius di segmen sedan hybrid, termasuk melawan Geely Galaxy A7 Hybrid yang juga baru diluncurkan.

Tampilan Belakang BYD Seal 07 DM-i 2026

Peluncuran Seal 07 DM-i 2026 tidak hanya memperkaya portofolio BYD, tetapi juga memperkuat tren elektrifikasi di pasar otomotif global. Dengan kombinasi desain yang disempurnakan, teknologi canggih, dan efisiensi energi, model ini diproyeksikan menjadi pilihan menarik bagi konsumen yang menginginkan kendaraan ramah lingkungan tanpa mengorbankan performa dan kenyamanan.

Detail Interior dan Fitur BYD Seal 07 DM-i 2026

Cara Membersihkan Earphone dengan Aman dan Efektif

0

Telset.id – Pengguna earphone dan headphone kerap menghadapi masalah penumpukan kotoran dan kotoran telinga pada perangkat audio mereka. Membersihkan perangkat ini dengan cara yang tepat menjadi krusial untuk menjaga kualitas suara dan higienitas. Artikel ini akan membahas langkah-langkah praktis dan alat yang direkomendasikan untuk membersihkan berbagai jenis earphone, termasuk model populer seperti Apple AirPods Pro 2 dan Nothing Ear 2.

Earwax atau kotoran telinga merupakan bagian alami dari sistem pertahanan tubuh, namun akumulasinya pada earphone dapat mengurangi performa dan kebersihan. Menurut panduan dari berbagai ahli teknologi, membersihkan earphone secara teratur tidak hanya memperpanjang umur perangkat tetapi juga mencegah iritasi pada telinga.

Alat yang paling efektif untuk membersihkan earphone adalah sikat berbulu lembut, mirip dengan sikat gigi, yang dapat dibeli dengan harga terjangkau. Penggunaan sikat ini disarankan dalam kondisi kering terlebih dahulu. Jika terdapat kotoran yang membandel, sedikit air suling atau alkohol isopropil dapat digunakan, dengan catatan perangkat harus segera dikeringkan menggunakan kain microfiber setelahnya.

Untuk kotoran yang lebih besar atau sulit dijangkau, alat seperti tusuk gigi atau loop tool dengan ujung logam dapat menjadi solusi. Alat-alat ini dirancang khusus untuk mengangkat kotoran tanpa merusak komponen sensitif earphone. Sebagian besar earphone modern telah dilengkapi dengan rating IP, yang menandakan ketahanan terhadap debu dan air, sehingga membersihkannya dengan air tidak menjadi masalah selama dilakukan dengan hati-hati.

Bagi pengguna headphone over-ear, disarankan untuk menjaga perangkat tetap kering selama proses pembersihan. Meskipun menggunakan kain basah atau sikat tidak akan menimbulkan masalah signifikan, area seperti port pengisian daya harus dihindari untuk mencegah kerusakan. Penggantian eartips atau bantalan headphone juga direkomendasikan oleh banyak merek, termasuk Apple, untuk mengembalikan kenyamanan dan isolasi suara yang mungkin telah menurun akibat pemakaian.

Mengganti eartips sebaiknya dilakukan ketika sudah terlihat deformasi atau kehilangan. Hal ini tidak hanya meningkatkan pengalaman mendengar tetapi juga menjaga kebersihan telinga. Beberapa model earphone, seperti LG Tone Free NF7, bahkan menawarkan fitur antibakteri untuk perlindungan ekstra.

Pembersihan rutin dan penggantian komponen yang tepat waktu merupakan kunci untuk mempertahankan performa optimal earphone dan headphone. Dengan mengikuti panduan ini, pengguna dapat menikmati audio berkualitas tinggi sekaligus menjaga kesehatan telinga mereka.

OpenAI Luncurkan Fitur Keamanan ChatGPT untuk Remaja

0

Telset.id – OpenAI mengumumkan fitur keamanan baru untuk remaja pengguna ChatGPT pada Selasa (17/9) sebagai respons atas kekhawatiran mengenai interaksi anak di bawah umur dengan chatbot AI. Perusahaan tengah membangun sistem prediksi usia yang dapat mengidentifikasi pengguna di bawah 18 tahun dan mengarahkan mereka ke sistem “yang sesuai usia” yang memblokir konten seksual grafis.

Jika sistem mendeteksi pengguna sedang mempertimbangkan bunuh diri atau melukai diri sendiri, OpenAI akan menghubungi orang tua. Dalam situasi bahaya yang mengancam jiwa, jika orang tua tidak dapat dihubungi, sistem dapat memberitahu pihak berwenang. CEO Sam Altman menegaskan dalam blog post bahwa perusahaan berusaha menyeimbangkan kebebasan, privasi, dan keselamatan remaja.

“Kami menyadari prinsip-prinsip ini saling bertentangan, dan tidak semua orang akan setuju dengan cara kami menyelesaikan konflik tersebut,” tulis Altman. “Ini adalah keputusan sulit, tetapi setelah berbicara dengan para ahli, inilah yang kami anggap terbaik dan kami ingin transparan dengan niat kami.”

OpenAI cenderung memprioritaskan privasi dan kebebasan bagi pengguna dewasa, tetapi untuk remaja, perusahaan menempatkan keselamatan sebagai prioritas utama. Pada akhir September, OpenAI akan meluncurkan kontrol orang tua yang memungkinkan orang tua menghubungkan akun anak mereka dengan akun milik sendiri. Fitur ini memungkinkan orang tua mengelola percakapan dan menonaktifkan fitur tertentu.

Orang tua juga dapat menerima notifikasi ketika “sistem mendeteksi remaja mereka berada dalam momen tekanan akut,” menurut blog post perusahaan, serta membatasi waktu penggunaan ChatGPT anak-anak mereka dalam sehari.

Langkah ini muncul seiring dengan berita mengkhawatirkan tentang orang yang meninggal karena bunuh diri atau melakukan kekerasan terhadap anggota keluarga setelah terlibat dalam percakapan panjang dengan chatbot AI. Para pembuat kebijakan telah menyadari hal ini, dan baik Meta maupun OpenAI sedang diawasi ketat.

Bulan ini, Komisi Perdagangan Federal (FTC) meminta Meta, OpenAI, Google, dan perusahaan AI lainnya untuk menyerahkan informasi tentang bagaimana teknologi mereka memengaruhi anak-anak, menurut Bloomberg. FTC juga sedang melakukan investigasi terhadap chatbot AI pendamping untuk melindungi anak dan remaja.

Pada saat yang sama, OpenAI masih berada di bawah perintah pengadilan yang mewajibkan mereka menyimpan percakapan konsumen tanpa batas waktu—fakta yang sangat tidak disukai perusahaan, menurut sumber yang diwawancarai.

Berita hari ini merupakan langkah penting menuju perlindungan anak di bawah umur dan juga langkah hubungan masyarakat yang cerdas untuk memperkuat gagasan bahwa percakapan dengan chatbot sangat pribadi sehingga privasi konsumen hanya boleh dilanggar dalam keadaan paling ekstrem.

Dari sumber-sumber di OpenAI yang diwawancarai, beban melindungi pengguna sangat membebani banyak peneliti. Mereka ingin menciptakan pengalaman pengguna yang menyenangkan dan menarik, tetapi hal itu dapat dengan cepat berubah menjadi sikap menjilat yang berbahaya.

Positif bahwa perusahaan seperti OpenAI mengambil langkah untuk melindungi anak di bawah umur. Namun, tanpa regulasi federal, masih belum ada yang memaksa perusahaan-perusahaan ini melakukan hal yang benar. Dalam wawancara baru-baru ini, Tucker Carlson mendesak Altman untuk menjawab tepatnya siapa yang membuat keputusan ini yang memengaruhi kita semua.

CEO OpenAI menunjuk pada tim perilaku model, yang bertanggung jawab untuk menyetel model untuk atribut tertentu. “Orang yang saya pikir harus Anda pertanggungjawabkan untuk panggilan tersebut adalah saya,” tambah Altman. “Saya adalah wajah publik. Pada akhirnya, sayalah yang dapat membatalkan salah satu dari keputusan tersebut atau dewan kami.”

Dia benar, namun beberapa bahaya yang mengancam tampaknya luput darinya. Dalam wawancara podcast lain dengan YouTuber Cleo Abrams, Altman mengatakan bahwa “terkadang kami memang tergoda” untuk meluncurkan produk “yang benar-benar akan mendorong pertumbuhan.” Dia menambahkan: “Kami belum memasukkan avatar sexbot ke ChatGPT.”

OpenAI baru-baru ini merilis penelitian tentang siapa yang menggunakan ChatGPT, dan bagaimana mereka menggunakannya. Penelitian itu mengesampingkan pengguna yang berusia di bawah 18 tahun. Kita belum sepenuhnya memahami bagaimana remaja menggunakan AI, dan itu adalah pertanyaan penting yang harus dijawab sebelum situasi menjadi lebih buruk.

Platform lain seperti TikTok juga telah meluncurkan fitur meditasi untuk remaja, sementara platform game seperti Roblox meningkatkan keamanan untuk anak di bawah 13 tahun, menunjukkan tren industri yang semakin memperhatikan keselamatan pengguna muda.

China Luncurkan Satelit Uji Coba Teknologi Internet dari Jiuquan

0

Telset.id – China kembali menunjukkan kemajuan dalam teknologi antariksa dengan meluncurkan satelit uji coba untuk teknologi internet satelit dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di barat laut China pada Selasa (16/9/2025). Peluncuran berlangsung sukses dengan satelit mencapai orbit yang telah ditentukan.

Roket Long March-2C membawa satelit tersebut lepas landas tepat pukul 09.06 waktu Beijing (08.06 WIB), dilengkapi dengan tahap atas Yuanzheng-1S (Ekspedisi-1S). Misi ini menandai penerbangan ke-595 bagi seri roket Long March, menunjukkan konsistensi China dalam pengembangan program antariksa nasional.

Roket Long March-2C meluncur membawa satelit uji coba internet dari Jiuquan

Pengembangan teknologi internet satelit menjadi fokus banyak negara dan perusahaan teknologi global. Sebelumnya, SpaceX telah meluncurkan puluhan satelit Starlink untuk menyediakan internet super cepat dari orbit. Tidak hanya itu, Amazon juga mengikuti jejak dengan meluncurkan satelit internetnya sendiri, menunjukkan persaingan ketat dalam sektor ini.

Keberhasilan China dalam misi terbaru ini memperkuat posisinya dalam perlombaan teknologi antariksa global. Negara ini telah menunjukkan kemampuan konsisten dalam meluncurkan berbagai jenis satelit untuk berbagai tujuan, termasuk komunikasi, observasi bumi, dan sekarang pengembangan internet satelit.

Pengembangan internet satelit memiliki potensi besar untuk menyediakan konektivitas di daerah terpencil. Seperti yang dilakukan Honeywell yang menggandeng OneWeb untuk menawarkan layanan internet satelit, teknologi ini dapat menjadi solusi bagi wilayah-wilayah yang sulit dijangkau infrastruktur internet tradisional.

Misi peluncuran satelit internet China ini dilakukan dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan, yang telah menjadi lokasi penting untuk program antariksa China. Fasilitas ini terletak di Gurun Gobi dan telah digunakan untuk berbagai misi penting, termasuk peluncuran modul stasiun antariksa Tiangong.

Keberhasilan mencapai orbit yang ditentukan menunjukkan tingkat presisi tinggi dalam teknologi peluncuran China. Pencapaian ini tidak hanya penting untuk pengembangan internet satelit, tetapi juga memperkuat kemampuan teknis China dalam misi antariksa berawak dan nirawak di masa depan.