Beranda blog Halaman 26

TSMC Perketat Ekspor ke Huawei dan SMIC, Tantangan Baru bagi Industri Chip China

Telset.id – Langkah terbaru TSMC menambah daftar panjang tantangan bagi Huawei dan SMIC. Raksasa semikonduktor Taiwan itu secara resmi memasukkan kedua perusahaan China ke dalam daftar kontrol ekspornya, mengharuskan mereka memperoleh izin khusus untuk mengimpor peralatan manufaktur chip dari luar negeri. Keputusan ini bisa menjadi pukulan telak bagi upaya China mencapai swasembada teknologi.

Dikutip dari laporan Bloomberg, TSMC mengumumkan pembaruan daftar kontrol ekspor pada 10 Juni 2024 melalui situs Kementerian Perdagangan Taiwan. Total 601 entitas dari berbagai negara, termasuk Rusia, Pakistan, Iran, dan Myanmar, masuk dalam daftar tersebut. Huawei dan SMIC menjadi dua nama paling mencolok yang baru ditambahkan.

Dampak Langsung pada Rantai Pasok

Kebijakan baru ini memaksa Huawei dan SMIC melalui proses verifikasi ketat untuk setiap transaksi peralatan semikonduktor. “Produsen wajib mematuhi regulasi kontrol ekspor, memenuhi kewajiban verifikasi, dan menilai risiko transaksi dengan cermat,” bunyi pernyataan resmi pemerintah Taiwan. Langkah ini dinilai sebagai upaya mencegah proliferasi teknologi untuk alasan keamanan nasional.

Sebelumnya, Huawei sudah menghadapi sanksi ketat dari AS sejak 2019. Namun, chip AI Ascend 910C mereka masih bisa dipasok oleh TSMC hingga April 2024—fakta yang mempertanyakan efektivitas kontrol ekspor AS. TSMC mengklaim telah menghentikan pengiriman ke Huawei sejak September 2020, tapi terbukti masih terjadi kebocoran.

Upaya China Menuju Swasembada

Di tengah tekanan global, China tak tinggal diam. Huawei dikabarkan sedang mengembangkan Kirin 9020 berbasis proses 5nm, sementara mitranya, SiCarrier, merancang mesin lithography untuk menyaingi ASML. Yang lebih menarik, mesin EUV buatan lokal China dikabarkan akan mulai produksi uji pada kuartal ketiga 2025.

SMIC juga menunjukkan kemajuan signifikan. Seperti diungkap dalam pembangunan pabrik di Shenzhen, mereka berhasil memproduksi chip 5nm tanpa teknologi EUV—terobosan yang bisa mengubah peta persaingan industri semikonduktor global.

Meski demikian, jalan menuju kemandirian teknologi masih panjang. Pembatasan TSMC kali ini mempertegas betapa rentannya rantai pasok China terhadap gejolak politik. Pertanyaan besarnya: akankah tekanan ini justru memacu inovasi lebih cepat, atau malah membenamkan ambisi teknologi Negeri Tirai Bambu?

Samsung Galaxy S25 Dapatkan One UI 8 Beta dengan Android 16

0

Telset.id – Kabar gembira untuk pemilik Samsung Galaxy S25! Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa seri flagship terbaru Samsung ini mulai menerima update beta One UI 8 berbasis Android 16. Jika Anda penasaran dengan fitur-fitur baru yang akan dibawa, simak ulasan lengkapnya di sini.

Informasi ini pertama kali diungkap oleh tipster ternama, Tarun Vats, melalui akun X (sebelumnya Twitter). Menurutnya, update beta tersebut saat ini sedang diuji coba di beberapa wilayah, termasuk India dan Polandia. Build version yang teridentifikasi adalah S938BXXU4ZYF3/S938BOXM4ZYF3/S938BXXU4BYF3 dengan ukuran unduhan sekitar 3,6GB. Tak hanya itu, Samsung juga menyertakan patch keamanan Juni 2025 dalam update ini.

Fitur Unggulan One UI 8 Beta

One UI 8 Beta menghadirkan sejumlah peningkatan signifikan, terutama di sektor kecerdasan buatan. Galaxy AI kini mampu menganalisis konten di layar atau objek yang ditangkap kamera dengan lebih cerdas. Fitur Now Bar dan Now Brief juga akan segera hadir, memberikan pengalaman pengguna yang lebih intuitif. Yang menarik, proses AI kini dapat dilakukan secara lokal di perangkat, meningkatkan kecepatan dan privasi.

Selain itu, Samsung menambahkan kemampuan audio sharing via Bluetooth LE audio dengan dukungan QR code (kompatibel dengan Galaxy Buds). Pengguna juga bisa mengakses layanan perbaikan lebih cepat melalui QR code dan NFC langsung dari akun Samsung. Di sisi antarmuka, Quick Share kini lebih mudah diakses melalui panel Quick Settings untuk berbagi file dengan kecepatan tinggi.

Kapan Rilis Stabil?

Meski belum ada konfirmasi resmi dari Samsung, update stabil One UI 8 diperkirakan akan dirilis dalam beberapa bulan mendatang. Jika Anda tertarik mencoba versi beta, pastikan perangkat Anda termasuk dalam daftar eligible dan siap menerima risiko bug yang mungkin muncul. Untuk pengguna di Indonesia, pantau terus kabar terbaru di Telset.id.

Samsung terus menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan inovasi terbaik bagi pengguna. Dengan dukungan AI yang semakin canggih dan antarmuka yang lebih responsif, Galaxy S25 siap menjadi salah satu smartphone paling powerful di 2025. Jangan lewatkan update selanjutnya!

AI Mengubah Ekonomi Internet: Bisnis Bergantung pada Google Mulai Terancam

Telset.id – Jika Anda pemilik situs web yang bergantung pada trafik dari Google, bersiaplah menghadapi badai besar. Gelombang AI yang tak terbendung mulai mengubah lanskap ekonomi internet secara fundamental, mengancam bisnis yang selama ini menggantungkan hidup pada mesin pencari.

Perubahan ini bukan sekadar tren sesaat. Seperti dilaporkan Barron’s, Google Search perlahan kehilangan pamornya. Pengguna internet kini lebih memilih bertanya langsung ke ChatGPT atau membaca ringkasan yang disajikan Google melalui fitur AI Overviews – tanpa perlu mengklik tautan ke situs lain. Konsekuensinya? Banyak situs yang kehilangan trafik secara signifikan.

Korban Pertama Revolusi AI

Industri yang paling merasakan dampaknya adalah situs perjalanan, portal informasi, dan media berita. Tanpa trafik dari Google, pendapatan mereka menyusut drastis, memaksa beberapa perusahaan melakukan PHK besar-besaran. Ironisnya, Google sendiri mungkin akan tetap bertahan karena investasi besar-besaran mereka di bidang AI, sementara mitra-mitra kecilnya yang selama ini mengandalkan trafik dari mesin pencari terancam gulung tikar.

Fenomena ini menunjukkan betapa rapuhnya model bisnis yang terlalu bergantung pada satu platform. Seperti dikutip dari artikel sebelumnya di Telset.id, bahkan raksasa seperti Apple pun mulai membenahi Safari dengan AI, menambah tekanan pada dominasi Google.

AI: Homepage Baru Internet?

Yang sedang kita saksikan mungkin adalah perubahan paling fundamental dalam ekonomi internet sejak munculnya mesin pencari. AI tidak hanya mengubah cara kita mencari informasi, tetapi juga struktur dasar bagaimana nilai ekonomi diciptakan dan didistribusikan di dunia digital.

Perusahaan-perusahaan kini dihadapkan pada pilihan sulit: beradaptasi atau mati. Beberapa opsi yang tersedia termasuk mengembangkan alat AI sendiri, bermitra dengan perusahaan AI yang ada, atau mencari cara untuk mendiversifikasi sumber pendapatan. Seperti terlihat dalam kolaborasi antara Nvidia, Google, dan Disney, kerja sama strategis bisa menjadi kunci bertahan di era baru ini.

Internet terus berevolusi dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Bagi bisnis yang ingin tetap relevan, satu hal yang pasti: berpegang pada model bisnis lama bukanlah pilihan. Waktunya beradaptasi sudah tiba – sebelum Anda menjadi korban berikutnya dari revolusi AI yang tak terhindarkan ini.

iOS 26 Siap Atasi Masalah Penyimpanan Saat Update iPhone

0

Telset.id – Pernah frustasi karena iPhone Anda menolak update iOS hanya karena kehabisan ruang penyimpanan? Kabar baik datang dari Apple. Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa iOS 26 akan membawa solusi cerdas untuk masalah klasik ini.

Dalam catatan rilis developer beta 1 iOS 26, Apple memperkenalkan fitur “dynamic storage reserve” yang dirancang khusus untuk memastikan proses update otomatis berjalan lancar. Fitur ini akan secara proaktif menyisihkan ruang penyimpanan ketika pengguna mengaktifkan pembaruan otomatis di aplikasi Pengaturan.

Mengapa Fitur Ini Penting?

Bagi banyak pengguna iPhone, pengalaman gagal update karena kehabisan ruang penyimpanan bukanlah hal baru. Biasanya, sistem akan menampilkan pesan error yang memaksa pengguna untuk manual menghapus file, foto, atau aplikasi sebelum bisa melanjutkan proses update.

Dengan iOS 26, Apple tampaknya belajar dari pengalaman pengguna. “Tergantung pada jumlah ruang kosong yang tersedia, iOS mungkin secara dinamis menyisihkan ruang update untuk Pembaruan Otomatis agar dapat mengunduh dan menginstal dengan sukses,” tulis Apple dalam dokumentasi beta.

Bagaimana Cara Kerjanya?

Meskipun Apple belum merinci mekanisme pasti dari sistem penyisihan ruang dinamis ini, perusahaan tampaknya mengadopsi pendekatan serupa dengan yang sudah digunakan di macOS. Sistem akan secara otomatis mengelola penyimpanan sementara selama proses update.

Yang menarik, fitur ini kemungkinan akan bekerja secara diam-diam di latar belakang. Apple belum mengkonfirmasi apakah pengguna akan mendapat notifikasi ketika ruang sedang disisihkan, atau apakah ada opsi untuk menonaktifkan fitur ini.

Ini merupakan langkah penting bagi Apple untuk memastikan lebih banyak perangkat bisa menerima pembaruan keamanan dan fitur terbaru, terutama bagi pengguna yang sering mengabaikan peringatan penyimpanan atau tidak terlalu memperhatikan kapasitas penyimpanan yang tersisa.

Seperti yang kami laporkan sebelumnya dalam artikel tentang fitur Adaptive Power di iOS 26, Apple terus berinovasi untuk meningkatkan pengalaman pengguna iPhone.

Dampak bagi Pengguna

Fitur penyimpanan dinamis ini bisa menjadi penyelamat bagi:

  • Pengguna dengan model iPhone kapasitas rendah (64GB atau 128GB)
  • Mereka yang sering menyimpan banyak foto dan video
  • Pengguna yang jarang membersihkan penyimpanan mereka
  • Orang yang tidak terlalu paham tentang manajemen penyimpanan

Dengan sistem baru ini, Apple tidak hanya menyelesaikan masalah teknis, tetapi juga mengurangi hambatan psikologis dalam melakukan update. Seperti yang kita tahu, banyak pengguna yang menunda update karena takut kehabisan ruang atau proses yang rumit.

Sementara kita menunggu detail lebih lanjut tentang fitur ini, kabar tentang fitur terjemahan langsung di iOS 26 juga patut dinantikan.

iOS 26 semakin menunjukkan komitmen Apple untuk menyempurnakan pengalaman pengguna iPhone. Dari manajemen penyimpanan yang lebih cerdas hingga pengalaman gaming yang ditingkatkan, sistem operasi terbaru ini berjanji untuk membawa berbagai perbaikan yang berarti.

Bagaimana pendapat Anda tentang fitur penyimpanan dinamis ini? Apakah ini solusi yang Anda tunggu-tunggu? Beri tahu kami di kolom komentar.

itel VistaTab 11: Tablet AI Canggih dengan Harga Terjangkau untuk Edukasi Anak

Telset.id – Di era digital yang semakin berkembang, kebutuhan akan perangkat edukasi yang terjangkau namun kaya fitur menjadi semakin penting. itel Indonesia menjawab tantangan ini dengan meluncurkan itel VistaTab 11, sebuah tablet berbasis AI yang dirancang khusus untuk mendukung proses belajar anak-anak dengan harga yang ramah di kantong.

Dengan banderol harga sekitar Rp1,4 jutaan, VistaTab 11 menawarkan kombinasi antara teknologi canggih dan kemudahan penggunaan. Tablet ini bukan sekadar perangkat biasa, melainkan teman belajar digital yang cerdas dan praktis. Lalu, apa saja yang membuat tablet ini layak dipertimbangkan?

Layar Luas dan Baterai Tahan Lama

VistaTab 11 hadir dengan layar berukuran 10.1 inci yang jernih dan lapang. Ukuran ini ideal untuk berbagai aktivitas belajar, mulai dari membaca buku digital hingga mengikuti kelas online. Anak-anak tidak perlu lagi menyipitkan mata saat membaca atau mengerjakan tugas, sehingga proses belajar menjadi lebih nyaman.

Dibekali baterai berkapasitas 6000mAh, tablet ini mampu bertahan seharian penuh dengan sekali pengisian daya. Mulai dari belajar di pagi hari, menonton video edukatif di siang hari, hingga bermain aplikasi interaktif di malam hari—semua bisa dilakukan tanpa khawatir kehabisan baterai. Fitur ini sangat penting mengingat anak-anak sering menggunakan perangkat dalam waktu yang lama.

Fitur AI untuk Belajar Lebih Interaktif

Salah satu keunggulan utama VistaTab 11 adalah fitur AI Educational Tools yang dirancang untuk membuat proses belajar lebih mudah dan menyenangkan. Dengan fitur Book-to-Screen, pengguna dapat mengarahkan kamera ke buku fisik dan langsung menampilkan teks digital di layar. Fitur ini sangat berguna untuk anak-anak yang sedang belajar membaca atau memahami materi pelajaran.

Selain itu, tablet ini juga dilengkapi dengan fitur terjemahan ke dalam 5 bahasa (Inggris, Prancis, Filipina, Indonesia, dan Arab). Ini sangat cocok untuk anak-anak yang sedang belajar bahasa asing atau untuk materi sekolah bilingual. Dengan satu ketukan, anak-anak bisa mendapatkan terjemahan instan dari kata atau kalimat yang mereka baca.

Kontrol Orang Tua dan Performa Tangguh

Untuk memastikan anak-anak tetap fokus belajar, itel menyertakan fitur Parental Control yang memungkinkan orang tua memantau dan mengatur penggunaan tablet. Orang tua bisa membatasi akses ke konten yang tidak sesuai, mengatur waktu penggunaan harian, dan memastikan anak-anak tidak terdistraksi oleh hal-hal yang tidak perlu.

Content image for article: itel VistaTab 11: Tablet AI Canggih dengan Harga Terjangkau untuk Edukasi Anak

Dari sisi performa, VistaTab 11 tidak mengecewakan. Dengan kombinasi penyimpanan internal 128GB dan RAM 8GB (termasuk ekspansi), tablet ini memiliki ruang yang lebih dari cukup untuk menyimpan berbagai aplikasi belajar, video, dan dokumen penting. Performanya tetap lancar tanpa lag, sehingga anak-anak bisa belajar dengan nyaman tanpa gangguan teknis.

Selama periode peluncuran di Shopee itel Official Store, pembeli bisa mendapatkan bonus itel Powerbank atau itel SmartWatch O11. Penawaran ini tentu menambah nilai lebih dari tablet yang sudah memiliki fitur lengkap ini.

Dengan semua fitur yang ditawarkan, itel VistaTab 11 menjadi solusi ideal bagi orang tua yang mencari perangkat edukasi berkualitas tanpa harus menguras dompet. Tablet ini tidak hanya mendukung proses belajar anak, tetapi juga memberikan keamanan dan kenyamanan bagi orang tua.

HarmonyOS Huawei Tembus 100 Juta Pengguna, Siap Guncang Pasar Global?

0

Telset.id – Dalam waktu kurang dari lima tahun sejak peluncuran perdananya, HarmonyOS milik Huawei telah mencapai tonggak sejarah yang mengesankan. Menurut laporan terbaru dari Canalys, sistem operasi buatan China ini telah menggerakkan lebih dari 100 juta perangkat smartphone hingga akhir 2024. Angka pastinya? 103 juta unit, dengan 46 juta di antaranya terjual hanya dalam tahun ini.

Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa Huawei tetap menjadi pemain kuat di pasar domestik, meski menghadapi berbagai tantangan di kancah internasional. HarmonyOS tidak hanya bertahan, tetapi justru berkembang pesat menjadi tulang punggung ekosistem produk Huawei.

HarmonyOS Huawei pada perangkat smartphone dan tablet

Lebih dari Sekadar Smartphone

Kisah sukses HarmonyOS tidak berhenti di smartphone. Canalys mencatat, Huawei juga telah mengirimkan 21 juta unit tablet berbasis HarmonyOS ke tangan konsumen, dengan 10,5 juta di antaranya terjual pada 2024. Sistem operasi yang pertama kali diluncurkan pada 2019 ini kini telah menjadi platform default untuk berbagai lini produk Huawei.

Ekosistem HarmonyOS terus meluas ke berbagai kategori perangkat, mulai dari wearable, produk audio, perangkat smart home, hingga yang terbaru adalah komputer personal. Di pasar China saja, Huawei disebut telah mengirimkan sekitar 4,2 juta unit PC, dengan 3,2 juta di antaranya adalah notebook.

HarmonyOS 6.0 dan Masa Depan

Huawei dikabarkan sedang mempersiapkan iterasi besar berikutnya dari HarmonyOS. Versi 6.0 yang dijadwalkan rilis tahun ini diprediksi akan lebih mengedepankan teknologi AI dan arsitektur terdistribusi. Menurut analisis Canalys, kombinasi antara kontrol penuh Huawei atas hardware dan software ini memungkinkan HarmonyOS menjadi alternatif jangka panjang bagi platform global, setidaknya di pasar domestik China.

Lalu, bagaimana prospek HarmonyOS di pasar global? Meski saat ini masih terfokus di China, perkembangan pesat HarmonyOS menunjukkan potensi besar untuk bersaing dengan Android dan iOS. Dengan dukungan ekosistem perangkat yang semakin luas, termasuk robot humanoid yang menggunakan HarmonyOS, Huawei tampaknya serius menjadikan sistem operasi ini sebagai tulang punggung strategi jangka panjang mereka.

Bagi Anda yang penasaran dengan perkembangan terbaru teknologi Huawei, termasuk PC lipat pertama dengan HarmonyOS, pastikan untuk terus mengikuti update di Telset.id.

Infinix Smart 10 Plus Resmi Dirilis di Malaysia, Harga Mulai Rp1,2 Juta

Telset.id – Infinix kembali memperkuat jajaran smartphone entry-levelnya dengan meluncurkan Smart 10 Plus di Malaysia. Sebagai varian paling bertenaga dalam seri Smart 10, ponsel ini menawarkan spesifikasi menarik dengan harga terjangkau. Bagaimana performanya? Simak ulasan lengkapnya.

Spesifikasi Unggulan Infinix Smart 10 Plus

Smart 10 Plus hadir dengan layar 6,67 inci HD+ LCD yang mendukung refresh rate hingga 120Hz dan touch sampling rate 240Hz. Layarnya mampu mencapai kecerahan puncak 700 nits, cukup untuk penggunaan di bawah sinar matahari langsung. Dengan bodi setebal 8,25mm dan bobot 187 gram, ponsel ini tergolong nyaman digenggam.

Ditenagai chipset Unisoc T7250, Smart 10 Plus menawarkan konfigurasi RAM hingga 8GB (dengan fitur extended RAM) dan penyimpanan internal 256GB yang bisa diperluas hingga 2TB via microSD. Daya tahan baterainya dijamin oleh kapasitas 5.000mAh dengan dukungan pengisian cepat 15W.

Fitur Kamera dan Audio

Di sektor kamera, Smart 10 Plus mengandalkan konfigurasi kamera belakang 8MP dengan autofocus dan dual LED flash, serta kamera depan 8MP dengan LED flash terpisah. Kedua kamera mampu merekam video hingga resolusi 2K.

Pengalaman multimedia didukung oleh dual speaker dengan teknologi DTS Audio dan sertifikasi Hi-Res. Fitur tambahan seperti sensor sidik jari samping, face unlock, dan rating ketahanan IP64 membuat ponsel ini semakin menarik di kelasnya.

Harga dan Ketersediaan

Smart 10 Plus tersedia dalam dua varian: 4GB+128GB seharga 349 MYR (Rp1,2 juta) dan 8GB+128GB seharga 399 MYR (Rp1,4 juta). Ponsel ini hadir dalam empat pilihan warna: Sleek Black, Titanium Silver, Iris Blue, dan Ruby Red.

Bagi yang mencari alternatif lain dalam jajaran Infinix, Anda bisa mempertimbangkan Infinix Smart 9 HD yang sudah lebih dulu meluncur di India. Sementara untuk pengalaman lebih premium, Infinix Zero 4 Plus bisa menjadi pilihan menarik dengan fitur kamera canggihnya.

Realme 15 Pro Bocoran: Spesifikasi dan Warna Baru yang Menggoda

Telset.id – Realme tampaknya tak mau berhenti berinovasi. Setelah meluncurkan Realme 14 Pro awal tahun ini, kabarnya mereka sedang mempersiapkan penerusnya, Realme 15 Pro, yang rencananya akan dirilis pada paruh kedua tahun 2024. Bocoran terbaru mengungkap beberapa detail menarik tentang smartphone ini, termasuk konfigurasi RAM dan penyimpanan serta pilihan warna yang ditawarkan.

Menurut laporan dari 91mobiles, Realme 15 Pro akan hadir dengan model number RMX5101. Perangkat ini sudah mendapatkan sertifikasi dari otoritas EEC di Eropa, menandakan bahwa peluncurannya semakin dekat. Untuk pasar India, smartphone ini akan tersedia dalam beberapa varian, yaitu 8GB+128GB, 8GB+256GB, 12GB+256GB, dan 12GB+512GB. Pilihan warna yang ditawarkan pun cukup menarik: Velvet Green, Silk Purple, dan Flowing Silver.

Spesifikasi yang Diharapkan

Meski belum ada konfirmasi resmi dari Realme, spekulasi mengarah pada peluncuran Realme 15 Pro pada akhir Juli 2024. Anggapan ini didasarkan pada pola peluncuran seri sebelumnya, di mana Realme 13 Pro juga diluncurkan pada bulan Juli tahun lalu. Sebagai penerus Realme 14 Pro, yang dibanderol mulai Rp24.999, harapan terhadap Realme 15 Pro tentu cukup tinggi.

Realme 14 Pro sendiri dilengkapi dengan layar AMOLED 6,7 inci beresolusi FHD+ dengan refresh rate 120Hz, chipset Dimensity 7300, RAM 8GB, penyimpanan hingga 256GB UFS 3.1, dan baterai 6.000mAh dengan dukungan pengisian cepat 45W. Di sektor kamera, smartphone ini mengandalkan sensor utama Sony IMX882 50MP dengan OIS dan lensa monokrom 2MP, serta kamera depan 16MP untuk selfie.

Harapan untuk Realme 15 Pro

Dengan varian RAM dan penyimpanan yang lebih besar, Realme 15 Pro diprediksi akan menawarkan performa yang lebih tangguh dibanding pendahulunya. Peningkatan kapasitas penyimpanan hingga 512GB juga menjadi nilai tambah bagi pengguna yang membutuhkan ruang lebih besar untuk menyimpan foto, video, atau aplikasi berat.

Pilihan warna yang ditawarkan—Velvet Green, Silk Purple, dan Flowing Silver—juga menunjukkan upaya Realme untuk menarik lebih banyak segmen pasar. Warna-warna ini tidak hanya elegan tetapi juga memberikan sentuhan premium yang bisa menjadi daya tarik tersendiri.

Jika Anda tertarik dengan smartphone Realme lainnya yang sudah tersedia di pasar, jangan lewatkan 5 Fitur Andalan dari Realme P3 5G yang Tiba-tiba Hadir di Indonesia atau realme P3 5G Resmi Dirilis: Performa Tangguh dengan Harga Terjangkau.

Dengan peluncuran yang semakin dekat, apakah Realme 15 Pro akan menjadi salah satu smartphone mid-range terbaik tahun ini? Kita tunggu saja kabar resminya.

Galaxy S25 Ultra Selamatkan Nyawa Tentara Ukraina dari Serpihan Peluru

Telset.id – Dalam sebuah kejadian yang sulit dipercaya, Samsung Galaxy S25 Ultra bukan hanya membuktikan ketangguhannya di laboratorium, tetapi juga di medan perang. Smartphone flagship terbaru Samsung ini dikabarkan berhasil menyelamatkan nyawa seorang tentara Ukraina dengan menahan serpihan peluru saat terjadi serangan.

Kisah heroik ini bermula ketika sang tentara terjebak dalam serangan artileri di tengah konflik Rusia-Ukraina. Tanpa disangka, Galaxy S25 Ultra yang berada di saku seragamnya berubah menjadi perisai tak terduga. Serpihan peluru yang melesat dengan kecepatan tinggi berhasil ditahan oleh bodi titanium dan lapisan Corning Gorilla Glass Armor 2 pada perangkat tersebut.

Foto yang beredar di forum komunitas Samsung Ukraina menunjukkan kerusakan parah pada layar smartphone. Tampak jelas lubang besar dengan serpihan logam masih menancap di panel depan. Meski perangkat tersebut hancur total dan tidak bisa digunakan lagi, nyawa sang pengguna tetap selamat.

Bukti Nyata Ketangguhan Galaxy S25 Ultra

Insiden ini menjadi bukti nyata dari peningkatan fitur ketahanan yang diusung Galaxy S25 Ultra. Seperti dilaporkan dalam artikel sebelumnya di Telset.id, Samsung memang secara khusus memperkuat konstruksi bodi flagship terbarunya ini dengan material premium.

Yang menarik, smartphone penyelamat nyawa ini ternyata masih sangat baru – baru tiga minggu digunakan. Ini menunjukkan bahwa ketangguhan perangkat tidak membutuhkan waktu lama untuk terbukti. Kabar baiknya, perwakilan Samsung di Ukraina dikabarkan telah menawarkan perbaikan gratis untuk perangkat tersebut, meskipun belum ada konfirmasi resmi.

Lebih dari Sekadar Smartphone Biasa

Kisah ini mengingatkan kita bahwa di balik fitur-fitur canggih seperti kamera 200MP yang sempat dibahas di Telset.id, atau aksesori kustom seperti Pitaka PinButton yang diulas sebelumnya, ada nilai fundamental yang lebih penting – keandalan dan ketangguhan sebuah perangkat.

Bagi para pengguna yang sering beraktivitas di lingkungan ekstrem, mungkin kini ada alasan lebih kuat untuk mempertimbangkan Galaxy S25 Ultra. Siapa tahu, selain sebagai perangkat komunikasi dan produktivitas, smartphone ini suatu saat bisa menjadi penyelamat nyawa seperti kisah tentara Ukraina ini.

Meski Samsung belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang insiden ini, cerita nyata ini telah menjadi bukti tak terbantahkan tentang kualitas konstruksi Galaxy S25 Ultra. Bagaimana pendapat Anda? Apakah ini akan menjadi pertimbangan baru dalam memilih smartphone?

ROG Xbox Ally dan Ally X Resmi: Handheld Gaming Anyar dengan Sentuhan Xbox

Telset.id – Selama bertahun-tahun, para gamer portabel hanya punya dua pilihan: konsol khusus seperti Nintendo Switch atau perangkat Windows yang canggung. Kini, ASUS dan Xbox menghadirkan solusi baru dengan meluncurkan ROG Xbox Ally dan ROG Xbox Ally X. Apakah ini jawaban atas impian handheld gaming yang sesungguhnya?

Kolaborasi antara ASUS ROG dan Xbox ini bukan sekadar rebranding biasa. Dua raksasa teknologi ini berhasil menciptakan perangkat yang memadukan fleksibilitas Windows dengan pengalaman konsol Xbox yang mulus. Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel Microsoft Rencanakan Xbox Handheld, langkah ini memang sudah lama dinantikan.

1. Spesifikasi Gahar untuk Pengalaman Gaming Premium

Mari kita bedah dulu spesifikasi kedua perangkat ini. Baik ROG Xbox Ally maupun Ally X sama-sama mengusung layar 7 inci beresolusi 1080p dengan refresh rate 120Hz dan proteksi Gorilla Glass Victus. Namun, di balik bodi yang mirip, terdapat perbedaan signifikan dalam hal performa.

ROG Xbox Ally menggunakan APU Ryzen Z2 berbasis arsitektur RDNA 2, didukung RAM 16GB dan penyimpanan 512GB. Sementara versi Ally X melangkah lebih jauh dengan Ryzen Z2 Extreme, RAM 24GB, dan SSD 1TB. Perbedaan baterai juga cukup mencolok: 60Wh pada Ally vs 80Wh pada Ally X.

Untuk konektivitas, Ally X unggul dengan dukungan USB 4.0/Thunderbolt 4, sementara saudara mudanya ‘hanya’ memiliki USB-C dengan DisplayPort 2.1. Keduanya tetap menyertakan WiFi 6E dan Bluetooth 5.4, plus kemampuan upgrade SSD via slot microSD atau M.2 internal.

2. Optimisasi Xbox: Rahasia di Balik Performa Mulus

Spesifikasi hardware memang penting, tapi keunggulan sebenarnya ROG Xbox Ally series terletak pada optimisasi software. Seperti yang kami laporkan dalam Xbox Ally Resmi Diumumkan, Microsoft dan ASUS berhasil mengatasi kelemahan utama perangkat Windows sebelumnya.

Masalah klasik seperti navigasi yang tidak ramah gamepad, pembaruan yang mengganggu, dan proses latar belakang yang boros RAM kini sudah diatasi. Sistem baru ini mampu meminimalkan aktivitas latar belakang, menunda tugas non-esensial, dan mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk game.

Sebagai contoh, proses Windows standar seperti wallpaper desktop dan taskbar yang biasanya memakan 2GB RAM kini dioptimalkan secara signifikan. Hasilnya? Pengalaman gaming yang lebih mulus dengan konsumsi daya yang lebih efisien.

3. Rasakan Xbox di Genggaman Tangan

Meski berbasis Windows, ROG Xbox Ally series menawarkan pengalaman yang sangat dekat dengan konsol Xbox asli. Fitur seperti tombol Xbox khusus untuk memanggil Game Bar overlay dan integrasi penuh dengan Xbox Game Pass membuat perangkat ini terasa seperti produk first-party Microsoft.

Dengan dukungan Xbox Cloud Gaming dan desain yang berfokus pada kontroler, ASUS dan Xbox berhasil menjembatani kesenjangan antara PC Windows dan konsol gaming portabel. Seperti bocoran dalam ASUS ROG Ally 2 Bocoran Terbaru, kolaborasi ini memang menjanjikan terobosan baru di dunia handheld gaming.

Pertanyaan besarnya sekarang: apakah ROG Xbox Ally series akan menjadi pesaing serius bagi Steam Deck dan Nintendo Switch? Jawabannya mungkin terletak pada bagaimana pasar merespons harga dan ketersediaannya. Tapi satu hal pasti, lanskap gaming portabel tak akan pernah sama lagi.

Meta dan XGS Energy Garap Proyek Geothermal di New Mexico untuk Data Center AI

Telset.id – Jika Anda mengira kebutuhan energi untuk pengembangan AI hanya bisa dipenuhi oleh sumber konvensional, bersiaplah terkejut. Meta, raksasa teknologi di balik Facebook dan Instagram, baru saja mengumumkan kerja sama strategis dengan XGS Energy untuk mengembangkan proyek energi geothermal “generasi berikutnya” di New Mexico. Kolaborasi ini bukan sekadar pencitraan hijau, melainkan langkah konkret memenuhi kebutuhan listrik data center AI yang semakin rakus.

Menurut pengumuman resmi kedua perusahaan, proyek geothermal ini akan menyuntikkan 150 megawatt energi bebas karbon ke jaringan listrik yang digunakan oleh data center Meta. Yang menarik, sistem ini diklaim beroperasi tanpa menggunakan air sama sekali—solusi tepat untuk wilayah kering seperti New Mexico. “Negara bagian ini memiliki sumber batuan panas terbaik di AS, tapi selama ini sulit dimanfaatkan karena minimnya akses air,” jelas pernyataan tersebut.

Geothermal Kering: Solusi untuk Kelangkaan Air

XGS Energy membawa pendekatan revolusioner dengan memanfaatkan batuan panas kering (dry hot rock) yang melimpah di New Mexico. Teknologi mereka memungkinkan konversi panas bumi menjadi listrik tanpa proses injeksi air—metode yang menjadi kendala utama proyek geothermal konvensional. “Ini adalah terobosan yang bisa mengubah peta energi terbarukan,” ujar seorang analis industri yang diwawancarai Telset.id.

Proyek ini akan berjalan dalam dua fase dan ditargetkan beroperasi penuh pada 2030. Fase pertama akan menjadi proof of concept skala kecil, sementara fase kedua meliputi ekspansi masif untuk memenuhi kebutuhan Meta. Rencana ini sejalan dengan trend perusahaan teknologi beralih ke energi bersih, seperti yang juga dilakukan Samsung di kantor dan pabriknya.

AI dan Kelaparan Energi: Dua Sisi Mata Uang

Urvi Parekh, Global Head of Energy Meta, tak menutupi fakta bahwa kolaborasi ini didorong oleh kebutuhan mendesak akan daya komputasi AI. “Kemajuan AI membutuhkan pasokan energi berkelanjutan untuk infrastrukturnya,” katanya. Pernyataan ini mengkonfirmasi kekhawatiran banyak pihak tentang dampak lingkungan dari pengembangan AI skala besar.

Meta memang gencar memburu sumber energi alternatif. Sebelumnya, mereka telah menjajaki kerja sama dengan Sage Geosystems untuk proyek geothermal lain, serta menandatangani kontrak 20 tahun dengan pembangkit nuklir di Illinois. Langkah ini mencerminkan kesadaran bahwa inovasi energi terbarukan harus berjalan seiring dengan perkembangan teknologi digital.

Lantas, apakah geothermal bisa menjadi jawaban atas krisis energi di era AI? Para ahli memandang proyek New Mexico sebagai uji coba penting. Jika berhasil, teknologi XGS Energy berpotensi diaplikasikan di wilayah vulkanik seperti Indonesia—negara dengan cadangan geothermal terbesar di dunia yang masih belum termanfaatkan optimal.

Sementara itu, inisiatif energi bersih terus bermunculan dari berbagai penjuru. Seperti rencana Jepang memanen energi matahari dari luar angkasa, proyek Meta-XGS ini membuktikan bahwa revolusi energi tidak lagi sekadar wacana, tapi sudah menjadi kebutuhan bisnis yang tak terelakkan.

Siri Canggih Apple Tertunda Hingga 2026: Masalah Internal atau Standar Tinggi?

0

Telset.id – Kabar terbaru dari Bloomberg mengindikasikan bahwa versi Siri yang lebih cerdas dan personal, yang sempat diumumkan di WWDC 2024, mungkin baru dirilis pada musim semi 2026. Padahal, Apple sebelumnya hanya menyebutkan bahwa fitur ini akan hadir “dalam tahun mendatang”. Kini, bocoran menyebutkan bahwa Siri baru ini kemungkinan besar akan tiba bersama iOS 26.4 sekitar Maret 2026—hampir dua tahun setelah pengumuman pertamanya.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi di balik layar Apple? Mengapa perusahaan yang dikenal dengan inovasinya ini harus menunda peluncuran asisten virtual andalannya? Ternyata, masalahnya lebih rumit dari sekadar “belum siap”.

Konflik Internal dan Standar Tinggi Apple

Menurut laporan Bloomberg, ada ketidaksepakatan internal antara tim marketing dan engineering Apple mengenai siapa yang bertanggung jawab atas keterlambatan ini. Tim marketing dituding telah terlalu dini mempromosikan kemampuan Siri yang belum matang, sementara tim engineering diklaim memberikan gambaran yang tidak akurat tentang kesiapan teknologi tersebut. Akibatnya, Apple terpaksa menarik iklan Siri pada Maret lalu karena fitur yang dijanjikan ternyata belum siap.

Dalam wawancara dengan The Wall Street Journal, eksekutif Apple mengakui bahwa Siri versi baru belum memenuhi standar kualitas perusahaan. “Kami tidak ingin merilis sesuatu yang setengah matang,” ujar salah satu sumber. Hal ini sejalan dengan pendekatan Apple yang terkenal sangat ketat dalam hal kualitas produk.

Fitur yang Ditunggu-tunggu

Siri versi baru dijanjikan mampu mengambil tindakan langsung di dalam aplikasi dan memahami konteks layar pengguna. Misalnya, Siri bisa secara otomatis merujuk ke email untuk informasi penerbangan atau menyisipkan foto ke dokumen tanpa perintah eksplisit. Kemampuan ini didukung oleh kerangka kerja App Intents, yang juga akan digunakan oleh fitur Spotlight terbaru di macOS 26.

Namun, dengan penundaan ini, apakah Apple akan kehilangan momentum di tengah persaingan ketat asisten virtual seperti Google Assistant dan Alexa? Sepertinya tidak. Apple justru memilih untuk lebih berhati-hati, seperti terlihat dari presentasi WWDC 2025 yang lebih rendah profil dalam hal AI dibandingkan tahun sebelumnya.

Jika Anda penasaran dengan perkembangan Siri, simak juga artikel kami tentang integrasi ChatGPT dengan Siri yang mungkin menjadi salah satu solusi sementara Apple.

Jadi, apakah penundaan ini pertanda buruk? Belum tentu. Bisa jadi, Apple sedang memastikan bahwa Siri benar-benar siap untuk mengubah cara kita berinteraksi dengan perangkat. Atau, seperti yang diungkapkan dalam artikel sebelumnya, mereka sedang fokus menyempurnakan teknologi inti sebelum meluncurkannya ke pasar.