Beranda blog Halaman 25

HUAWEI nova 13 Pro: Smartphone Stylish dengan Kamera Flagship dan Performa Tangguh

0

Telset.id – Jika Anda mencari smartphone yang menggabungkan desain elegan dengan kemampuan fotografi mumpuni, HUAWEI nova 13 Pro layak menjadi pertimbangan serius. Huawei Device Indonesia resmi meluncurkan perangkat ini sebagai jawaban atas kebutuhan generasi muda yang aktif dan kreatif. Dengan dual front camera 60MP, kamera belakang flagship, serta teknologi pengisian daya super cepat, nova 13 Pro siap menjadi pendamping setia dalam mengabadikan momen berharga.

Diluncurkan pada 17 Juni 2025, HUAWEI nova 13 Pro membawa sejumlah inovasi yang membuatnya menonjol di segmen mid-range. Smartphone ini tidak hanya menawarkan performa tangguh tetapi juga desain stylish dengan pilihan warna Loden Green dan Black. Bagi penggemar fotografi, fitur seperti AI Best Expression dan Adjustable Aperture Camera menjadikan pengalaman memotret lebih personal dan memukau.

Dual Front Camera: Selfie Lebih Tajam dan Fleksibel

HUAWEI nova 13 Pro mengusung dual front camera dengan resolusi 60MP (Ultra-wide Autofocus) dan 8MP (Close-Up Portrait). Kombinasi ini memungkinkan pengguna mengambil selfie dengan detail tajam, baik dalam kondisi grup maupun close-up. Fitur AI Best Expression secara otomatis memilih ekspresi terbaik dari beberapa jepretan, menghindarkan hasil foto dengan wajah yang kurang sempurna.

Teknologi ini sangat berguna saat mengabadikan momen spontan, seperti saat berkumpul dengan teman atau keluarga. Dengan dukungan ultra-wide angle, frame selfie pun lebih luas tanpa harus mengorbankan kualitas gambar. Bagi yang sering membuat konten, fitur ini menjadi nilai tambah yang signifikan.

Kamera Belakang Flagship untuk Fotografi Profesional

Di bagian belakang, HUAWEI nova 13 Pro dibekali kamera utama 50MP dengan adjustable aperture (f/1.4 – f/4.0), memungkinkan kontrol lebih besar terhadap cahaya yang masuk. Ditambah dengan teknologi RYYB Color Filter Array, hasil foto di malam hari tetap jernih dan minim noise. Kamera telephoto 12MP dan ultra-wide macro 8MP melengkapi fleksibilitasnya dalam berbagai situasi pemotretan.

Fitur XD Portrait Engine menyediakan tiga pilihan filter (Natural, Delicate, Stylish) untuk menyempurnakan hasil potret. Pengguna juga bisa membuat filter custom sesuai preferensi, memberikan sentuhan personal pada setiap jepretan. Dengan kemampuan ini, HUAWEI nova 13 Pro bersaing ketat dengan smartphone flagship di kelasnya.

Desain Stylish dan Baterai Tangguh

HUAWEI nova 13 Pro tidak hanya unggul di sisi kamera tetapi juga desain. Dengan Plaid-Rhythm-Design, smartphone ini tampil elegan dan fashionable. Kapasitas baterai 5000 mAh didukung teknologi 100W SuperCharge Turbo, yang mengisi daya hingga 50% hanya dalam 9 menit—solusi ideal bagi pengguna dengan mobilitas tinggi.

Penyimpanan internal hingga 512GB memastikan pengguna tidak perlu khawatir kehabisan ruang untuk foto, video, atau aplikasi. Kombinasi fitur ini menjadikan HUAWEI nova 13 Pro sebagai pilihan serbaguna untuk gaya hidup modern.

Harga spesial Rp7.999.000 berlaku selama periode penjualan perdana (25 Juni – 31 Juli 2025), dengan bonus HUAWEI Watch Fit 3 senilai Rp1.799.000. Pembelian melalui Shopee juga menawarkan cicilan 0% via Shopee PayLater. Tertarik mencoba? Kunjungi link ini untuk informasi lebih lanjut.

Content image for article: HUAWEI nova 13 Pro: Smartphone Stylish dengan Kamera Flagship dan Performa Tangguh

realme P3 5G Resmi Meluncur: Smartphone Mid-Range dengan DNA Flagship

Telset.id – Jika Anda mengira smartphone mid-range hanya menawarkan spesifikasi pas-pasan, realme P3 5G siap mengubah persepsi itu. Resmi diluncurkan secara global termasuk di Indonesia pada 16 Juni 2025, perangkat ini disebut sebagai “Segment Redefiner” berkat kombinasi performa flagship, desain premium, dan harga terjangkau. Bagaimana realme membawa pengalaman high-end ke segmen mid-range? Simak analisis mendalam berikut.

realme, brand yang identik dengan anak muda, kembali menunjukkan taringnya melalui P Series. Setelah sukses menjual lebih dari satu juta unit realme P1 di India tahun lalu, kini mereka memperluas jangkauan seri ini ke pasar global. Sky Li, CEO realme, menegaskan komitmennya untuk menghadirkan smartphone dengan DNA e-commerce yang menawarkan pengalaman flagship tanpa kompromi.

Mengapa P Series Begitu Spesial?

P Series bukan sekadar lini produk baru bagi realme. Ini adalah manifestasi dari pemahaman mendalam terhadap kebutuhan anak muda yang aktif berbelanja online. “Banyak pengguna terpaksa berkompromi saat membeli smartphone secara online, baik dalam hal performa, desain, atau kamera,” ujar Sky Li dalam surat terbukanya. P Series hadir untuk mematahkan “segitiga mustahil” tersebut.

Dalam waktu singkat, P Series telah menjadi game changer di India dengan total pengiriman lebih dari 2 juta unit. Kini, realme membawa keunggulan seri ini ke pasar global, termasuk Indonesia. Seperti dilaporkan sebelumnya oleh Telset.id, realme P3 5G menawarkan spesifikasi yang biasanya hanya ditemukan di perangkat flagship.

Spesifikasi yang Membuat Kompetitor Merinding

realme P3 5G ditenagai Snapdragon® 6 Gen 4, chipset 4nm tercepat di kelasnya. Kombinasi dengan GT Boost yang menghadirkan AI Motion Control dan AI Ultra Touch Control menciptakan pengalaman gaming responsif. Layar AMOLED 6,67 inci dengan refresh rate 120Hz dan kecerahan 2000 nits semakin melengkapi keunggulannya.

Yang mengejutkan, realme berani menyematkan sertifikasi ketahanan air IP66, IP68, dan IP69 pada bodi setipis 7,97mm. Belum lagi baterai 6000mAh dengan teknologi bypass charging untuk pengalaman gaming tanpa khawatir overheat. Seperti perbandingan seri sebelumnya, realme konsisten menghadirkan value terbaik di segmen mid-range.

Strategi Pemasaran yang Cerdas

realme P3 5G hadir secara eksklusif online melalui flash sale di Shopee mulai 16-18 Juni 2025 dengan harga spesial Rp3.799.000. Strategi ini sesuai dengan DNA e-commerce realme sejak peluncuran realme 1 di India tahun 2018 yang terjual habis dalam dua menit.

Kini, realme telah bermitra dengan platform e-commerce global seperti Shopee, Lazada, dan Amazon. Kerja sama ini memungkinkan mereka menyesuaikan produk dan layanan purnajual secara lokal. “Di mana ada permintaan pengguna yang belum terpenuhi, di situ ada peluang kami,” tegas Sky Li.

Dengan P Series, realme tidak hanya menjual produk, tetapi juga membawa pesan empowerment bagi anak muda. “Lupakan harga. Ini bukan hanya tentang uang. Ini tentang kamu. Kamu layak mendapatkan yang lebih baik,” pesan Sky yang menjadi filosofi brand ini. Apakah realme P3 5G akan mengulangi kesuksesan pendahulunya? Jawabannya mungkin terletak pada antusiasme anak muda Indonesia dalam flash sale mendatang.

InZoi Kehilangan 85% Pemain dalam Dua Minggu: Analisis Mendalam

Telset.id – InZoi, game simulasi kehidupan yang sempat dijuluki “The Sims killer”, justru mengalami penurunan pemain yang sangat drastis. Dalam dua minggu pertama setelah peluncurannya, game ini kehilangan 85% pemain secara bersamaan dan 83% pemain rata-rata. Padahal, InZoi terjual lebih dari satu juta kopi di minggu pertama. Apa yang sebenarnya terjadi?

Berdasarkan data dari SteamDB, pada hari peluncurannya (28 Maret 2025), InZoi mencapai puncak pemain bersamaan sebanyak 87.377. Namun, dua minggu kemudian, angka itu merosot tajam menjadi hanya 12.950 pemain. Rata-rata pemain harian juga turun dari 63.799 menjadi 10.769. Penurunan ini jauh lebih cepat dibandingkan game lain dalam kategori yang sama.

inzoi character holding a city

Perbandingan dengan Game Lain

Jika dibandingkan dengan game lain yang diluncurkan dalam periode yang sama, InZoi berada di posisi kedua terburuk dalam hal retensi pemain. Sebagai perbandingan, Marvel Rivals hanya kehilangan 3% pemain dalam enam minggu, sementara InZoi kehilangan 83% hanya dalam dua minggu. Berikut adalah beberapa contoh game dan persentase penurunan pemainnya:

  • Marvel Rivals: -3% (6 minggu)
  • Helldivers 2: -34%
  • Diablo 4: -53%
  • InZoi: -83% (2 minggu)

A woman painting a yellow portrait of lovers in her home.

Mengapa Pemain Cepat Meninggalkan InZoi?

Ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan penurunan pemain yang signifikan ini:

  1. Ekspektasi vs. Realita: InZoi dipromosikan sebagai “The Sims killer”, tetapi banyak pemain merasa gameplay-nya tidak sepenuhnya memenuhi harapan.
  2. Bug dan Masalah Teknis: Game ini sempat memunculkan kontroversi karena bug yang memungkinkan pemain “menabrak anak-anak”, yang kemudian diperbaiki oleh developer.
  3. Persaingan dengan The Sims 4: Ironisnya, peluncuran InZoi justru meningkatkan jumlah pemain The Sims 4 ke rekor tertinggi di Steam.

inZOI delays early access release date

Masa Depan InZoi

Meskipun penurunan pemainnya sangat tajam, masih ada harapan bagi InZoi untuk bangkit. Developer Krafton mungkin akan merilis pembaruan besar atau konten tambahan untuk menarik kembali pemain. Namun, tanda-tanda awal memang tidak terlalu menggembirakan.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah InZoi masih berpeluang menjadi “The Sims killer”, atau justru akan tenggelam dalam persaingan? Beri tahu kami di kolom komentar!

Snapdragon 8s Gen 4 vs Dimensity 8400 Ultra: Pertarungan Chipset Premium

Telset.id – Dunia chipset mobile kembali memanas dengan kehadiran dua prosesor unggulan: Snapdragon 8s Gen 4 dari Qualcomm dan Dimensity 8400 Ultra dari MediaTek. Keduanya mengklaim sebagai jawaban untuk kebutuhan performa tinggi, tetapi mana yang benar-benar unggul? Mari kita bedah secara mendalam.

Di satu sisi, Snapdragon 8s Gen 4 yang diumumkan April 2025 hadir dengan janji performa premium. Di sisi lain, Dimensity 8400 Ultra yang dirilis Desember 2024 menawarkan efisiensi dengan kecepatan lebih tinggi. Namun, seperti biasa, angka clock speed bukanlah segalanya. Ada banyak faktor yang menentukan siapa pemenang sesungguhnya.

Spesifikasi Teknis: Dibalik Angka-Angka

Kedua chipset dibangun menggunakan proses 4nm TSMC, tetapi arsitektur CPU mereka berbeda. Snapdragon 8s Gen 4 mengusung kombinasi 1 core Cortex-X4 (3.21 GHz), 3 core Cortex-A720 (3 GHz), dan 4 core efisiensi. Sementara itu, Dimensity 8400 Ultra mengandalkan 8 core Cortex-A725 dengan kecepatan hingga 3.25 GHz.

Untuk GPU, Snapdragon memakai Adreno 825 dengan dukungan ray tracing, sedangkan MediaTek menggunakan Mali-G720 MP7. Keduanya mendukung teknologi AI modern, termasuk pemrosesan gambar berbasis semantic segmentation dan rekaman video 4K/60fps.

Snapdragon 8s Gen 4 vs Dimensity 8400 Ultra - AnTuTu comparison

Benchmark: Bukti Nyata Performa

Dalam tes AnTuTu, Snapdragon 8s Gen 4 mencetak skor 2.050.881, mengalahkan Dimensity 8400 Ultra yang hanya mencapai 1.590.202. Keunggulan ini terlihat di semua aspek, termasuk CPU (24% lebih cepat), GPU (50% lebih unggul), dan memori.

Geekbench juga menunjukkan hasil serupa. Snapdragon unggul 29% dalam single-core (2.041 vs 1.579) dan 10% dalam multi-core (6.833 vs 6.238). Ini berarti chip Qualcomm lebih responsif untuk tugas harian sekaligus mampu menangani beban berat seperti gaming atau multitasking.

Snapdragon 8s Gen 4 vs Dimensity 8400 Ultra - Geekbench comparison

Konektivitas dan Fitur Tambahan

Snapdragon 8s Gen 4 menawarkan modem 5G dengan kecepatan unduh hingga 4.2Gbps dan dukungan Wi-Fi 7. MediaTek sedikit tertinggal dengan kecepatan puncak 5.17Gbps dan Wi-Fi 6E. Dalam hal Bluetooth, Snapdragon menggunakan versi 6.0, sementara Dimensity masih di 5.4.

Untuk fotografi, keduanya mendukung kamera hingga 320MP dan rekaman 4K. Namun, Snapdragon memiliki keunggulan dalam fitur AI seperti semantic segmentation 250 layer dan Video Super Resolution.

Jadi, mana yang harus Anda pilih? Jika Anda mengutamakan performa tertinggi dan fitur terkini, Snapdragon 8s Gen 4 adalah jawabannya. Namun, jika efisiensi dan harga lebih penting, Dimensity 8400 Ultra tetap menjadi pilihan solid. Seperti Xiaomi 16 yang diprediksi menggunakan chipset elite, pilihan chipset seringkali menentukan pengalaman pengguna secara keseluruhan.

Redmi K80 Ultra Bocor: Chipset Dimensity 9400+ dan Performa Monster

Telset.id – Jika Anda mengira smartphone gaming hanya soal RGB dan refresh rate tinggi, Redmi K80 Ultra siap mengubah persepsi itu. Bocoran terbaru dari Xiaomi mengungkap bahwa perangkat ini akan menjadi salah satu flagship paling gahar di kelasnya, dengan kombinasi chipset Dimensity 9400+ dan D2 discrete graphics chip buatan Xiaomi sendiri.

Bagaimana tidak, pasangan maut ini berhasil mencetak skor AnTuTu V10 lebih dari 3,24 juta poin—rekor baru di platform tersebut. Meski benchmark tak selalu mencerminkan performa nyata, angka ini jelas menunjukkan bahwa Redmi K80 Ultra bukan main-main. Apalagi, perangkat ini diprediksi akan dibanderol sekitar 3.000 yuan (Rp6,8 juta), harga yang sangat kompetitif untuk spesifikasi segila ini.

Redmi K80 Ultra chipset specs

Desain dan Fitur Premium

Tak hanya soal performa, Redmi K80 Ultra juga mengusung desain premium dengan panel OLED 6,83 inci beresolusi 1,5K. Layarnya flat dengan lengkungan halus di sudut, dibingkai logam quad-curved, dan bodi belakang dari fiberglass. Xiaomi juga memastikan kehadiran fitur-fitur high-end seperti sensor sidik jari ultrasonik, speaker stereo yang ditingkatkan, motor getar taktil yang lebih halus, serta mid-frame logam untuk kekokohan struktur.

Yang tak kalah menarik adalah sistem pendinginannya. Redmi membekali K80 Ultra dengan vapor chamber 3D IceLoop terbesar yang pernah mereka buat, didukung oleh Fury Engine 4.0 untuk optimasi performa lebih lanjut. Kombinasi ini dirancang untuk menangani beban gaming dan multitasking berat dalam waktu lama tanpa throttling.

Redmi K Pad: Tablet Gaming Kompak

Tak hanya smartphone, Xiaomi juga bersiap meluncurkan Redmi K Pad sebagai pendamping K80 Ultra. Tablet 8,8 inci ini mengusung layar LCD 3K dengan refresh rate 165Hz, ditenagai chipset Dimensity 9400+ yang sama, dan menjalankan Android 15. Dengan RAM hingga 16GB dan dukungan fast charging 67W, K Pad jelas ditujukan untuk para gamer mobile.

Desainnya minimalis dengan kamera tunggal di belakang dan LED flash, siap bersaing dengan iPad Mini 7, Red Magic Gaming Tablet 3 Pro, dan Lenovo Legion Y700 (Gen 4). Xiaomi belum mengumumkan tanggal peluncuran resmi, tetapi kedua perangkat ini diprediksi akan meluncur di China akhir bulan ini.

Dengan spesifikasi dan harga yang ditawarkan, Redmi K80 Ultra dan K Pad berpotensi menggebrak pasar perangkat gaming mid-range. Apakah mereka akan sepopuler pendahulunya? Kita tunggu saja kabar selanjutnya.

3 Jam Tangan Casio Terbaik untuk Pengguna iPhone di 2025

Telset.id – Jika Anda pengguna iPhone yang mencari jam tangan yang tidak hanya stylish tapi juga fungsional, Casio memiliki beberapa pilihan menarik. Tidak perlu bergantung pada Apple Watch, karena Casio menawarkan desain ikonis dengan fitur canggih yang bisa terhubung sempurna dengan iPhone Anda.

Dari model sporty G-Shock hingga varian premium MR-G, Casio membuktikan bahwa jam tangan tradisional bisa bersaing dengan smartwatch dalam hal fungsionalitas. Berikut tiga rekomendasi terbaik Casio untuk pengguna iPhone yang ingin tampil beda.

1. G-Shock GBA-950 Series: Untuk Para Pecinta Olahraga

Bagi Anda yang aktif berolahraga tapi tidak menyukai smartwatch, G-Shock GBA-950 series adalah jawabannya. Seri ini baru saja diluncurkan di Jepang dengan berbagai fitur kesehatan yang biasanya hanya ada di Apple Watch.

Best Casio G-Shock Watches with Smart Features

GBA-950 menawarkan pelacakan langkah, pengukuran jarak dan kecepatan lari, penghitungan kalori, interval timer, hingga pelacakan waktu putaran. Yang menarik, jam ini bisa terhubung dengan iPhone via Bluetooth menggunakan aplikasi Casio Watches, memanfaatkan GPS iPhone untuk koreksi data jarak yang lebih akurat.

Model GBA-950-1A khususnya memiliki desain hitam elegan dengan tangan dan indeks bercahaya untuk visibilitas di tempat gelap. Dibekali dengan case resin yang diperkuat serat karbon, tahan air hingga 20 ATM, dan tentu saja bodi tahan guncangan. Keunggulan utama dibanding Apple Watch? Tidak perlu sering di-charge!

2. MR-G Kurogane-Iro Series: Kemewahan yang Cocok dengan iPhone Pro

Untuk Anda yang menginginkan sesuatu yang lebih premium, Casio baru saja meluncurkan MR-G Kurogane-Iro dengan desain unik. Dua varian tersedia: MRG-B2000BG-3A dengan bezel dan band titanium solid berlapis DLC hijau, dan MRG-B2000RG-3A dengan bezel titanium rekristalisasi yang terinspirasi pola bilah pedang Jepang.

G-Shock MRG-B2000BG-3AJR

Kedua model ini sangat cocok dipadankan dengan iPhone Pro berbingkai titanium, menciptakan kesan premium yang konsisten. Dilengkapi dengan kaca safir, tahan guncangan, dan tahan air hingga 200 meter, jam ini juga mendukung koneksi Bluetooth melalui aplikasi Casio Watch.

Sistem Tough Solar Casio memungkinkan jam ini bertahan sekitar 5 bulan sekali charge, atau lebih dari 2 tahun dalam mode hemat daya. Fitur world time untuk 300 kota membuatnya sempurna untuk traveler.

3. G-Shock Move: Kesehatan dalam Desain Klasik

Pelacakan kesehatan adalah fitur yang sering dicari di smartwatch, dan Casio menjawabnya dengan G-Shock Move DWH5600. Lineup ini mempertahankan ketangguhan klasik G-Shock sambil menambahkan fitur pemantauan kesehatan.

Dengan desain oktagonal ikonis dan bezel metal, varian abu-abu dan hitam menawarkan tampilan yang elegan. Fitur utamanya termasuk monitor detak jantung real-time via sensor optik, akselerometer untuk pelacakan langkah dan estimasi kalori, serta sensor oksigen darah.

Kerjasama dengan Polar membawa alat analisis performa yang canggih. Seperti model Casio lainnya, G-Shock Move bisa terhubung dengan iPhone via Bluetooth untuk sinkronisasi data.

Bagi Anda yang tertarik dengan jam tangan Casio lainnya, jangan lewatkan Casio Edifice EFR-575CL-3A dengan desain elegan atau edisi khusus G-Shock ROG untuk para gamer.

Dari ketiga pilihan ini, mana yang paling sesuai dengan gaya dan kebutuhan Anda? Dengan Casio, Anda tidak perlu mengorbankan gaya untuk fungsionalitas, atau sebaliknya. Jam tangan ini membuktikan bahwa tradisi dan teknologi bisa berjalan beriringan dengan sempurna.

Samsung Galaxy M36 5G Bocoran Resmi: Exynos 1380 dan Fitur AI

Telset.id – Samsung kembali memanaskan persaingan di segmen smartphone menengah dengan Galaxy M36 5G. Bocoran terbaru mengungkap, ponsel ini akan menjadi varian rebrand dari Galaxy F36 5G di Flipkart dan Galaxy Jump 4 di Korea Selatan. Lantas, apa saja yang bisa diharapkan dari penerus Galaxy M35 ini?

Teaser resmi yang beredar (via 91mobiles) menunjukkan desain ramping dengan konfigurasi kamera triple rear. Yang menarik, Samsung menyelipkan petunjuk tentang fitur berbasis AI—sebuah langkah strategis mengingat tren Samsung Visual AI yang semakin masif. Meski belum ada tanggal pasti, sumber industri memperkirakan peluncuran akan terjadi akhir Juni 2025.

Spesifikasi dan Performa

Di bawah kap mesin, Galaxy M36 5G masih mengandalkan Exynos 1380—chipset dua tahun yang juga menghidupi pendahulunya. Prosesor ini memiliki:

  • 4 core Cortex-A78 (2.4GHz)
  • 4 core Cortex-A55 (2GHz)
  • GPU Mali-G68

Berdasarkan benchmark Geekbench, skor single-core dan multi-core masing-masing berkisar di angka 1000 dan 2880. Kombinasi ini cukup untuk menjalankan aplikasi harian, meski mungkin kurang ideal untuk gaming berat.

Kamera dan Fitur Unggulan

Meski desain kamera mengalami penyegaran, spek sensor masih menjadi misteri. Sebagai perbandingan, Galaxy M35 memiliki trio kamera 50MP + 8MP + 2MP. Jika Samsung konsisten, M36 mungkin akan mempertahankan setup serupa dengan peningkatan software berbasis AI.

Di segmen harga sekitar Rp20 jutaan, Galaxy M36 bersaing ketat dengan smartphone berbasis AI lain seperti Motorola. Keunggulan utamanya terletak pada layar Super AMOLED Full HD+ dengan punch-hole—fitur yang masih langka di kelasnya.

Dengan baterai 6.000mAh dan dukungan fast charging 25W, M36 cocok untuk pengguna yang mengutamakan ketahanan daya. Kabarnya, ponsel ini akan menjadi eksklusif Amazon di India, mirip dengan strategi distribusi seri M sebelumnya.

Menariknya, meski menggunakan chipset lama, harga diperkirakan tetap kompetitif. Galaxy M35 awal diluncurkan di kisaran Rp19.999—sebuah angka yang mungkin dipertahankan untuk varian 6GB/128GB. Bagi yang butuh ruang lebih, opsi 256GB kemungkinan akan tersedia dengan selisih harga sekitar Rp500-800 ribu.

Dengan peluncuran yang diperkirakan dalam beberapa minggu ke depan, apakah Galaxy M36 5G mampu mengulang kesuksesan pendahulunya? Jawabannya tergantung pada bagaimana Samsung memposisikan nilai tambah AI dan fotografi di tengah persaingan semakin ketat.

Bocoran Resmi! Samsung Galaxy Z Fold7 Lebih Tipis dengan Kamera 200MP

Telset.id – Jika Anda mengira generasi ketujuh smartphone lipat Samsung hanya akan membawa penyempurnaan kecil, bersiaplah untuk terkejut. Bocoran terbaru mengindikasikan Galaxy Z Fold7 akan menjadi yang paling tipis sepanjang sejarah—bahkan lebih ramping dari Galaxy S25 Ultra yang belum dirilis!

Rumor yang beredar menyebut ketebalan Z Fold7 saat dibuka hanya 4,54mm—angka yang membuatnya 46% lebih tipis dibanding pendahulunya. Namun, kejutan sesungguhnya terletak pada modul kamera. Prototipe yang bocor menunjukkan perubahan signifikan pada tata letak flash, mengisyaratkan kehadiran sensor utama 200MP.

Revolusi Desain: Tipis Tapi Bukan Mainan

Analisis terhadap render casing Thinborne mengungkap protrusi (tonjolan) modul kamera yang lebih menonjol. Ini logis mengingat sensor 200MP ISOCELL HP2 yang diisukan memiliki ukuran 1/1.3″. Sebagai perbandingan, Galaxy S25 Ultra dengan sensor serupa memiliki ketebalan 8.2mm—hampir dua kali lipat Z Fold7 dalam keadaan terbuka.

Artinya? Samsung mungkin harus mengorbankan desain flat demi performa fotografi. Namun, kabar baiknya adalah teknologi lensa ALOP (Advanced Lens Optical Path) yang dipatenkan Samsung berpotensi meminimalisir protrusi ini—jika berhasil diimplementasikan.

Pertarungan Ketebalan: Fold7 vs S25 Edge

Yang menarik, Z Fold7 bahkan lebih tipis 1.26mm dibanding Galaxy S25 Edge yang dijuluki “razor-thin” (5.8mm). Ini pencapaian luar biasa untuk perangkat dengan layar 7,6 inci. Pertanyaannya: apakah pengorbanan lain diperlukan?

Beberapa spekulasi muncul:

  • Baterai lebih kecil (meski efisiensi chipset Snapdragon 8 Gen 3 bisa mengimbangi)
  • Pengurangan sistem pendinginan aktif
  • Material titanium untuk bingkai demi kekuatan struktural

Samsung sendiri mulai memberikan petunjuk melalui teaser resmi. Rilis diperkirakan pertengahan Juli—bertepatan dengan jadwal peluncuran tahun sebelumnya. Untuk update terkini, pantau terus bocoran terbaru Samsung Galaxy Z Fold 7 & Z Flip 7 di Telset.id.

Dengan semua spekulasi ini, satu hal pasti: pertarungan smartphone foldable 2024 akan memanas. Apakah Anda siap menyambut raja lipat baru ini?

Bocoran Terbaru Galaxy Watch 8: Desain “Squircle” dan Fitur Canggih Siap Guncang Pasar

Pernahkah Anda membayangkan smartwatch yang menggabungkan keanggunan desain klasik dengan teknologi mutakhir? Bocoran terbaru dari Samsung Galaxy Watch 8, Watch 8 Classic, dan potensi Galaxy Watch Ultra 2 menjawab tantangan itu. Dengan rilis yang diprediksi pada Juli 2025, seri ini siap membawa revolusi di dunia wearable technology.

Setelah sukses dengan generasi sebelumnya, Samsung kembali menggebrak pasar dengan desain “squircle” yang pertama kali diperkenalkan di Galaxy Watch Ultra. Kini, estetika ini menjadi DNA seluruh lini Watch 8, menawarkan kesan futuristik namun tetap ergonomis. Apa saja yang membuat seri ini layak dinantikan?

Berdasarkan bocoran dari Evan Blass, salah satu leaker ternama, berikut adalah analisis mendalam tentang apa yang akan ditawarkan Samsung dalam Galaxy Unpacked mendatang.

Desain Revolusioner: “Squircle” Jadi Ciri Khas

Galaxy Watch 8 dan variannya mengadopsi bentuk hybrid antara kotak dan lingkaran—sebuah konsep yang dijuluki “squircle”. Desain ini tidak hanya estetik tetapi juga fungsional, memberikan ruang lebih besar untuk layar tanpa mengorbankan kenyamanan pemakaian.

Desain Galaxy Watch 8 dengan tampilan squircle

Varian Classic menghadirkan kembali rotating bezel fisik, fitur yang sempat hilang dan sangat dirindukan penggemar. Seperti dilaporkan dalam artikel sebelumnya, bezel ini memudahkan navigasi tanpa harus menyentuh layar.

Fitur Kesehatan yang Lebih Personal

One UI 8 Watch, sistem operasi berbasis Wear OS yang akan menghiasi seri ini, membawa sejumlah pembaruan signifikan. Mulai dari pengukuran kadar karotenoid hingga panduan lari yang disesuaikan dengan profil pengguna, Samsung berkomitmen menjadikan Watch 8 sebagai asisten kesehatan digital paling cerdas.

Tak ketinggalan, fitur pemantauan tidur juga ditingkatkan untuk memberikan analisis lebih mendalam tentang kualitas istirahat Anda. Kabar baiknya, pemilik Galaxy Watch 5 ke atas juga akan mendapatkan fitur ini melalui program beta One UI 8 Watch yang dirilis Juni 2025.

Tampilan antarmuka One UI 8 Watch pada Galaxy Watch 8

Spesifikasi Unggulan: Dari Titanium Hingga Baterai Tahan Lama

Menurut @OnLeaks, Galaxy Watch Ultra 2 akan menggunakan rangka titanium yang lebih ringan namun kuat. Sementara itu, Watch 8 dan Classic fokus pada peningkatan layar lebih lebar serta optimasi daya tahan baterai.

Prototipe Watch 8 Classic yang bocor di eBay—seperti diungkap dalam laporan eksklusif—memperlihatkan tiga tombol samping: tombol home/daya, tombol kembali, dan tombol aksi cepat berbentuk bulat untuk mengakses aplikasi atau memulai latihan.

Dengan event Galaxy Unpacked yang digadang-gadang berlangsung pada 13 Juli 2025 di New York, semua spekulasi ini akan segera terjawab. Siapkah Anda menyambut generasi baru smartwatch Samsung?

The Witcher 4: CD Projekt RED Fokus pada Konsol Pertama Kali, Targetkan 60 FPS di PS5

Telset.id – Jika Anda mengira The Witcher 4 akan mengulangi pendekatan pengembangan PC-first seperti seri sebelumnya, bersiaplah untuk terkejut. CD Projekt RED, studio di balik franchise RPG epik ini, secara mengejutkan mengumumkan perubahan strategi besar: mereka kini mengadopsi pendekatan “console-first” untuk The Witcher 4. Ambisi utamanya? Menghadirkan open world dengan hardware ray tracing yang berjalan mulus di 60 frame per second (FPS) pada PlayStation 5.

Perubahan paradigma ini terungkap dalam wawancara eksklusif dengan Charles Tremblay, VP of Technology CD Projekt RED, yang berbicara kepada Digital Foundry setelah demo menakjubkan The Witcher 4 di State of Unreal presentation. Tremblay mengakui bahwa pendekatan tradisional studio—mengembangkan untuk PC terlebih dahulu lalu menurunkan skalanya untuk konsol—telah menciptakan banyak masalah di masa lalu. “Kali ini, kami benar-benar ingin lebih fokus pada pengembangan konsol terlebih dahulu,” tegasnya.

Mengapa Perubahan Strategi Ini Penting?

Pergeseran ke console-first bukan sekadar perubahan teknis, melainkan respons terhadap pelajaran pahit dari proyek sebelumnya. The Witcher 3, meskipun menjadi masterpiece RPG, sempat mengalami masalah performa di konsol saat peluncuran. Kini, dengan Unreal Engine 5 sebagai fondasi, CD Projekt RED ingin memastikan pengalaman optimal sejak awal—terutama untuk PlayStation 5.

“Kami benar-benar ingin menargetkan 60 FPS dan tidak kembali ke 30 FPS,” jelas Tremblay. Namun, dia dengan jujur mengakui bahwa jalan menuju tujuan tersebut masih panjang. Demo yang ditampilkan hanyalah tech demo—belum mencakup loop gameplay lengkap, sistem pertarungan, atau banyak elemen lain yang akan menambah beban pada hardware.

Tantangan Besar di Xbox Series S

Sementara target 60 FPS di PS5 sudah ambisius, tantangan sebenarnya mungkin datang dari Xbox Series S. Tremblay mengakui bahwa tim belum mulai mengoptimalkan game untuk konsol entry-level tersebut, dan mencapainya sebagai “sangat menantang”. “60 FPS di Xbox Series S pasti akan sangat sulit. Ini adalah sesuatu yang harus kami pecahkan,” ujarnya.

Pernyataan ini memicu perdebatan di komunitas gaming tentang masa depan Xbox Series S. Dengan spesifikasi yang jauh di bawah PS5 dan Xbox Series X, apakah konsol ini akan menjadi penghambat ambisi pengembang seperti CD Projekt RED?

Di sisi lain, kolaborasi dengan Epic Games membawa angin segar. Demo The Witcher 4 sudah menggunakan hardware RT Lumen—teknologi ray tracing berbasis hardware yang dianggap Epic sebagai masa depan, meninggalkan software Lumen karena berbagai keterbatasan. CD Projekt RED juga menyebutkan rencana untuk “menaikkan skala” versi PC, meskipun bentuk pasti dari peningkatan tersebut masih menjadi misteri.

Dengan perkiraan rilis di tahun 2027, The Witcher 4 masih memiliki waktu pengembangan yang panjang. Namun, perubahan pendekatan ini menunjukkan komitmen CD Projekt RED untuk belajar dari masa lalu dan memberikan pengalaman terbaik bagi semua pemain—terlepas dari platform yang mereka gunakan.

Bagi Anda yang penasaran dengan karya sebelumnya CD Projekt RED, jangan lewatkan The Witcher 3 yang kini tersedia di PS Plus, atau jelajahi 7 game open world terbaik PS4 lainnya yang masih layak dimainkan hingga 2025.

Kasus Penipuan GPU: RTX 4090 Palsu Ternyata RTX 30 Series!

Telset.id – Bayangkan membeli tiga unit RTX 4090 seharga Rp20 juta per buah, hanya untuk mengetahui bahwa ketiganya adalah GPU palsu yang dimodifikasi dari seri RTX 30. Inilah yang dialami seorang pengguna di Jepang, seperti diungkapkan oleh seorang teknisi YouTuber dalam investigasi terbarunya.

Kasus penipuan GPU kelas premium kembali mencuat, kali ini melibatkan kartu grafis flagship NVIDIA. Seorang teknisi bernama Unikoshardware mengungkapkan bahwa kliennya mengirimkan empat unit RTX 4090 yang tidak berfungsi. Setelah pemeriksaan mendalam, tiga di antaranya terbukti adalah RTX 3090 dan RTX 3080 yang dimodifikasi.

Fake RTX 4090

Detil Modifikasi yang Sulit Dikenali

Menurut analisis teknisi, modifikasi yang dilakukan sangat halus sehingga sulit dikenali oleh pengguna biasa. “Substrat pada GPU palsu ini memiliki perbedaan kecil tapi signifikan,” jelasnya. Salah satu contohnya adalah kapasitor di pojok kanan atas yang menonjol – ciri khas GPU seri RTX 30.

Perbedaan lain termasuk posisi kode QR yang sedikit bergeser dan frame yang tidak terpasang dengan benar. Yang lebih mengejutkan, salah satu unit bahkan menggunakan VRAM palsu. Meskipun semua chip GPU memiliki tulisan “AD102” (kode untuk RTX 4090), teknisi menduga ini hasil penghapusan dan pengukiran ulang menggunakan mesin laser.

Fake vs Real RTX 4090

Bagaimana Melindungi Diri dari Penipuan?

Kasus ini mengingatkan kita akan pentingnya berhati-hati saat membeli komponen PC high-end, terutama dari penjual luar negeri. Berikut beberapa tips untuk menghindari penipuan GPU:

  • Beli hanya dari penjual resmi atau rekanan resmi NVIDIA
  • Periksa dengan teliti foto produk dan bandingkan dengan referensi asli
  • Minta bukti pembelian resmi dan garansi
  • Waspada terhadap harga yang terlalu murah

Untungnya, unit keempat yang dikirimkan klien ternyata asli, meski tidak berfungsi karena masalah pada chip memori dan kapasitor. Setelah diperbaiki, GPU tersebut bisa bekerja normal. Namun tiga unit palsu terpaksa dikembalikan ke penjual.

Kasus ini bukan yang pertama kali terjadi. Seperti yang pernah kami laporkan sebelumnya tentang penipuan di dunia teknologi, modus operandi serupa terus bermunculan seiring dengan tingginya permintaan komponen PC premium.

Bagi Anda yang ingin memastikan keaslian produk teknologi sebelum membeli, kami merekomendasikan untuk membaca panduan verifikasi produk yang telah kami buat sebelumnya.

PCIe 6.0 SSD Tak Akan Hadir Sampai 2030, Ini Alasannya

Telset.id – Jika Anda berharap SSD dengan teknologi PCIe 6.0 akan segera hadir di pasaran, bersiaplah untuk menunggu lebih lama. CEO Silicon Motion, Wallace Kou, secara resmi mengungkapkan bahwa PCIe 6.0 SSD baru akan tersedia untuk pasar konsumen pada 2030. Lantas, mengapa teknologi terbaru ini tertunda begitu lama?

PCIe 5.0, yang saat ini masih menjadi standar tercepat, ternyata belum sepenuhnya diadopsi oleh pasar mainstream. Bahkan, kecepatan transfer yang hampir dua kali lipat dibanding PCIe 4.0 belum memberikan dampak signifikan bagi pengguna biasa. Menurut Kou, seperti dilaporkan Tom’s Hardware, baik AMD maupun Intel belum menunjukkan minat untuk membahas PCIe 6.0. “OEM PC pun tidak tertarik saat ini,” tegasnya.

KLEVV Launches GENUINE G560 Gen5 High-End SSD & CRAS C715 Gen3 Budget SSD, Up To 14 GB/s With Heatsink 1

Biaya Produksi yang Melambung Tinggi

Salah satu alasan utama PCIe 6.0 belum masuk dalam roadmap adalah biaya produksinya yang sangat tinggi. Kou menjelaskan, biaya produksi controller PCIe 5.0 saja sudah dua kali lipat lebih mahal dibanding PCIe 4.0. “Jika Anda memasukkan biaya IP dan mask, satu tape-out bisa mencapai $16-20 juta,” ujarnya. Nah, untuk PCIe 6.0, biayanya bahkan lebih fantastis: $30-40 juta per tape-out!

Controller PCIe 6.0 akan menggunakan proses node 4nm dan mendukung 16 channel NAND. Dengan kompleksitas seperti itu, wajar jika harganya melambung. “Kami tidak melihat kebutuhan mendesak untuk mempersiapkan controller PCIe 6.0 saat ini,” tambah Kou. Apalagi, pasar konsumen masih nyaman dengan PCIe 5.0, sementara segmen enterprise pun belum membutuhkan kecepatan lebih tinggi.

PCIe 5.0 Masih Jadi Raja

Faktanya, mayoritas pengguna PC bahkan belum beralih ke platform yang mendukung PCIe 5.0. SSD seperti Seagate FireCuda 520N atau seri terbaru dari Samsung sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan gaming dan produktivitas. Bahkan, perbedaan performa antara PCIe 4.0 dan 5.0 pun tidak terlalu terasa dalam penggunaan sehari-hari.

Kou memprediksi, PCIe 5.0 akan tetap mendominasi pasar setidaknya selama lima tahun ke depan. “Kami tidak melihat alasan kuat untuk beralih ke PCIe 6.0 dalam waktu dekat,” tegasnya. Kalaupun ada, kemungkinan besar hanya untuk segmen enterprise, terutama dengan rencana NVIDIA meluncurkan platform Rubin pada akhir 2026.

Perbandingan Performa SSD PCIe 4.0 vs 5.0 vs 6.0

Jadi, jika Anda berencana membeli SSD baru, PCIe 5.0 seperti ASUS ROG atau MSI Claw masih menjadi pilihan terbaik. Tunggu hingga 2030 jika ingin merasakan kecepatan PCIe 6.0—itupun jika harganya sudah terjangkau!