Beranda blog Halaman 126

TikTok Bakal Hadirkan Fitur Voice Note dan Media di Chat

0

Telset.id – Siapa sangka, TikTok tak lagi sekadar platform untuk menonton video pendek secara terus-menerus. Platform yang identik dengan konten viral dan tren dansa ini kini bersiap menghadirkan fitur baru yang bakal mengubah cara penggunanya berinteraksi. Ya, TikTok akan segera mengizinkan penggunanya mengirim pesan suara, gambar, dan video langsung di dalam obrolan pribadi atau grup. Menurut laporan TechCrunch, fitur ini akan diluncurkan dalam beberapa minggu ke depan.

Langkah ini bukan sekadar tambahan biasa. Ini adalah upaya TikTok untuk semakin memperkaya pengalaman sosial di dalam aplikasinya. Bayangkan, alih-alih hanya mengandalkan teks, Anda kini bisa menyampaikan emosi lewat suara atau berbagi momen lewat gambar tanpa harus meninggalkan aplikasi. Sebuah langkah yang dinilai banyak pengamat sebagai respons terhadap tingginya popularitas pesan suara di berbagai platform pesan instan.

Namun, TikTok tak serta-merta membebaskan penggunanya. Seperti dilaporkan TechCrunch, voice note dibatasi maksimal satu menit. Sementara untuk gambar dan video, pengguna bisa mengirim hingga sembilan media sekaligus—baik yang diambil langsung dari kamera atau diambil dari galeri ponsel. Ada aturan mainnya: Anda tidak bisa mengirim gambar atau video sebagai pesan pertama ke pengguna lain. Aturan ini sejalan dengan kebijakan TikTok yang hanya mengizinkan pengguna terdaftar berusia minimal 16 tahun untuk menggunakan fitur pesan.

Bagi pengguna di atas 18 tahun, ada opsi tambahan: mereka bisa mengaktifkan atau menonaktifkan fitur deteksi otomatis yang memblokir gambar mengandung nudity dalam obrolan—khusus untuk pengguna berusia 16 hingga 18 tahun. Langkah ini menunjukkan keseriusan TikTok dalam menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna mudanya.

Langkah TikTok Mengejar Kompetitor

Fitur serupa sebenarnya bukan hal baru. Aplikasi pesan seperti Messenger dan Snapchat sudah lama memungkinkan penggunanya mengirim pesan suara dan media. Tapi, TikTok tak mau ketinggalan. Setelah tahun lalu menghadirkan obrolan grup yang menampung hingga 32 orang, kini mereka melengkapi dengan kemampuan berbagi konten yang lebih personal.

Bahkan, pada April lalu, TikTok juga menambahkan fitur Footnotes yang terinspirasi dari X dan Meta—fitur yang bekerja mirip dengan Community Notes. Semua ini adalah bagian dari strategi besar TikTok untuk tidak hanya menjadi tempat konsumsi konten, tetapi juga ruang interaksi yang komprehensif.

Lalu, apa artinya ini bagi Anda? Bagi kreator, fitur ini membuka peluang baru untuk berkolaborasi lebih intim dengan audiens atau sesama kreator. Bagi pengguna biasa, ini berarti lebih banyak cara untuk terhubung dengan teman tanpa harus beralih aplikasi. Tapi, tetap waspada—seperti platform lainnya, fitur baru juga bisa membuka celah keamanan. Pastikan Anda selalu memeriksa pengaturan privasi dan waspada terhadap potensi phishing di TikTok.

Tak bisa dipungkiri, TikTok sedang berusaha keras menjadi lebih dari sekadar aplikasi video pendek. Mereka ingin menjadi pusat interaksi sosial yang lengkap. Dan dengan fitur terbaru ini, mereka selangkah lebih dekat untuk mewujudkannya. Apakah ini akan membuat pengguna setia aplikasi pesan lain beralih? Waktu yang akan menjawab.

Yang pasti, langkah ini juga menunjukkan betapa kompetitifnya dunia platform sosial saat ini. Seperti diakui Zuckerberg yang menyebut TikTok sebagai ancaman terbesar Meta, TikTok terus berinovasi dan memperluas pengaruhnya. Bahkan, fitur seperti Amber Alert yang sebelumnya diluncurkan juga menunjukkan komitmen mereka terhadap isu sosial yang lebih luas.

Jadi, siap-siap saja. Dalam beberapa minggu ke depan, obrolan TikTok Anda mungkin akan jadi lebih hidup dan berwarna. Atau, setidaknya, lebih berisik dengan suara-suara dari teman Anda yang malas mengetik.

Menkomdigi Tegaskan TikTok Live Nonaktif Sukarela, Bukan Paksaan Pemerintah

0

Telset.id – Pernahkah Anda membayangkan platform digital sebesar TikTok tiba-tiba menonaktifkan salah satu fitur andalannya tanpa paksaan pemerintah? Itulah yang terjadi dengan fitur Live TikTok di Indonesia, yang menurut Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid, dilakukan secara sukarela oleh TikTok sendiri. Dalam situasi yang penuh gejolak, langkah ini menimbulkan pertanyaan besar: sejauh mana platform digital harus bertanggung jawab atas keamanan kontennya?

Meutya Hafid, yang baru saja dilantik sebagai Menkomdigi, menyatakan bahwa TikTok memberitahu pemerintah mengenai keputusan mematikan fitur live saat kericuhan dan penjarahan terjadi. “Kami pun melihat pemberitahuan yang dilakukan oleh TikTok. Bahwa mereka melakukan secara sukarela untuk penurunan fitur live, dan kami justru berharap bahwa ini berlangsung tidak lama,” kata Meutya saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (31/8/2025). Pernyataan ini menegaskan bahwa pemerintah tidak meminta TikTok untuk menonaktifkan fitur tersebut, melainkan platform tersebut mengambil inisiatif sendiri.

Namun, di balik keputusan “sukarela” ini, ada dampak nyata yang dirasakan oleh banyak pihak, terutama pelaku usaha kecil. Fitur Live TikTok telah menjadi sarana penting bagi UMKM untuk memasarkan produk mereka, serta bagi affiliator untuk menghasilkan pendapatan. Penonaktifan sementara ini tentu mengganggu aktivitas ekonomi digital yang sudah berjalan. Meutya sendiri mengakui hal ini, dengan harapan bahwa ketika kondisi dalam negeri kembali normal, fitur tersebut bisa segera pulih. “Jadi kalau kondisi berangsur baik, mudah-mudahan kita bisa kembali lagi fitur live TikTok,” ujarnya.

Latar Belakang Keputusan TikTok

Menurut juru bicara TikTok, penangguhan fitur Live dilakukan terkait kericuhan dalam unjuk rasa yang terjadi belakangan ini. “Sehubungan dengan meningkatnya kekerasan dalam aksi unjuk rasa di Indonesia, kami mengambil langkah-langkah pengamanan tambahan untuk menjaga TikTok tetap menjadi ruang yang aman dan beradab,” jelasnya. TikTok juga menyatakan terus menghapus konten yang melanggar Panduan Komunitas dan memantau situasi yang ada. Langkah ini menunjukkan betapa seriusnya platform dalam menjaga ekosistem digitalnya, meski harus mengorbankan fitur populer.

Ini bukan pertama kalinya pemerintah dan platform digital membahas moderasi konten. Sebelumnya, Kemkominfo telah memanggil TikTok dan Meta, bukan soal demo, tetapi terkait moderasi konten. Hal ini menunjukkan bahwa isu keamanan dan tata kelola konten digital menjadi perhatian serius bagi semua pihak.

Dampak Ekonomi dan Masa Depan Fitur Live

Penonaktifan fitur Live TikTok, meski bersifat sementara, telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku usaha. Bagi banyak UMKM, TikTok Live bukan sekadar hiburan, tetapi tulang punggung pemasaran dan penjualan. Tanpa fitur ini, mereka kehilangan akses ke audiens yang sudah dibangun dengan susah payah. Meutya Hafid berharap kondisi segera membaik agar fitur tersebut dapat kembali beroperasi. “Sekali lagi kita berdoa dan berharap mudah-mudahan kondisi membaik, sehingga fitur live TikTok bisa kembali,” imbuhnya.

Namun, pertanyaannya adalah: apakah langkah TikTok ini akan menjadi preseden bagi platform lain? Dalam konteks yang lebih luas, sinergi lintas industri menjadi kunci digitalisasi dan ekonomi Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah, platform digital, dan pelaku usaha sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang aman namun tetap produktif.

Selain itu, investasi di sektor TIK juga menjadi kunci transformasi digital Indonesia. Dengan infrastruktur dan regulasi yang tepat, diharapkan insiden seperti penonaktifan fitur Live dapat diminimalisir di masa depan.

Sebagai penutup, keputusan TikTok untuk menonaktifkan sementara fitur Live-nya memang menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi, langkah ini menunjukkan komitmen platform terhadap keamanan pengguna. Di sisi lain, dampak ekonomi yang ditimbulkan tidak bisa dianggap remeh. Pemerintah, dalam hal ini diwakili oleh Meutya Hafid, berperan sebagai fasilitator yang berharap agar normalitas cepat kembali. Bagaimana pendapat Anda? Apakah langkah TikTok ini tepat, atau justru berlebihan?

Sampai Kapan Fitur TikTok Live Hilang di Indonesia? Ini Penjelasan Resmi Platform

0

Telset.id – Fitur TikTok Live mendadak hilang sejak Sabtu (30/8/2025) dan tidak bisa diakses oleh pengguna di Indonesia. Apa yang sebenarnya terjadi? Platform video pendek tersebut secara resmi mengonfirmasi bahwa penangguhan fitur live dilakukan sementara, bukan penghapusan permanen, sebagai respons terhadap situasi demonstrasi yang tengah berlangsung.

Dalam pernyataan tertulis yang dikirimkan ke redaksi Kompas.tv, TikTok Indonesia menjelaskan bahwa langkah ini diambil karena meningkatnya kekerasan dalam aksi unjuk rasa di berbagai daerah. “Sehubungan dengan meningkatnya kekerasan dalam aksi unjuk rasa di Indonesia, kami mengambil langkah-langkah pengamanan tambahan untuk menjaga TikTok tetap menjadi ruang yang aman dan beradab,” demikian bunyi pernyataan resmi tersebut.

Lebih lanjut, TikTok menegaskan bahwa penangguhan fitur live dilakukan secara sukarela dan akan berlangsung selama beberapa hari ke depan. Platform juga berkomitmen untuk menghapus konten yang melanggar Panduan Komunitas TikTok serta terus memantau perkembangan situasi terkini. Gelombang demonstrasi yang terjadi sejak Senin (25/8/2025) di Jakarta dan kota-kota lain menjadi latar belakang keputusan ini, dengan isu utama yang disorot adalah kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan rakyat.

Respons TikTok Terhadap Dinamika Sosial

TikTok bukan kali pertama menghadapi tekanan terkait konten yang beredar di platformnya. Sebelumnya, Wamenkomdigi bahkan meminta TikTok bertanggung jawab atas konten demonstrasi 25 Agustus yang dianggap provokatif. Langkah penangguhan sementara TikTok Live ini menunjukkan keseriusan platform dalam menanggapi dinamika sosial yang sensitif, sekaligus menjaga ekosistem digital yang sehat bagi penggunanya.

Meski demikian, keputusan ini menuai beragam tanggapan. Sebagian pengguna merasa kehilangan fitur yang kerap digunakan untuk berinteraksi langsung dengan audiens, sementara yang lain mendukung langkah preventif tersebut. TikTok sendiri telah beberapa kali menghadapi situasi serupa di berbagai negara, termasuk keputusan untuk bersiap hengkang dari Hong Kong akibat tekanan regulasi yang semakin ketat.

Dampak bagi Konten Kreator dan Masyarakat

Bagi para kreator konten, hilangnya fitur live untuk sementara waktu tentu memengaruhi strategi engagement mereka. Live streaming telah menjadi salah satu cara efektif untuk menjalin interaksi real-time dengan pengikut, baik untuk sesi tanya jawab, peluncuran produk, atau sekadar berbincang santai. Namun, di tengah situasi yang memanas, TikTok memilih untuk mengutamakan keamanan dan ketertiban.

Langkah serupa juga pernah diambil oleh platform lain. Instagram, misalnya, pernah memblokir akun selebritas seperti Kanye West karena konten yang dinilai melanggar pedoman komunitas. Bahkan, Reels hadir sebagai cara Instagram mengambil keuntungan dari kesulitan TikTok di beberapa pasar. Persaingan antarplatform media sosial semakin ketat, dan respons terhadap isu-isu sensitif menjadi salah satu penentu reputasi.

Meski TikTok Live untuk sementara tidak dapat diakses, pengguna masih dapat memanfaatkan fitur lain seperti unggahan video pendek, duet, dan stich. Platform juga tetap aktif memantau dan menghapus konten yang melanggar aturan. Bagi masyarakat, langkah ini bisa menjadi pengingat bahwa ruang digital tidak terlepas dari tanggung jawab sosial bersama.

Masa Depan TikTok Live di Indonesia

Pertanyaan besar kini adalah: kapan TikTok Live akan kembali? TikTok menyatakan bahwa penangguhan hanya bersifat sementara, namun tidak memberikan timeline pasti. Keputusan akhir kemungkinan besar akan bergantung pada perkembangan situasi di lapangan dan evaluasi internal platform.

Sejarah mencatat bahwa TikTok pernah diblokir di India, yang justru memunculkan peluang bagi aplikasi video buatan lokal seperti Roposo. Jika penangguhan berlangsung terlalu lama, bukan tidak mungkin pengguna akan beralih ke platform lain yang menawarkan fitur serupa. Namun, TikTok tampaknya berusaha menghindari skenario tersebut dengan mengambil langkah preventif yang proporsional.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah langkah TikTok ini tepat, atau justru berpotensi memicu ketidakpuasan lebih lanjut? Satu hal yang pasti: kebijakan platform media sosial semakin erat kaitannya dengan realitas sosial di dunia nyata. TikTok Live mungkin sementara hilang, tetapi percakapan tentang peran platform digital dalam masyarakat akan terus berlanjut.

Bekerja Lebih Cerdas dengan Galaxy Z Fold7 dan Galaxy AI

0

Telset.id – Lima hari, dua negara, nol laptop. Saya menulis ini di pesawat menuju pulang, dengan Galaxy Z Fold7 terbuka di atas nampan kecil kursi ekonomi. Cahaya layar 8 inci-nya memantul di jendela, dan saya sadar: saya belum sekali pun merasa perlu membuka laptop sepanjang perjalanan ini.

Saya bukan sedang berlibur. Ini adalah perjalanan kerja yang padat: wawancara, penulisan, pengambilan gambar, editing konten, dan serangkaian komunikasi lintas waktu dan bahasa. Tapi untuk pertama kalinya, saya menyerahkan hampir semua proses itu ke satu perangkat—dan lebih dari itu, saya menyerahkannya ke kecerdasan buatan yang tinggal di dalam perangkat ini.

Gemini Live: Ketika AI Mengerti Konteks

Saya belum bisa lupa ketika memotret mural sejarah di Johor Bahru dan iseng bertanya pada Fold7, “Apa arti karya ini?” Saya tak berharap jawaban, tapi Gemini Live memberikannya: penjelasan ringkas, sumber rujukan, dan konteks budaya yang relevan.

Ini bukan chatbot. Ini bukan kamera pintar biasa. Ini adalah AI multimodal—yang bisa memahami visual, mendengarkan pertanyaan, dan merespons dengan wawasan.

Gemini Live mengubah cara saya melihat sekitar. Ia membuat lingkungan terasa lebih interaktif. Setiap objek bisa menjadi pintu masuk ke informasi. Setiap momen bisa diubah menjadi cerita—bukan hanya lewat teks, tapi lewat pemahaman.

AI yang Tidak Terlihat, Tapi Selalu Hadir

Galaxy Z Fold7 tidak berteriak bahwa dirinya canggih. Tapi sejak pertama kali saya gunakan, saya tahu ada sesuatu yang berbeda. Saat saya mewawancarai narasumber di Jalan Sultan, saya tidak lagi panik mencatat atau mengetik terburu-buru. Saya cukup rekam, dan Transcript Assist dari Galaxy AI bekerja di belakang layar—mengubah suara jadi teks rapi dalam hitungan menit.

Di hari lain, saya terlibat diskusi dengan dua rekan dari latar bahasa berbeda. Live Translate memfasilitasi percakapan kami tanpa hambatan. Kalimat saya diterjemahkan langsung, ditampilkan dalam subtitle layar depan dan belakang. Percakapan tetap mengalir, pemahaman tetap terjaga.

Saya tidak lagi bekerja sendirian. Saya ditemani oleh AI yang diam-diam mengerjakan hal-hal kecil namun esensial.

Visual, Tanpa Perlu Visual Editor

Biasanya, setelah mengambil foto atau video, saya butuh waktu untuk memindahkan file, mengedit, menyesuaikan warna, atau menghapus elemen yang mengganggu. Tapi sepanjang perjalanan ini, saya tidak membuka software editing sekali pun.

Photo Assist dan Generative Edit di Fold7 cukup untuk menyelesaikan sebagian besar kebutuhan visual saya. Saya bisa menghapus orang yang masuk frame, mengubah komposisi, memperbaiki pencahayaan, dan bahkan membuat variasi gambar baru hanya dari satu potret diam.

Saya mengambil gambar mural bersejarah, menambahkan teks overlay, menyesuaikan tone warnanya, dan mengunggahnya ke Instagram—semuanya dilakukan di MRT menuju Johor.

Informasi Tanpa Distraksi

Saat sedang riset untuk artikel ini, saya menemukan fitur yang mungkin terdengar sepele tapi berdampak besar: Circle to Search. Saya cukup melingkari istilah asing di teks, dan AI menampilkan informasi terkait tanpa saya harus berpindah aplikasi. Ini mengurangi distraksi, meningkatkan fokus, dan menyelamatkan saya dari tab-tab tak berujung.

Fitur seperti Browsing Assist dan Writing Assist juga menjadi pengingat bahwa AI bisa membantu tanpa merebut kendali. Ia bukan pengganti kreativitas, tapi akselerator proses berpikir.

Ketika Perangkat Tidak Lagi Sekadar Alat

Kini, setelah tiga artikel, puluhan konten, dan ratusan aktivitas harian, saya bisa menyimpulkan satu hal penting: Galaxy Z Fold7 bukan lagi sekadar perangkat. Ia telah menjadi bagian dari cara saya berpikir, bergerak, dan berkarya.

AI di dalam Fold7 bukan hadir sebagai fitur tambahan untuk dipamerkan di konferensi. Ia bekerja diam-diam, di latar belakang, untuk satu tujuan: membuat hidup kerja lebih mudah. Ia mendengarkan, menerjemahkan, membantu mengedit, mengorganisir pikiran, dan menyingkat proses panjang yang dulu saya anggap “normal”.

Dan karena AI-nya bekerja di dalam perangkat, saya tidak perlu koneksi internet terus-menerus. Saya bisa tetap produktif di pesisir Johor atau di tengah taman kota Singapura. Saya bisa tetap bekerja tanpa merasa sedang “kerja berat”.

Trilogi pengalaman ini saya tutup dengan sebuah keyakinan baru: di masa depan, produktivitas bukan lagi soal berapa banyak perangkat yang kita bawa. Tapi soal seberapa cerdas perangkat yang kita bawa bisa memahami kita. Dan Galaxy Z Fold7, menurut saya, sudah cukup pintar untuk itu.

 

Travel Bareng Gemini: Liburan Pintar dengan Galaxy Z Fold7

0

Telset.id – Perjalanan saya ke Singapura dan Johor Bahru terasa berbeda kali ini. Bukan karena destinasinya, tapi karena caranya. Saya tidak hanya membawa koper dan kamera, tapi juga satu teman baru yang selalu siap bantu: Gemini, si AI bawaan Galaxy Z Fold7.

Bukan, ini bukan cerita fiksi. Ini kisah nyata tentang bagaimana satu perangkat—yang bisa dilipat dan dibuka seluas tablet—mengubah cara saya bekerja, eksplorasi, dan menikmati perjalanan. Bukan cuma alat, Fold7 dengan Gemini terasa seperti co-traveler digital yang cerdas.

Ngobrol dengan AI, Rasanya Natural

Saya duduk di pinggir Clarke Quay sambil buka layar besar Galaxy Z Fold7. Di depan saya, deretan restoran ramai dan lampu-lampu mulai menyala. Saya tanya Gemini:

“Cari tempat makan yang lokal banget, bukan yang buat turis.”

Dan seketika muncul rekomendasi warung seafood kecil yang saya bahkan tak temukan di Google Maps sebelumnya. Saya ke sana, dan benar: sambal sotong-nya bikin nagih. Ini bukan sekadar AI yang menjawab. Rasanya seperti ngobrol dengan teman yang ngerti selera kita. Ya, Gemini di Galaxy Z Fold7 benar benar seperti travel companion yang siap menemani dan menjawab pertanyaan saya, kapan dan dimanapun. Termasuk saat saya “bergeser” ke Johor Bahru dan bertanya banyak hal tentang tempat-tempat ikonik disana.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Telset.id (@telset.id)

Circle to Search: Cukup Lingkari, Semua Terjawab

Di hari berikutnya, saya lihat jaket keren di etalase butik kecil di Bugis. Tanpa pikir panjang, saya buka kamera Fold7 dan lingkari bagian kerahnya pakai fitur Circle to Search. Seketika muncul informasi soal brand, harga, dan review-nya—langsung dari layar, tanpa harus keluar aplikasi atau buka browser terpisah.

Fitur ini juga berguna saat saya scrolling TikTok di layar besar Fold7. Lihat gadget lucu? Saya lingkari, dan semua info muncul di bawah layar tanpa ganggu aplikasi lain yang sedang saya buka.

Multi-window di Fold7 bikin semuanya terasa lancar. Sambil browsing, saya bisa buka Notes, sambil tetap lihat hasil pencarian dari Circle to Search. Multitasking jadi pengalaman yang benar-benar seamless.

Main Game, Cari Tips, Tanpa Buka Tab Baru

Saya juga sempat main game saat menunggu bus ke Johor. Iseng, saya tanya Gemini:

“Gimana cara naik level cepat di game ini?”

Dan jawabannya langsung relevan dengan update terbaru game tersebut. Tak perlu buka YouTube, forum, atau tanya teman. Gemini jawab ringkas dan langsung to the point. Rasanya seperti punya gamer buddy dalam satu device.

Satu Perangkat, Banyak Peran

Galaxy Z Fold7 bukan sekadar smartphone. Ia jadi travel guide, personal assistant, kamera, dan partner kerja. Dan Gemini membuatnya jauh lebih dari sekadar gawai pintar.

Perjalanan lintas negara saya kali ini lebih tenang, lebih praktis, dan lebih pintar—karena saya tak hanya membawa perangkat, tapi juga teman yang selalu siap bantu, 24 jam, di saku saya.

 

ManageEngine Luncurkan MSP Central, Platform Terpadu untuk MSP Modern

0

Telset.id – Bayangkan jika Anda harus membuka lima aplikasi berbeda hanya untuk menyelesaikan satu tiket klien. Itulah kenyataan yang dihadapi banyak Managed Service Provider (MSP) saat ini. Tapi kabar baiknya, ManageEngine baru saja meluncurkan solusi yang menjawab masalah ini: MSP Central.

Platform terpadu ini dirancang khusus untuk membantu MSP merampingkan pengiriman layanan, manajemen perangkat, perlindungan ancaman, dan pemantauan infrastruktur dari satu antarmuka tunggal. Dengan pasar layanan terkelola global yang diproyeksikan mencapai US$511 miliar pada tahun 2029, tekanan untuk menskalakan operasi tanpa mengorbankan kualitas layanan semakin besar.

Edgar Martínez, Manajer Bisnis di EvolutionIT, salah satu pengguna awal MSP Central dari Chili, mengungkapkan keluhannya: “Teknisi kami harus beralih di antara beberapa konsol hanya untuk menyelesaikan satu insiden klien. Ini benar-benar memakan waktu dan volume tiket.”

Mengapa MSP Butuh Platform Terpadu?

Fragmentasi tools menjadi masalah klasik di industri MSP. Setiap solusi biasanya fokus pada satu aspek tertentu, seperti manajemen patch Windows atau monitoring jaringan. Akibatnya, teknisi harus membuka multiple dashboard yang tidak terintegrasi, menghabiskan waktu berharga yang seharusnya bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah.

MSP Central hadir sebagai jawaban atas masalah ini. Platform ini menyatukan kemampuan manajemen dan keamanan TI ManageEngine dalam satu konsol terpadu yang memang dari awal dirancang khusus untuk MSP. Arsitektur modular cloud-native mendukung multi-tenancy bawaan, kontrol akses berbasis peran yang terperinci, serta integrasi yang mulus dengan aplikasi Zoho dan perangkat pihak ketiga.

Fitur Unggulan MSP Central

Platform ini tidak setengah-setengah dalam menawarkan solusi komprehensif. Beberapa fitur utamanya termasuk Remote Monitoring and Management (RMM) untuk mengelola perangkat di seluruh klien dengan patching dan visibilitas aset, Professional Services Automation (PSA) yang mengintegrasikan penanganan tiket, manajemen kontrak, SLA, dan penagihan, serta pemantauan server tingkat lanjut untuk infrastruktur Windows, Linux, basis data, dan sistem virtual.

Yang menarik, MSP Central juga menyertakan keamanan endpoint yang menyediakan perlindungan menyeluruh terhadap ancaman siber. Fitur ini sangat relevan mengingat laporan terbaru tentang ancaman keamanan siber yang terus berkembang. Platform ini bahkan dilengkapi otomatisasi berbasis AI untuk mempercepat alur kerja dengan ringkasan tiket, deteksi sentimen, korelasi peringatan, dan threshold prediktif.

Strategi Jangka Panjang dan Integrasi Ekosistem

Mathivanan Venkatachalam, Wakil Presiden ManageEngine, menjelaskan visi jangka panjang platform ini: “Tujuan kami adalah memberikan platform yang beradaptasi dengan pertumbuhan MSP, mendukung perangkat pilihan mereka, dan menghilangkan friksi dari sistem yang terfragmentasi.”

Platform ini tidak hanya tentang konsolidasi tools existing, tetapi juga dirancang untuk mendukung integrasi yang lebih mendalam dengan aplikasi bisnis dan ekosistem mitra. Ini termasuk konektivitas mulus dengan lebih dari 20 perangkat di ekosistem TI, keamanan, dan bisnis melalui open API dan konektor bawaan.

Perkembangan seperti ini menunjukkan bagaimana vendor besar seperti ManageEngine belajar dari dinamika pasar, termasuk dari insiden seperti perseteruan Apple dan Epic Games yang menunjukkan pentingnya ekosistem terbuka.

Dengan harga modular yang fleksibel, MSP hanya membayar untuk apa yang mereka butuhkan. Pendekatan ini mirip dengan strategi yang diadopsi oleh perusahaan seperti LG dengan kampanye Radio Optimism-nya, di mana fokusnya adalah memberikan nilai tepat sasaran.

MSP Central tersedia secara global mulai hari ini dan menawarkan uji coba gratis. Bagi MSP yang ingin meningkatkan efisiensi operasional dan memberikan nilai lebih kepada klien, platform ini layak untuk dieksplorasi.

Kemkominfo Panggil TikTok dan Meta, Bukan Soal Demo Tapi Moderasi Konten

0

Telset.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) memanggil sejumlah platform media sosial, termasuk TikTok dan Meta. Namun, jangan salah sangka—ini bukan terkait penyensoran konten demonstrasi yang ramai beberapa hari terakhir. Justru, fokusnya adalah moderasi konten yang telah berjalan lama.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, menegaskan hal ini saat ditemui di sekitar kantor Kemkominfo, Jumat (29/8/2025). “Bukan begitu mungkin maksudnya ya, enggak terkait dengan demo sih sebetulnya. Lebih konten moderasi aja, gitu. Ya itu sebenarnya sudah berjalan lama, jadi enggak terkait dengan demo-demo sih,” ujarnya dengan nada santap namun tegas.

Nezar menjelaskan bahwa moderasi konten ini berkaitan dengan penanganan konten negatif di platform, seperti judi online serta materi yang dilarang berdasarkan undang-undang. Platform-platform tersebut dipastikan bersedia melakukan hal ini, mengingat kolaborasi dengan Kemkominfo telah terjalin dalam waktu yang cukup panjang.

Lantas, bagaimana dengan platform yang tidak memiliki kantor di Indonesia, seperti X (sebelumnya Twitter) milik Elon Musk? Nezar mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengirim surat kepada perusahaan tersebut untuk menjalin kerja sama. “Ya kita tunggulah respon mereka soal itu. Selama ini memang enggak punya kantor,” katanya.

Kebijakan mengharuskan platform berkantor di Indonesia dinilai wajar oleh Nezar, mengingat negara-negara lain seperti Singapura, Malaysia, dan Korea Selatan juga memberlakukan hal serupa. “Wajar ya, karena kita pemakai terbesar di sini, kita ada penduduk hampir 300 juta jiwa, dengan penetrasi internet 80%, jadi saya kira semua OTT yang memanfaatkan Indonesia sebagai pasar itu wajib menaati regulasi-regulasi yang berlaku di sini,” tuturnya.

Jika ada platform yang tidak mematuhi aturan ini, Nezar mengatakan mereka akan berhadapan dengan regulasi yang ada. Meski demikian, ia berharap para aplikasi dapat kooperatif dan mengikuti aturan di tanah air. “Kita belum bicara soal pemblokiran, tapi kita berharap mereka kooperatif untuk mengikuti aturan yang ada,” ungkapnya.

Moderasi Konten: Bukan Hal Baru, Tapi Semakin Penting

Moderasi konten bukanlah hal baru di dunia digital. Sejak lama, platform media sosial telah berupaya membersihkan konten-konten berbahaya, mulai dari ujaran kebencian, misinformasi, hingga konten ilegal seperti judi online. Namun, tekanan dari pemerintah, seperti yang dilakukan Kemkominfo, semakin menguatkan pentingnya langkah ini.

Sebagai contoh, riset mengungkap fakta mengejutkan tentang keterlambatan Facebook dalam memoderasi konten, yang menunjukkan betapa kompleksnya tantangan yang dihadapi. Di sisi lain, upaya moderasi konten juga dilakukan secara mandiri oleh platform, seperti ketika TikTok memblokir hashtag #SkinnyTok untuk mencegah konten berbahaya.

Regulasi dan Kooperasi: Kunci Keberhasilan

Pentingnya keberadaan kantor platform di Indonesia tidak hanya sekadar formalitas. Dengan memiliki kantor di dalam negeri, platform dapat lebih mudah berkoordinasi dengan pemerintah dan merespons keluhan pengguna secara lebih cepat. Selain itu, hal ini juga memudahkan penegakan hukum jika terjadi pelanggaran.

Seperti yang diungkapkan Nezar, Indonesia adalah pasar yang sangat besar dengan penetrasi internet yang tinggi. Oleh karena itu, wajar jika pemerintah meminta platform untuk patuh pada regulasi setempat. Langkah ini sejalan dengan upaya Kemkominfo dalam memerangi konten negatif, termasuk menutup 1,3 juta situs judi online dalam 6 bulan.

Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan keamanan digital. Platform seperti Meta, pemilik Facebook dan Instagram, telah melakukan berbagai penyesuaian aturan, termasuk mengubah kebijakan terkait konten bermuatan politik di Instagram dan Threads. Hal ini menunjukkan bahwa platform pun terus beradaptasi dengan dinamika regulasi dan kebutuhan pengguna.

Masa Depan Kolaborasi Platform dan Pemerintah

Ke depan, kolaborasi antara platform media sosial dan pemerintah akan semakin intens. Tidak hanya terkait moderasi konten, tetapi juga aspek-aspek lain seperti perlindungan data pribadi, transparansi algoritma, dan pertanggungjawaban konten.

Dengan populasi digital yang masif, Indonesia memiliki posisi tawar yang kuat untuk mendorong platform mematuhi regulasi lokal. Nezar optimistis bahwa platform akan kooperatif, mengingat besarnya manfaat yang bisa mereka dapatkan dari pasar Indonesia.

Jadi, meski panggilan Kemkominfo kepada TikTok dan Meta sempat dikaitkan dengan isu demonstrasi, nyatanya ini adalah bagian dari upaya jangka panjang untuk menciptakan ekosistem digital yang lebih sehat dan bertanggung jawab. Bagaimana pendapat Anda?

Demo Ojol ke Brimob: Ribuan Driver Turun Aksi Tuntut Keadilan

0

Telset.id – Ribuan driver ojek online (ojol) bersiap mendatangi Mako Brimob di Kwitang, Jakarta, Jumat siang (29/8/2025). Aksi ini merupakan respons atas tewasnya seorang rekan mereka yang dilindas mobil Brimob pada Kamis malam (28/8/2025). Bagaimana situasi terkini dan apa yang sebenarnya terjadi?

Unit Reaksi Cepat (URC) Bergerak 177, dalam keterangan resminya kepada CNBC Indonesia, mengonfirmasi bahwa ribuan pengemudi dari berbagai daerah—baik dalam maupun luar Jakarta—akan turun ke jalan. Mereka tidak hanya menuntut keadilan, tetapi juga mengutuk keras tindakan yang dinilai sebagai pelanggaran hukum dan penyalahgunaan kewenangan oleh oknum kepolisian.

“Mengutuk keras tindakan oknum polisi yang telah melindas driver ojek online (Ojol) menggunakan kendaraan taktis saat aksi unjuk rasa yang berlangsung hari ini. Tindakan tersebut merupakan bentuk pelanggaran hukum dan penyalahgunaan kewenangan yang tidak bisa ditolerir,” tegas URC dalam pernyataannya. Pernyataan ini bukan sekadar kecaman, melainkan bentuk solidaritas yang kuat dari sesama driver yang merasa terancam dan terabaikan.

URC tidak berhenti pada sekadar mengutuk. Mereka menuntut penangkapan dan pengadilan terhadap pelaku, serta pembebastugasan dari institusi kepolisian. “Menangkap dan mengadili oknum polisi pelaku kejadian tersebut. Membebastugaskan oknum tersebut dari institusi kepolisian karena telah mencoreng nama baik Polri dan melukai rasa keadilan masyarakat,” tambah mereka. Tuntutan ini menunjukkan betapa dalamnya luka yang dirasakan komunitas ojol, yang selama ini seringkali dipandang sebelah mata.

Komitmen URC untuk mengawal kasus ini hingga tuntas patut diapresiasi. Mereka berjanji menjaga keadilan dan keselamatan tidak hanya untuk driver, tetapi juga masyarakat luas. Namun, di balik tekad tersebut, ada kekhawatiran akan eskalasi yang mungkin terjadi. URC sendiri mengimbau para driver untuk menjaga diri selama aksi berlangsung, mengingat potensi campur tangan berbagai pihak yang perlu diwaspadai.

Lantas, bagaimana dengan respons dari perusahaan penyedia layanan ojol? Seperti dilaporkan dalam artikel sebelumnya, GoTo dan Grab Indonesia telah menyampaikan tanggapan mereka. Sayangnya, hingga saat ini, belum ada langkah konkret yang benar-benar memuaskan para driver. Mereka masih menunggu kepastian dan perlindungan yang lebih nyata.

Demo ojol kali ini bukan hanya tentang satu insiden tragis, tetapi juga tentang akumulasi kekecewaan terhadap sistem yang dianggap tidak adil. Seperti yang pernah terjadi dalam kasus tagihan Uber yang membengkak, ketidakpastian dan kerentanan menjadi momok bagi para pekerja gig economy. Mereka bergantung pada aplikasi, tetapi seringkali merasa tidak memiliki suara yang didengar.

Dengan rencana aksi masif ini, apakah pemerintah dan pihak berwenang akan merespons dengan serius? Ataukah ini hanya akan menjadi another day dalam catatan panjang persoalan ojol? Yang pasti, ribuan driver ojol hari ini tidak hanya membawa spanduk dan poster, tetapi juga harapan akan perubahan yang lebih baik.

Kita semua berharap aksi ini berjalan damai dan tidak memicu ketegangan lebih lanjut. Namun, jika tuntutan mereka terus diabaikan, bukan tidak mungkin gelombang demonstrasi akan semakin besar. Seperti yang diungkapkan dalam analisis sebelumnya, ada setidaknya lima tuntutan utama yang bisa mengganggu layanan ojol—dan pada akhirnya, berdampak pada kita sebagai pengguna.

Jadi, apa pendapat Anda? Apakah aksi ojol kali ini akan membawa perubahan, atau hanya sekadar euforia sesaat? Bagaimanapun, yang jelas: keadilan harus ditegakkan, dan nyawa manusia tidak boleh dianggap remeh.

WiZ TV Sync Lights Resmi di Indonesia, Ubah Rumah Jadi Bioskop & Gaming Cafe

0

Telset.id – Pernahkah Anda membayangkan menonton film di rumah dengan pengalaman layaknya bioskop, atau bermain game dengan atmosfer serupa gaming cafe? Kini, impian tersebut bisa diwujudkan dengan kehadiran WiZ TV Sync Lights di Indonesia. Produk terbaru dari Signify, pemimpin global di bidang pencahayaan, ini dirancang khusus untuk menghadirkan pengalaman hiburan yang lebih imersif dan interaktif di rumah Anda.

WiZ TV Sync Lights bukan sekadar lampu biasa. Produk ini mampu menyinkronkan pencahayaan dengan visual dari TV atau perangkat lain yang mendukung HDMI 2.0, menciptakan efek cahaya dinamis yang selaras dengan adegan film atau game yang sedang Anda nikmati. Dengan berbagai preset cahaya yang mudah diatur, Anda bisa menciptakan suasana sesuai mood dan kebutuhan.

Kehadiran WiZ TV Sync di Indonesia bukan tanpa alasan. Mafalda Monteiro, Global Business Leader WiZ Connected, Signify, mengungkapkan antusiasme besar terhadap pasar Indonesia. “Konsumen di sini sangat digital-savvy dan selalu antusias terhadap inovasi baru,” ujarnya. Hal ini sejalan dengan data yang menunjukkan bahwa 11 juta rumah di Indonesia telah memiliki perangkat smart home, dengan nilai pasar smart home entertainment mencapai USD 59,9 juta dan smart home lighting USD 30,2 juta per 2024.

Transformasi Ruang TV Menjadi Bioskop Pribadi

Dengan WiZ TV Sync, mengubah ruang TV menjadi bioskop pribadi menjadi sangat mudah. Cukup sambungkan WiZ TV Sync with HDMI Box ke perangkat seperti set-top box (STB) yang mendukung HDMI 2.0, dan produk ini akan otomatis menganalisis layar TV untuk menghasilkan pencahayaan yang sesuai dengan setiap scene. Tidak perlu proses kalibrasi panjang – semuanya berjalan otomatis dan real-time.

Kelebihan lainnya, WiZ TV Sync with HDMI Box sudah mendukung 4K pada 60Hz, HDR10+, dan Dolby Vision. Fitur ini memastikan pengalaman menonton Anda tidak hanya lebih seru, tetapi juga memuaskan dari segi visual. Untuk melengkapi setup, Gradient Floor Light hadir dengan desain minimalis yang memberikan pencahayaan merata dan elegan, cocok diletakkan di sudut ruangan.

Pengalaman Gaming yang Lebih Seru dan Immersive

Bagi para gamer, WiZ TV Sync menawarkan pengalaman yang tidak kalah menarik. Dengan menyinkronkan Gradient Light Bars ke WiZ TV Sync, Anda bisa menciptakan atmosfer gaming cafe langsung di rumah. Gradient Light Bars dapat dipasang di belakang monitor atau TV dengan bracket magnetis, di meja, maupun kabinet – baik secara vertikal maupun horizontal.

Yang membuatnya semakin menarik, WiZ TV Sync juga kompatibel dengan lampu-lampu WiZ lainnya yang terkoneksi via Wi-Fi dan Bluetooth. Artinya, Anda bebas berkreasi dengan tambahan bulbs, LED strip, atau lampu downlight untuk menciptakan setup pencahayaan terbaik sesuai keinginan. Inovasi ini sejalan dengan tren perangkat gaming yang semakin canggih, seperti yang terlihat pada Toshiba Luncurkan Smart TV Gaming Berbasis AI ke Indonesia.

Karaoke Room Berkelas di Rumah Anda

Tidak hanya untuk menonton film dan bermain game, WiZ TV Sync juga bisa menghadirkan pengalaman karaoke yang lebih seru. Produk ini mampu memberikan pencahayaan yang sesuai dengan irama lagu, berkat fitur Music Sync yang dapat diaktifkan melalui aplikasi WiZ. Cukup buka aplikasi, aktifkan fitur tersebut, dan biarkan WiZ TV Sync mendeteksi suara dari lagu yang Anda setel.

Selain fitur Music Sync, tersedia juga berbagai preset cahaya seperti Rhythmic untuk karaoke, Relaxation untuk momen relaksasi, Cinematic untuk pengalaman menonton film, dan Vibrant untuk suasana yang lebih energik. Semua preset ini dapat disesuaikan tingkat kecerahan, saturasi, dan intensitasnya sesuai keinginan Anda.

Dedy Bagus Pramono, President Director Signify Indonesia, menegaskan bahwa cara menikmati hiburan di rumah telah berubah. “Berbagai perangkat pintar seperti smart TV, konsol game, dan smart lighting kini saling terkoneksi untuk menghadirkan pengalaman yang lebih imersif,” ujarnya. WiZ TV Sync hadir untuk menjawab kebutuhan tersebut, sekaligus mempertegas kepemimpinan Signify di kategori pencahayaan pintar di Indonesia.

Burhan Noor Sahid, Head of Marketing-Consumer Signify Indonesia, menambahkan bahwa momen hiburan di Indonesia identik dengan kebersamaan. “Kami ingin WiZ TV Sync hadir di tengah-tengah kebersamaan tersebut dan menyatu di dalam setiap film, musik, dan game favorit,” katanya. Dengan sinkronisasi super cepat dan kontrol mudah via aplikasi, siapa saja bisa menciptakan pengalaman hiburan yang lebih dekat, seru, dan berkesan.

WiZ TV Sync adalah bagian dari ekosistem WiZ Smart Lighting yang dapat disinkronisasikan dengan produk-produk WiZ lainnya. Hal ini menghadirkan pengalaman smart home yang lebih immersive dan next-level di hunian Anda. Untuk Anda yang tertarik dengan teknologi TV terkini, LG Perkenalan Jajaran TV OLED Evo dengan AI di CES 2025 dan Jajaran Redmi Smart TV X 2025 Debut di China juga patut menjadi pertimbangan.

Produk WiZ TV Sync sudah bisa didapatkan di Mitra10, Shopee, Tokopedia, TikTok Shop, dan GS Shop. Nikmati juga diskon tambahan di Shopee dan Tokopedia dengan menggunakan kode voucher WIZLPRENT yang berlaku mulai 28 Agustus hingga 30 September 2025. Jadi, tunggu apa lagi? Segera personalisasikan pencahayaan di rumah Anda dengan WiZ TV Sync dan rasakan pengalaman hiburan yang benar-benar berbeda.

PlayStation Plus September 2025: Stardew Valley, Psychonauts 2, Viewfinder Gratis!

0

Telset.id – Sudah siap menjelajahi dunia baru? PlayStation Plus kembali menghadirkan tiga permainan istimewa untuk bulan September 2025 yang siap memanjakan para gamer. Dua judul yang sangat dinanti—Stardew Valley dan Psychonauts 2—serta puzzle game penuh kejutan, Viewfinder, akan tersedia secara gratis bagi seluruh anggota mulai 2 September mendatang. Kabar baik ini tentu menjadi angin segar di tengah hiruk-pikuk rilis game baru akhir tahun.

Bagi Anda yang masih setia berlangganan, trio game ini layak menjadi prioritas. Namun, jangan lupa—beberapa game sebelumnya seperti Lies of P, Day Z, dan My Hero One’s Justice 2 akan hilang dari katalog pada 1 September. Artinya, Anda punya waktu terbatas untuk mengamankan mereka di library permanen.

Gambar ilustrasi PlayStation Plus September 2024 menampilkan Stardew Valley, Psychonauts 2, dan Viewfinder

Mari kita bahas satu per satu. Stardew Valley bukan sekadar game farming biasa. Sejak diluncurkan, game besutan Eric Barone ini telah memikat jutaan pemain dengan kombinasi sempurna antara bercocok tanam, membangun hubungan dengan penduduk desa, dan menjelajahi tambang penuh monster. Bahkan, fitur co-op lokalnya memungkinkan Anda bermain bersama teman atau keluarga di sofa yang sama—sesuatu yang langka di era game online seperti sekarang.

Lalu ada Psychonauts 2. Setelah menunggu 16 tahun sejak seri pertamanya, game platformer penuh gaya ini akhirnya sampai di tangan pemain. Dikembangkan oleh Double Fine Productions, game ini menawarkan petualangan psikedelik dengan misi unik dan power-up yang seru. Tidak heran jika Psychonauts 2 menerima pujian kritis dari berbagai media game ternama.

Terakhir, Viewfinder. Game puzzle berbasis kamera ini menggabungkan elemen surreal ala M.C. Escher dengan kegembiraan eksplorasi layaknya Pokémon Snap. Desain visualnya memukau, sementara mekanisme gameplay-nya terasa segar meski tetap mudah dipelajari. Siapa sangka, mengambil foto bisa menjadi kunci untuk memecahkan teka-teki ruang dan waktu?

PlayStation Plus terus membuktikan diri sebagai layanan yang relevan bagi gamer—baik pemula maupun veteran. Dengan penambahan judul seperti ini, nilai langganan bulanan atau tahunan terasa semakin worth it. Apalagi, bagi pemain yang belum pernah mencoba Stardew Valley atau Psychonauts 2, ini adalah kesempatan emas untuk merasakan pengalaman gaming yang mendalam tanpa perlu mengeluarkan biaya tambahan.

Meski demikian, kehadiran game baru juga berarti pergantian katalog. Lies of P, misalnya—game action RPG yang terinspirasi dari cerita Pinokio—akan segera pergi. Begitu pula Day Z yang terkenal dengan gameplay survival-nya, serta My Hero One’s Justice 2 yang mengangkat dunia pahlawan super. Jadi, pastikan Anda sudah mendownload ketiganya sebelum 1 September jika ingin tetap memainkannya di kemudian hari.

Layanan langganan seperti PlayStation Plus memang kerap menjadi pembahasan hangat, terutama di kalangan gamer yang ingin bermain lebih banyak dengan budget terbatas. Seperti halnya perkembangan Realme Neo 8 dengan chipset anyarnya atau Xiaomi 16 yang diprediksi membawa baterai monster, tren gaming juga terus beradaptasi dengan preferensi konsumen.

Jadi, sudah siap menyambut September dengan trio game menarik ini? Jangan lupa tandai kalender—2 September adalah hari yang patut dinanti.

Tragedi Driver Ojol Dilindas Brimob, Gojek & Grab Akui Korban Mitranya

0

Telset.id – Dunia transportasi online Indonesia kembali berduka. Affan Kurniawan, seorang driver ojek online (ojol) berusia 20 tahun, tewas setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob Polri pada Kamis malam, 28 Agustus 2025. Tragedi ini bukan hanya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga, tetapi juga mengguncang ekosistem ojol yang selama ini menjadi tulang punggung mobilitas urban.

Baik Gojek maupun Grab, dua raksasa transportasi online di Indonesia, secara resmi mengakui bahwa Affan adalah bagian dari keluarga besar mereka. Dalam pernyataan tertulis yang dirilis Jumat pagi, 29 Agustus, Grab Indonesia menyatakan, “Bagi kami, setiap mitra adalah bagian penting dari keluarga besar ojol, baik mitra Grab yang sedang dirawat (rekan Moh Umar Amarduin), maupun mitra ojol terdaftar di Grab yang meninggal dunia (rekan almarhum Affan Kurniawan).”

Sementara itu, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga membenarkan bahwa Affan merupakan salah satu mitra driver mereka. “Berdasarkan hasil verifikasi dan investigasi internal yang kami lakukan bersama pihak terkait, dapat kami sampaikan bahwa Affan Kurniawan merupakan mitra driver Gojek,” tulis perusahaan dalam keterangan resminya.

Kedua platform ini tidak hanya mengakui status Affan sebagai mitra, tetapi juga menyampaikan duka mendalam atas kepergiannya. Mereka berharap keluarga dan rekan-rekan mitra ojol yang kehilangan diberi ketabahan. Lebih dari itu, Gojek dan Grab berkomitmen untuk terus mendampingi keluarga korban dan memberikan upaya terbaik dalam penanganan insiden berdarah ini.

Lalu, apa yang sebenarnya terjadi pada malam tragis itu? Meskipun detail insiden masih dalam penyelidikan, yang jelas, nyawa seorang anak muda harus melayang dalam usia yang seharusnya masih penuh dengan semangat dan harapan. Affan, seperti ribuan driver ojol lainnya, adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang menjaga mobilitas kita di tengah hiruk-pikuk kota.

Komitmen Platform: Lebih dari Sekadar Pernyataan

Dalam dunia yang semakin digital, peran driver ojol seringkali dipandang sebelah mata. Mereka bukan sekadar penyedia jasa transportasi, tetapi juga ujung tombak dari ekosistem ekonomi digital yang begitu kompleks. Ketika tragedi seperti ini terjadi, tanggung jawab platform tidak boleh berhenti pada pernyataan duka dan komitmen moral.

Baik Gojek maupun Grab menyatakan akan memberikan pendampingan kepada keluarga korban. Namun, pertanyaannya adalah: sejauh mana pendampingan ini akan dilakukan? Apakah hanya sekadar bantuan finansial, atau juga mencakup dukungan hukum dan psikologis jangka panjang? Kedua perusahaan perlu menunjukkan bahwa komitmen mereka bukanlah sekadar retorika media.

Kita juga patut mempertanyakan sistem perlindungan yang diberikan kepada mitra driver. Sudahkah platform menyiapkan mekanisme yang memadai untuk melindungi mitra mereka dari risiko kerja, termasuk insiden di jalan raya? Sebagai informasi, banyak driver ojol mengandalkan ponsel yang cocok untuk driver ojek online untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Namun, perlindungan nyawa dan keselamatan mereka harus menjadi prioritas utama.

Duka Bersama dan Seruan untuk Kondusivitas

Tragedi Affan Kurniawan bukan hanya menjadi duka bagi keluarganya, tetapi juga bagi seluruh komunitas ojol di Indonesia. Driver ojol adalah saudara sebangsa yang setiap hari berjuang memutar roda ekonomi, seringkali dengan mengorbankan waktu dan keselamatan pribadi. Kisah-kisah inspiratif seperti driver yang selalu selfie dengan penumpang cantik mungkin menghangatkan hati, tetapi keselamatan mereka harus selalu diutamakan.

Kedua platform juga mengimbau seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga situasi agar tetap kondusif dan aman. Imbauan ini sangat relevan mengingat insiden ini berpotensi memicu ketegangan di masyarakat. Kita semua perlu bersikap bijak dan tidak terpancing oleh emosi sesaat.

Di sisi lain, pemerintah juga memiliki peran penting dalam menciptakan regulasi yang melindungi semua pihak, termasuk driver ojol. Proses penyusunan aturan transportasi online yang melibatkan multi-pihak harus dipercepat agar tidak ada lagi korban yang berjatuhan.

Selain itu, operator telekomunikasi juga turut berkontribusi dalam ekosistem ini. Sebagai contoh, IM3 Oreedoo yang menawarkan paket ‘Online Gaspol’ untuk driver Gojek menunjukkan bahwa kolaborasi antar-sektor dapat memberikan manfaat nyata. Namun, sekali lagi, keselamatan harus menjadi harga mati.

Kita semua berharap agar tragedi seperti ini tidak terulang lagi. Pemerintah, platform, dan masyarakat harus bersinergi untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi semua pengguna jalan, termasuk driver ojol yang menjadi tulang punggung mobilitas kita.

Affan Kurniawan mungkin telah pergi, tetapi semangat dan perjuangannya harus menjadi pengingat bagi kita semua: bahwa di balik kemudahan dan kenyamanan layanan transportasi online, ada nyawa manusia yang patut kita lindungi. Selamat jalan, Affan. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

Tragedi Driver Ojol Dilindas Brimob, Begini Respons GoTo dan Grab Indonesia

0

Telset.id – Tragedi kemanusiaan kembali menorehkan luka dalam di tengah hiruk-pikuk kehidupan urban. Affan Kurniawan, seorang driver ojek online (ojol) yang bekerja sebagai Mitra Driver Gojek, tewas setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, pada Kamis (28/8/2025). Insiden ini bukan sekadar angka statistik, melainkan potret nyata betapa rapuhnya nyawa di antara konflik dan kekuasaan.

Bagaimana perusahaan aplikator transportasi online merespons peristiwa memilukan ini? Baik PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) maupun Grab Indonesia tak tinggal diam. Keduanya menyampaikan duka mendalam dan komitmen memberikan santunan serta pendampingan bagi keluarga korban. Namun, di balik pernyataan resmi yang terkesan steril, tersimpan pertanyaan besar: sejauh mana korporasi benar-benar peduli pada keselamatan mitra driver mereka?

Direktur Public Affairs & Communications GOTO, Ade Mulya, secara resmi mengonfirmasi bahwa Affan Kurniawan merupakan Mitra Driver Gojek berdasarkan hasil verifikasi dan investigasi internal. “Kami telah membantu penyediaan fasilitas ambulans, proses autopsi dan visum, serta akan memberikan santunan bagi keluarga korban sebagai bentuk dukungan kami,” ujar Ade dalam siaran pers, Jumat (29/8/2025). Pernyataan ini disampaikan dengan nada empatik, meski tetap dalam koridor komunikasi korporat yang terukur.

Lebih dari sekadar santunan, GOTO berkomitmen untuk terus mendampingi keluarga korban dan berkoordinasi dengan pihak berwenang. Ade juga mengimbau seluruh pihak untuk menjaga situasi agar tetap kondusif dan aman. Pesan ini terdengar seperti upaya meredam gejolak sosial yang mungkin timbul pasca-insiden, sekaligus menjaga citra perusahaan di mata publik.

Grab Indonesia: Solidaritas Beyond Platform

Tak kalah sigap, Grab Indonesia turut menyuarakan keprihatinan mendalam atas insiden yang menimpa rekan pengemudi ojol. Dalam pernyataan resminya, Grab menegaskan bahwa fokus utama mereka adalah memberikan dukungan penuh, termasuk santunan bagi para mitra pengemudi serta keluarga yang terdampak. Yang menarik, Grab tidak membatasi perhatian hanya pada mitra mereka sendiri.

“Bagi kami setiap mitra adalah bagian penting dari keluarga besar ojol, baik mitra Grab yang sedang dirawat (rekan Moh Umar Amarudin) maupun mitra ojol terdaftar di Grab yang meninggal dunia (rekan almarhum Affan Kurniawan),” demikian bunyi pernyataan resmi Grab. Pendekatan ini menunjukkan kesadaran kolektif bahwa insiden seperti ini adalah persoalan bersama seluruh ekosistem transportasi online.

Grab juga berharap keluarga yang terdampak diberikan ruang dan ketenangan, serta mengajak semua pihak menjaga empati dan memastikan suasana tetap kondusif. Ajakan ini relevan mengingat insiden tersebut memicu kemarahan warga yang berujung pada pengejaran mobil rantis hingga markas Brimob.

Konteks Sosial-Politik di Balik Tragedi

Insiden yang menewaskan Affan Kurniawan tidak bisa dipisahkan dari konteks demonstrasi yang sedang berlangsung. Video yang beredar menunjukkan mobil rantis yang diduga dikendarai anggota Brimob menabrak beberapa orang pria, termasuk Affan. Warga setempat dan para pendemo kemudian mengejar mobil tersebut hingga markas Brimob.

Bagi banyak pengamat, insiden ini bukan sekadar kecelakaan lalu lintas biasa. Ini adalah cerminan bagaimana kekerasan negara seringkali mengorbankan warga biasa yang sedang memperjuangkan haknya. Affan mungkin hanya seorang driver ojol yang sedang mencari nafkah, tetapi nasibnya bersinggungan dengan politik kekuasaan yang brutal.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun tak bisa mengelak dari tanggung jawab moral ini. Dia secara terbuka meminta maaf atas peristiwa terlindasnya pengemudi ojol tersebut dan berjanji melakukan evaluasi serta tindakan terhadap pengemudi rantis Brimob melalui Divpropam Polri. “Saya menyesali terhadap peristiwa yang terjadi dan mohon maaf sedalam-dalamnya,” ujar Sigit kepada wartawan.

Tapi apakah permintaan maaf dan janji evaluasi cukup? Bagi keluarga Affan, kata-kata mungkin terdengar hampa dibandingkan kehilangan yang mereka alami. Bagi komunitas ojol, ini adalah pengingat betapa rentannya posisi mereka di tengah ketegangan sosial dan politik.

Refleksi: Nasib Driver Ojol di Tengah Konflik

Tragedi Affan Kurniawan menguak realitas pahit yang sering diabaikan: driver ojol adalah ujung tombak industri transportasi online, namun mereka juga yang paling rentan dalam situasi konflik. Mereka bekerja di jalanan, berhadapan langsung dengan segala bentuk risiko, mulai dari kecelakaan lalu lintas hingga kekerasan aparat.

Perusahaan seperti GOTO dan Grab mungkin menyediakan santunan dan pendampingan, tetapi apakah kebijakan perlindungan mereka sudah cukup komprehensif? Apakah ada mekanisme khusus untuk melindungi mitra driver yang terjebak dalam situasi demonstrasi atau kerusuhan?

Pertanyaan-pertanyaan ini perlu dijawab tidak hanya dengan pernyataan pers, tetapi dengan kebijakan nyata yang memprioritaskan keselamatan mitra driver. Santunan memang penting, tetapi pencegahan lebih penting lagi.

Di sisi lain, respons cepat dari kedua perusahaan patut diapresiasi. Mereka tidak berusaha menghindar atau menyangkal, melainkan mengambil tanggung jawab moral untuk membantu keluarga korban. Ini adalah langkah tepat dalam menjaga kepercayaan publik dan solidaritas internal di kalangan mitra driver.

Namun, yang juga perlu diperhatikan adalah bagaimana insiden ini mempengaruhi persepsi publik terhadap layanan ojol. Apakah masyarakat akan semakin skeptis terhadap keamanan berkendara dengan ojol? Atau justru solidaritas sosial akan menguat mendukung para driver yang menjadi tulang punggung keluarga?

Yang pasti, tragedi Affan Kurniawan telah membuka mata banyak pihak bahwa di balik kemudahan dan kenyamanan layanan transportasi online, ada nyawa-nyawa yang bertaruh setiap hari. Mereka bukan sekadar angka dalam algoritma, melainkan manusia dengan keluarga, harapan, dan mimpi.

Kita semua berharap insiden seperti ini tidak terulang lagi. Tapi harapan saja tidak cukup. Diperlukan komitmen bersama dari perusahaan, pemerintah, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman dan manusiawi bagi semua, termasuk para pahlawan jalanan seperti Affan Kurniawan.