Telset.id, Jakarta – Para ilmuwan terus mencoba untuk menyempurnakan pengetahuan tentang “pengkloning”. Setelah sebelumnya berhasil melakukan kloning seekor domba yang kemudian diberi nama Dolly, kini para ilmuwan berhasil mengkloning seekor monyet.
Setelah berhasil mengkloning Dolly, para ilmuwan nampaknya merasa tertantang untuk kembali mengkloning beberapa hewan lainnya, mulai dari anjing hingga kuda poni . Namun, untuk melakukan kloning terhadap hewan mamalia, seperti kera dan lainnya masih sulit dilakukan karena kompleksitas yang lebih tinggi.
[Baca juga: Seram! AI Sudah Bisa Memprediksi Kematian]
Namun para ilmuwan nampaknya tak patah arang dan terus berusaha memecahkan tantangan tersebut. Terbukti, beberapa ilmuwan dari Tiongkok mengabarkan telah berhasil melakukan kloning kera.
Yang mengejutkan, bukan hanya satu kali, karena ternyata sang ilmuwan menyatakan bahwa mereka telah mengkloning janin kera sebanyak dua kali. Ini menjadi kali pertama bagi ilmuwan untuk melakukan kloning terhadap mamalia.
Mengutip dari laman Engadget, tim ilmuwan mengklaim mereka telah berhasil memindahkan inti dari telur janin keradan menggantinya dengan DNA yang keluar dari janin. Kemudian, mereka menanamkan telur tersebut kepada kera betina, yang kemudian dilahirkan oleh sang induk.
Mereka menjelaskan bahwa proses ini sangat sulit untuk dilakukan. Para ilmuwan mengaku bahwa mereka membutuhkan 127 telur dan 79 embrio hingga berhasil melakukan hal tersebut. Hasilnya, kedua kera yang kemudian diberi nama Hua Hua dan Zhong Zhong ini bisa hidup dengan sehat.
Namun meski berhasil, para peneliti kini sedang menunggu waktu yang tepat untuk memastikan bahwa kedua kera ini benar-benar hasil kloningan. Pasalnya, mereka masih belum mengetahui apakah kera yang berhasil mereka kloning itu bisa bertahan hidup atau tidak.
[Baca Juga : Sstt… Ada Robot Seks Pria dengan “Senjata” Bionic]
Dengan keberhasilan ini, maka tak tertutup kemungkinan para peneliti suatu saat dapat melakukan kloning pada manusia. Namun tetap saja, untuk dapat melakukan kloning dari manusia dewasa, merupakan hal yang hingga kini dianggap mustahil, dan mungkin akan mendapat tentangan.
Terlepas dari berhasil atau tidaknya para ilmuwan melakukan kloning, kontroversi mengenai apakah teknik kloning harus disempurnakan atau tidak terus bergulir. Pasalnya, banyak pihak yang mendukung agar teknik ini terus dikembangkan, namun banyak juga yang menentang perkembangan teknologi medis ini. [NC/HBS]