Jakarta – PT XL Axiata (XL) bekerjasama dengan Rumah Wakaf menginisiasi pembangunan sebuah jembatan desa di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Jembatan yang dibangun di atas Sungai Cianten ini sangat dibutuhkan oleh warga sekitar untuk mendukung aktivitas mereka. Setidaknya ada lima desa yang akan terbantu dengan adanya jembatan permanen ini.
“Alhamdulillah, suatu kebanggaan tersendiri bagi XL bisa berkontribusi secara riil dalam pembangunan jembatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Kecamatan Cigawir ini,” kata Vice President XL Central Region, Nuruddin Al Fithroh dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (23/11).
Dia berharap, jembatan ini nanti akan bisa membatu warga dalam menjalankan berbagai aktivitas, terutama pembangunan dan perekonomian. “Ibarat layanan seluler, jembatan juga akan menjadi faktor penentu kemajuan suatu kawasan yang sebelumnya terisolir,” tuturnya.
Nurudin menambahkan, jumlah dana untuk membangun jembatan berkonstruksi composite baja beton (rangka baja lantai beton) ini sekitar Rp 182.860.000. Selain menggunakan dana internal perusahaan, XL juga akan mengajak partisipasi masyarakat, melalui program SMS Donasi Wakaf.
Bagi pelanggan XL yang ingin berpartisipasi dalam pembangunan jembatan ini cukup ketik “WAKAF” dan kirim ke 5.000 untuk berwakaf Rp 5.000 dan ke 2.500 untuk berwakaf Rp 2.500.
Sementara itu, Direktur Rumah Wakaf, Reno Wisnu Sugiarto menambahkan, bahwa sebelumnya jembatan ini dibuat dari bambu yang sudah lapuk dan hanya bisa dilalui pejalan kaki, sedangkan untuk pengendara motor harus memutar cukup jauh.
“Semoga dengan dibangunnya jembatan ini akan memberi manfaat langsung terhadap perekonomian masyarakat Cianten dan Limbangan, Garut,” tukasnya.
Jembatan baru yang sekaligus akan menghubungkan Kecamatan Selawi dan Kecamatan Limbangan ini, berjarak 33 km dari ibu kota Garut, bakal memiliki panjang 16 meter dan lebar 2,5 meter Pekerjaan pembangunan diperkirakan memakan waktu selama 45 hari ke depan.
Dengan demikian, pada awal tahun 2014 sudah dapat digunakan oleh masyarakat baik pejalan kaki, pengendara motor dan juga mobil dalam ukuran kecil (angkutan pedesaan).
Sungai Cianten di Desa Cigawir ini memisahkan lima desa tertinggal dengan pusat kota kecamatan Limbangan, yaitu Desa Cigawir, Desa Putra Jawa, Desa Ciwangi, Desa Pasir Waru, dan Desa Pasir Astana.
Akibatnya masyarakat desa-desa tersebut terhambat akses ke pusat perekonomian dan fasilitas sosial lainnya, seperti pasar, sekolah, juga rumah sakit, yang semuanya ada di kota kecamatan.
Untuk bisa menuju kota kecamatan terdekat, mereka harus berputar melalui jalan desa (sebagian belum diaspal) dengan jarak lebih jauh dan waktu tempuh yang lebih lama.[HBS]