Telset.id, Jakarta – Seorang wanita di San Antonio, Texas, Amerika Serikat (AS), kaget melihat kedatangan seorang agen Secret Service bersama polisi lokal ke rumahnya. Perempuan yang tidak diungkap identitasnya itu telah menulis komentar di Facebook mengenai Presiden AS, Donald Trump, Kamis (10/1/2019) lalu.
Dalam rekaman video yang diambil oleh keponakan perempuan tersebut, terdengar beberapa penggal percakapan antara petugas Secret Service dengan pemilik rumah.
“Saya menulis komentar di internet. Lalu, agen Secret Service bersama polisi datang ke rumah saya,” kata perempuan itu, seperti dikutip Telset.id dari DailyMail, Selasa (15/1/2019). Perempuan tersebut pun tidak mengizinkan mereka masuk. Di depan pintu, mereka lantas bercakap. “Apakah ini wajib?,” tanya si perempuan.
“Apakah saya benar-benar harus berbicara dengan Anda? Apa saya akan ditahan? Apakah saya dikenai tuntutan apa pun itu?,” lanjutnya.
{Baca juga: Cuma Buat Iklan di Facebook, Donald Trump Habiskan Rp 3.9 Miliar}
Lantas, petugas menjawabnya. “Tidak untuk saat ini,” katanya.
Saat perempuan itu kembali bertanya alasan mereka mendatangi rumahnya, petugas mengaku cuma ingin bertanya.
“Kami hanya ingin bertanya mengenai pernyataan yang Anda buat di internet, yakni “Apakah seseorang dapat menembak orang bodoh ini tepat di dahinya dan menyudahinya sampai di sini?”,” beber petugas Secret Service membacakan komentar yang dibuat perempuan tersebut di Facebook. Ia tidak membantah jawaban petugas.
{Baca juga: Donald Trump Kembali Kecam Twitter, Ada Apa?}
Perempuan itu kembali bertanya tentang kebebasan berpendapat. “Jadi, maksud Anda, saya tidak memiliki kebebasan untuk berbicara? Saya tidak dapat mengatakan yang saya inginkan? Apakah itu yang menjadi masalah? Apakah saya melakukan tindak kejahatan dengan mengekspresikan keinginan saya?” tanyanya tinggi.
Percakapan mereka pun berakhir setelah perempuan itu menolak untuk menjawab. Ia bersedia menuruti perintah petugas andaikan didampingi pengacara. Kedua petugas pun memutuskan pamit setelah memberikan nomor telepon untuk dihubungi. Perempuan tersebut langsung menutup pintu rumah usai urung dipersekusi. [SN/IF]