Telset.id, Jakarta – Developer cryptocurrency atau mata uang kripto menciptakan koin digital bernama CoronaCoin. Mata uang kripto ini memiliki nilai berdasarkan berapa banyak orang yang jatuh sakit atau meninggal dunia akibat wabah virus Corona.
Seperti dilansir dari Reuters, nilai CoronaCoin akan berkurang setiap dua hari berdasarkan tingkat kasus baru. Namun, harganya bisa bergerak lebih tinggi apabila semakin banyak orang yang meninggal dunia karena wabah virus Corona.
Epidemi virus Corona menjadi kekhawatiran global. Enam negara baru melaporkan kasus pertama pada Jumat (28/02) waktu setempat. WHO mewaspadai penyebaran global virus Corona, dan peringatan dampak virus tersebut pun jadi sangat tinggi.
{Baca juga: Jokowi Pastikan Dua Orang di Indonesia Terinfeksi Virus Corona}
Dikutip Telset.id, Selasa (03/03/2020), angka terbaru dari WHO menunjukkan bahwa lebih dari 82.000 orang telah terinfeksi virus Corona dengan lebih dari 2.700 angka kematian di China dan 57 kematian di 46 negara lain di dunia.
Penyebaran cepat virus Corona, yang muncul di China pada Desember 2019, telah memicu aksi jual secara hiruk pikuk di pasar global. Tiga indeks saham utama AS berada di jalur terburuk sejak krisis keuangan pada 2008 silam.
{Baca juga: Waspada! Serangan Cyber Berbahaya Intai Pengguna di Indonesia}
Menurut laporan, total pasokan untuk CoronaCoin didasarkan kepada populasi dunia. Token akan berkurang setiap 48 jam sekali berdasarkan jumlah orang yang telah terinfeksi atau meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona.
“Beberapa orang berspekulasi bahwa sebagian besar pasokan akan berkurang karena penyebaran virus Corona, sehingga mau berinvestasi,” kata Sunny Kemp, developer CoronaCoin dalam sebuah obrolan di aplikasi pesan Telegram. (SN/MF)