Upss! Facebook Sebut Deklarasi Kemerdekaan AS Berisi Ujaran Kebencian

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Algoritma Facebook membaca beberapa bagian Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat (AS) bermakna ujaran kebencian. Tak ingin menimbulkan masalah, Facebook buru-buru mengklarifikasi dan meminta maaf atas kejadian itu.

Memperingati Hari Kemerdekaan, surat kabar komunitas AS di Texas, The Liberty County Vindicator, mengunggah dokumen Deklarasi Kemerdekaan di halaman Facebook. Dalam unggahan itu, ada bagian tulisan di dokumen yang ditutupi oleh Facebook.

Menurut The Indenpendent yang dikutip Telset.id pada Minggu (8/7/2018), dalam unggahan tersebut, Facebook menutupi kalimat “merciless Indian savages” yang berarti “Orang liar India tanpa belas kasihan” yang terdapat di dokumen Deklarasi Kemerdekaan.

The Liberty County Vindicator mengunggah dokumen pendirian AS itu ke halaman Facebook untuk mendorong literasi sejarah kepada khalayak. Namun, bagian 10 tidak muncul.

Baca juga: Facebook Pakai Mesin Pembelajaran untuk Deteksi Hoaks

The Liberty County Vindicator lalu mendapat notifikasi dari Facebook yang menyatakan bahwa unggahan telah melanggar standar untuk ujaran kebencian. Editor The Liberty County Vindicator, Casey Stinnett, lantas membuat tulisan setelah paragraf itu.

“Mungkin seharusnya Thomas Jefferson menulisnya begini “Pribumi Amerika pada tahap perkembangan budaya yang menantang” hingga akan lebih baik,” tulis Stinnett.

The Liberty County Vindicator kemudian mengonfirmasi bahwa Facebook telah mengubah penilaiannya dan meminta maaf.

“Ini seperti kita membuat kesalahan dan membuang sesuatu yang Anda unggah di Facebook yang tidak melawan standar komunitas,” kata Facebook.

“Kami ingin minta maaf. Supaya Anda tahun bahwa kita telah mengembalikan konten Anda dan menghapus semua penghalang di akun Anda terkait aksi tidak benar tersebut,” tambah pihak Facebook.

Baca juga: Facebook Hapus Fitur Trending Topic, Kenapa?

Masalah yang “memalukan” ini pun mendapat tanggapan dari Asisten Editor majalah politik Reason, Christian Britschgi. Menurutnya, robot atau algoritma Facebook tidak cukup cerdas memilah bahasa.

“Robot yang dilatih menemukan bahasa yang tidak tepat secara politik tidak cukup cerdas untuk mendeteksi saat bahasa itu bagian dari dokumen penting nan bersejarah,” tegasnya.

Sumber: Independent

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI