JAKARTA – Aplikasi layanan taksi Uber, baru-baru ini menemukan fakta bahwa basis datanya telah dimasuki oleh akun tak dikenal. Dari hasil investigasi, hal itu juga pernah terjadi pada 13 Mei 2014 lalu. Data yang diretas berisi nama supir dan lisensi mengemudinya.
Seperti dikutip dari Ars Technica, Minggu (01/02/2015), diperkirakan sekitar 50.000 data supir di berbagai negara terpapar akibat peretasan ini.
“Jumlah itu hanya persentase kecil dari total supir Uber,” kata Katherine Tassi, Managing Counsel of Data Privacy Uber.
Uber juga menambahkan, pasca peretasan, belum menerima laporan apapun dari penyalahgunaan data supir tersebut. Menurut Uber, supir yang terpapar datanya akan diawasi selama setahun dengan skema free membership.
Saat ini Uber sedang berupaya mengungkap data peretas. Uber memang sarat dengan isu privasi sejak beberapa waktu lalu, bukan akibat ulah hacker,tap akibat ulah manajemen di dalamnya.
Tahun lalu, CEO Uber menyarankan agar perusahaan melakukan riset oposisi untuk menyangkal tulisan negatif para jurnalis mengeni Uber. Sebelumnya, marak skandal 30 pengguna utama Uber dalam sebuah pesta di Chicago. Begitu juga beberapa kasus kekerasan dan pelecehan yang dialamatkan pada beberapa supirnya. Well, sepertinya Uber memang tengah mengalami masa sulit. [AI/IF]