Tsunami Beracun Seukuran Inggris Raya Lintasi Planet Venus

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Badan Antariksa Jepang mendeteksi tsunami “beracun” melesat melintasi planet Venus. Awan selebar planet itu bergerak dengan kecepatan 200 mil per jam melalui atmosfer atas Venus.

Menurut laporan New York Post, seperti dikutip Telset.id, Senin (10/08/2020), gelombang gas beracun yang melanda planet Venus itu telah bersembunyi selama 35 tahun. Kemunculannya belum pernah terlihat di Tata Surya.

Digambarkan sebagai “gangguan atmosfer” oleh tim internasional yang menemukannya, gelombang tersebut meluas sejauh 4.660 mil. Artinya, luas gelombang itu sama dengan 61.000 lapangan sepak bola.

Simulasi lain, luas tersebut cukup untuk menelan seluruh Inggris Raya dalam kabut gas asam yang mengerikan. “Jika terjadi di Bumi, hal itu akan jadi permukaan frontal,” kata ilmuwan Dr Pedro Machado.

Venus dianggap pernah menjadi dunia yang layak huni seperti Bumi. Efek rumah kaca yang merajalela oleh awan asam sulfat telah meningkatkan suhu permukaannya hingga 465 derajat Celcius.

{Baca juga: Sebelum ke Mars, Ilmuwan Minta NASA Menjelajah Venus}

Atmosfer Venus yang mendung dan angin kencang diketahui menciptakan gelombang gas yang sangat besar, tetapi tidak ada yang menyerupai tsunami beracun tersebut. Peristiwa itu sebuah anomali.

Para peneliti menemukannya setelah mempelajari gambar inframerah yang diambil oleh pengorbit Venus Jepang Akatsuki antara 2016 dan 2018. Dinding awan berada sekitar 31 mil di atas permukaan Venus.

Dinding awan telah menyapu Venus  setiap lima hari setidaknya sejak 1983. Fenomena itu belum pernah terlihat di tempat lain di tata surya. Penampakan tersebut adalah yang pertama di ketinggian rendah.

Puluhan Gunung Berapi Aktif Ditemukan

Sebelumnya dilaporkan, para ilmuwan telah mengidentifikasi 37 gunung berapi aktif di planet Venus. Keberadaan puluhan gunung berapi aktif ini “melukis” Venus yang secara geologis dinamis, bukan dunia terbengkalai seperti yang selama ini dipikirkan.

Penelitian itu berfokus kepada struktur mirip cincin yang disebut Coronae, yang disebabkan oleh naiknya batuan panas dari dalam di interior planet ini. Hal tersebut memberi bukti kuat tentang meluasnya aktivitas tektonik di planet Venus.

{Baca juga: Ilmuwan Temukan 37 Gunung Berapi Aktif di Planet Venus}

Banyak ilmuwan mengira bahwa Venus tidak memiliki lempeng tektonik yang secara bertahap membentuk kembali permukaan Bumi dan pada dasarnya tidak aktif secara geologis selama setengah miliar tahun terakhir.

Para peneliti menentukan jenis fitur geologis yang hanya bisa ada di korona yang baru aktif. Kemudian, mereka menjelajahi gambar-gambar radar Venus dari pesawat ruang angkasa NASA Magellan pada era 1990-an.

Para ilmuwan melakukannya untuk menemukan korona yang sesuai dengan perkiraan. Berdasarkan penelitian, dari 133 korona yang diperiksa, 37 di antaranya ternyata tampak aktif dalam dua juta hingga tiga juta tahun terakhir. (SN/MF)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI