Truth+ Milik Donald Trump: Surganya Teori Konspirasi dan Konten Religi Ekstrem

REKOMENDASI

ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Jika Anda mengira platform streaming Truth+ milik Donald Trump hanya berisi konten politik dan berita sayap kanan, bersiaplah untuk terkejut. Layanan streaming ini ternyata menjadi surga bagi teori konspirasi paling ekstrem, mulai dari klaim Yesus sebagai alien hingga ras reptil penguasa dunia.

Truth Social logo appears on a smartphone in front of Donald Trump

Berdasarkan investigasi Talking Points Memo, Truth+ yang diluncurkan Trump Media and Technology Group tahun lalu ternyata menyimpan koleksi konten yang jauh dari janji “program keluarga dan berita bebas sensor”. Platform ini justru dipenuhi film dokumenter dengan klaim menghebohkan yang sulit diterima akal sehat.

Dari Yesus Alien ke Bulan yang Berongga

Salah satu film unggulan berjudul “Conspiracy Chronicles” mengklaim bahwa tokoh-tokoh agama besar seperti Yesus, Buddha, dan Krishna sebenarnya berasal dari planet lain. Tak hanya itu, film tersebut juga menyatakan bahwa Bulan kita sebenarnya berongga dan berfungsi sebagai pangkalan alien.

“Yang lebih menarik, film ini menyatakan pemerintah AS telah menutupi fakta-fakta ini selama puluhan tahun,” tulis laporan tersebut. Ironisnya, sang pemilik platform, Donald Trump, pernah memegang kendali atas pemerintah yang dituduh melakukan konspirasi ini.

Reptil Penguasa Dunia dan Konten Religi Ekstrem

Film lain berjudul “Lizard People: Rulers of Time and Space” mengklaim adanya ras reptil alien yang menciptakan manusia dan mengembangkan sistem agama untuk mengontrol mereka. Yang mengejutkan, film ini sempat masuk 10 besar tayangan terpopuler di Truth+.

Trump

Padahal saat peluncuran, Trump Media menjanjikan konten “berita, konten Kristen, dan program ramah keluarga yang tidak bisa disensor oleh Big Tech”. Kenyataannya, platform ini justru menjadi tempat berkembang biaknya teori konspirasi yang bahkan terlalu ekstrem untuk standar QAnon sekalipun.

Fenomena ini menarik karena menunjukkan bagaimana teori konspirasi telah berevolusi dari narasi politik seperti kerusuhan Capitol menjadi klaim-klaim supernatural yang sulit diverifikasi. Seperti yang terjadi ketika akun-akun pendukung Trump diblokir Twitter karena menyebarkan misinformasi.

Antara Hiburan dan Indoktrinasi

Meski terkesan sebagai hiburan semata, para ahli memperingatkan bahaya normalisasi teori konspirasi semacam ini. “Ketika klaim ekstrem seperti ini disajikan dalam format dokumenter, penonton yang tidak kritis bisa mulai mempertanyakan realitas dasar,” kata Dr. Sarah Roberts, pakar media digital dari UCLA.

Yang lebih mengkhawatirkan, platform ini bisa menjadi ruang gema (echo chamber) di mana teori-teori liar ini tidak pernah dipertanyakan. Seperti ketika Trump mengkritik platform media sosial karena membatasi teori konspirasi, kini ia menciptakan ruang sendiri untuk konten semacam itu.

Pertanyaannya sekarang: apakah Truth+ benar-benar percaya pada klaim-klaim ini, atau hanya memanfaatkan selera pasar pendukung setianya? Apapun jawabannya, satu hal yang pasti – di era informasi yang terfragmentasi seperti sekarang, batas antara hiburan, berita, dan indoktrinasi semakin kabur.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI

HARGA DAN SPESIFIKASI