Telset.id, Jakarta – Industri seluler Indonesia sedang memanas, yang dipicu oleh seruan Indosat untuk “memerangi” Telkomsel karena dianggap mendominasi pasar di luar Jawa. Masalah ini pun tak luput dari pengamatan XL Axiata. Apa komentar XL soal perseteruan Indosat dan Telkomsel?
Presiden Direktur dan CEO XL, Dian Siswarini enggan mengomentari soal ajakan CEO Indosat Alex Rusli untuk “mengeroyok” Telkomsel, karena dinilai sangat mendominasi pasar di luar Jawa.
“Tentang ajakan Indosat (untuk memerangi Telkomsel) saya tidak mau komentari. Tapi pada dasarnya memang industri ini sudah sangat kompetitif,” ujar Dian di acara buka bersama media di Grha XL, Jumat (24/6/2016).
Ia menyebutkan bahwa persaingan di pasar setiap hari terjadi untuk memperebutkan pasar. Maka pertarungan antar operator yang akhirnya terjadi gesekan tidak dapat dihindari.
“Pasarnya memang sudah sangat ketat, pertarungan untuk memperebutkan pasar antara para operator pasti terjadi setiap hari, yang kadang ada gesekan-gesekan di lapangan seperti sekarang,” jelas Dian.
XL sendiri, menurut Dian, lebih memilih untuk menunggu peraturan pemerintah tentang network sharing, ketimbang harus ikut rebut-ribut. Ia mengatakan efisiensi akan terjadi lebih banyak lagi kalau ada network sharing.
[Baca juga: Indosat Disarankan Mundur kalau Tak Mampu Bersaing]
Orang nomor satu di XL ini menyayangkan lamanya peraturan network sharing diterbitkan, padahal sudah dibahas sejak tahun lalu. Ia menuding ada pihak-pihak yang tidak mau aturan ini (network sharing) dikeluarkan.
“Peraturan network sharing sudah dari tahun lalu digodok, tapi sampai sekarang belum selesai, karena masih ada beberapa pihak yang tidak menginginkan hal ini. Padahal percepatan aturan network sharing akan membuat industri lebih baik,” tandasnya.
Seperti telah diberitakan sebelumnya, Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli membuat pernyataan kontroversial, yang mengajak para petinggi operator untuk ikut memerangi Telkomsel, karena dianggap terlalu mendominasi pasar di luar Pulau Jawa.
Orang nomor satu di Indosat itu juga mengatakan bahwa barrier interkoneksi sebaiknya dihilangkan dan operator diijinkan untuk berbagi jaringan aktif (network sharing) agar efisien.
“Saya minta kepada bos operator lainnya untuk ikut bersuara, jangan cuma berani ngomporin di belakang saja. Jangan takut untuk bicara, ini demi kepentingan bersama. Ayo kita fight habis-habisan untuk kepentingan pelanggan,” ujar Alex saat itu.
[Baca juga: Indosat Tabuh Genderang Perang Tarif Operator]
Masalah ini bermula saat Indosat “memanaskan pasar” dengan kampanye marketing yang mereka tujukan langsung pada sang pesaing Telkomsel. Dalam kampanye marketing yang dilancarkan Indosat, operator yang identik dengan warna kuning ini menyindir tarif layanan Telkomsel yang dianggap sangat mahal. Dan mengajak orang beralih ke layanan milik Indosat.
Alex membenarkan bahwa gambar-gambar bernada provokasi itu merupakan bagian dari kampanye Below The Line (BTL). Tapi ia menolak jika dikatakan itu adalah iklan. Kampanye marketing yang terkesan negatif itu diakui oleh Alex sebagai reaksi atas persaingan yang dianggap tidak sehat di pasar saat ini.
“Kampanye itu sebagai bentuk komunikasi kita (Indosat) bahwa dengan Telkomsel selalu dilindungi regulasi. Mereka (Telkomsel) selalu menjegal semua rencana perubahan regulasi, yang menyebabkan kompetisi jadi tidak fair,” tegas Alex di Jakarta, Jumat (17/6/2016).
Ia mengeluhkan kondisi pasar yang semakin sulit. Alex mengatakan selama ini jumlah pelanggan hanya berpindah antara XL, Indosat dan Hutchinson Tri Indonesia (Tri).
[Baca juga: Diserang Indosat, Begini Jawaban Telkomsel]
“Sementara pelanggan Telkomsel tidak pernah berpindah, padahal harganya terus naik dan jauh lebih mahal jika dibandingkan operator lain,” ujarnya. [MS/HBS]