Telset.id, Jakarta – Vivo Mobile baru saja resmi meluncurkan Vivo V5s. Dalam kesempatan itu, vendor asal Tiongkok ini mengungkapkan rencannya untuk kembali membangun pusat riset dan pengembangan produknya (R&D) di Indonesia. Pusat R&D yang akan dibangun di Indonesia ini merupakan yang ke-8 yang mereka bangun di luar negaranya, Tiongkok.
Vivo ingin menjadikan Indonesia sebagai basis produksi terbesar di Asia Tenggara. Dimana permintaan ponsel Vivo dari kawasan Asia Tenggara akan di impor dari Indonesia, bukan lagi dari China.
Jika terealisasi, ini akan menjadi pusat riset Vivo yang kedelapan di dunia. Sebelum ini Vivo memiliki pusat riset di Beijing, Shenzhen, Hanzou, Nanjing, Chang’an di China, serta San Diego dan Sillicon Valley di Amerika Serikat.
Product Manager PT Vivo Mobile Indonesia Kenny Chandra mengatakan, market Indonesia yang begitu besar, Vivo merasa perlu adanya pusat penelitian. Nantinya juga pusat penelitian ini akan berfokus ke arah perkembangan software.
“Sampai saat ini untuk detailnya kami belum bisa bicara seperti apa, namun Pusat R&D ini akan dikhususkan untuk pengembangan software,” ujar Kenny kepada Telset.id di Interview media terbatas di Hotel Raffles Jakarta, Rabu (10/5/2017).
Dengan dibangunnya pusat penelitian ini mereka berharap dapat memuaskan tren pasar di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, dengan dibangunnya pusat penelitian ini dapat memenuhi target mereka untuk memproduksi 10 juta unit smartphone di 2018. (MS/HBS)