Telset.id, Jakarta – Sekitar selusin karyawan Google memutuskan resign alias mengundurkan diri sebagai protes atas keterlibatan perusahaan di proyek Maven. Maven merupakan proyek percontohan Pentagon dengan memanfaatkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Teknologi AI di Maven berfungsi untuk menginterpretasikan citra video. Sarana yang digunakan untuk mengoleksi target adalah drone atawa pesawat tak berawak.
Sebenarnya, keterlibatan Google dalam proyek tersebut sudah diprotes oleh para karyawan sejak tak kurang dari tiga bulan lalu. Para karyawan yang mengundurkan diri merasa kesal sekaligus khawatir dengan penggunaan AI dalam proyek Maven. Menurut mereka, perusahaan sebesar Google tak seharusnya terlibat dalam kegiatan maupun proyek militer apapun. Mereka menganggap perusahaan mulai tak transparan.
“Selama beberapa bulan terakhir, saya semakin kurang terkesan dengan respons dan cara perusahaan maupun pimpinan dalam memperlakukan para karyawan. Mereka tak memperhatikan aspirasi karyawan. Perlakuan mereka semakin tak etis,” kata seorang karyawan yang resign, dilansir Gizmodo.
Awal April 2018 lalu, ribuan karyawan Google, termasuk puluhan insinyur senior, menandatangani surat protes atas keterlibatan perusahaan dalam program AI Pentagon. Surat yang ditandatangani oleh 3.100 karyawan itu memperlihatkan potensi bentrokan budaya antara Silicon Valley dan pemerintah federal.
“Kami percaya bahwa Google tidak seharusnya terlibat dalam bisnis perang,” demikian bunyi surat tersebut, ditujukan kepada Sundar Pichai, kepala eksekutif Google, seperti dilansir CNBC. Sikap idealistik tersebut, meski tentu tidak dimiliki oleh semua karyawan Google, muncul secara alamiah.
Namun, jelas hal itu tidak berlaku bagi industri pertahanan besar seperti Pentagon. Apalagi, Menteri Pertahanan Jim Mattis sering mengatakan bahwa tujuan utama pemerintah menggarap proyek adalah meningkatkan kemampuan mematikan pasukan militer Amerika Serikat. [SN/IF]