Ini Tantangan yang Dihadapi Operator Kembangkan Layanan Konvergensi

REKOMENDASI

Telset.id, Jakarta – Selain jaringan 5G, salah satu teknologi yang sedang gencar dikembangkan operator telekomunikasi di Indonesia adalah layanan konvergensi jaringan seluler dan data kabel bernama Fixed Mobile Convergence (FMC).

Namun untuk bisa membangunnya bukan perkara mudah, karena ada banyak tantangan yang harus dihadapi oleh operator dalam menghadirkan layanan konvergensi tersebut.

Sesuai namanya, FMC adalah teknologi yang menggabungkan jaringan seluler dan data dalam satu pembayaran. Teknologi ini memberikan kemudahan bagi pelanggan dalam hal pelayanan serta pembayaran layanan.

Saat ini operator yang sudah menggelar layanan konvergensi yang dimaksud adalah XL Axiata, melalui XL SATU Fiber yang menggabungkan XL Axiata seluler dan juga layanan XL Home.

Hanya saja dalam menerapkan layanan konvergensi tidak mudah, karena berbagai tantangan yang dihadapi operator untuk membangun layanan konvergensi.

BACA JUGA:

Tantangan yang pertama adalah biaya yang lebih tinggi. Menurut praktisi digital, Guntur Siboro, konvergensi jaringan membutuhkan biaya dan investasi yang tinggi. Pasalnya perusahaan harus membangun ulang berbagai aspek bisnis terkait layanan tersebut.

“FMC ini memang bisa memberikan semua peluang, tetapi di satu sisi membutuhkan biaya dan investasi yang tinggi,” ujar Guntur, dalam diskusi IndoTelko Forum bertajuk “Entering Telecomunication Convergence Era How To Respond?“, Jakarta Kamis (23/02/2023).

Tantangan kedua adalah mengintegrasikan jaringan. Harus diakui jaringan seluler dan jaringan kabel atau fixed, memiliki karakteristik yang berbeda. Tidak mudah menggabungkan kedua layanan tersebut dalam satu layanan terintegrasi.

“Tantangan yang dihadapi adalah melakukan konvergensi jaringan, karena jaringan seluler dan kabel memiliki perbedaan yang kompleks. Apalagi kalau ingin melakukan konvergensi kepada dua perusahaan yang sudah matang,” ungkap Guntur.

Senada dengan Guntur, Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi menambahkan bahwa model bisnis menjadi tantangan bagi para operator saat akan mengembangkan layanan konvergensi.

Menurutnya, layanan internet kabel dan seluler mempunyai model bisnis yang berbeda, yang mana internet kabel lekat dengan layanan internet untuk korporasi dan komunitas, sementara seluler sifatnya pribadi.

“Jadi ini menjadi salah tantangan yang harus dihadapi oleh operator apabila mereka ingin konvergensi,” ujar Heru menjelaskan.

BACA JUGA:

Walaupun tantangannya cukup banyak, Heru yakin kalau layanan konvergensi akan banyak dilakukan oleh operator di masa depan.

“Ke depannya memang mengarah ke arah sana, tetapi memang hanya sekedar merger atau akuisisi saja. Untuk melakukan konvergensi ke tingkat network itu waktunya akan lebih lama,” tutup Heru. [NM/HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI