Telset.id, Jakarta – Era digital merambah ke seluruh sendi kehidupan di dunia tak terkecuali Indonesia. Kini Indonesia menghadapi transformasi model binsis dari konvensional ke era digital dan teknologi.
Untuk memasuki era digitalisasi PT. Lintas Teknologi Indonesia menggelar Lintas Teknologi Solutions Day dengan Tema : “BUSINESS TRANSFORMATION THROUGHT TECHNOLOGY”. Teknologi adalah bisnis, teknologi adalah peluang, teknologi adalah kemajuan, teknologi adalah pengubah tatanan dan aturan hukum dan teknologi bisa menjadi peningkat kerumitan tindak kejahatan.
“Event penting ini digagas oleh PT. Lintas Teknologi Indonesia, yaitu perusahaan lokal yang telah lama berkecimpung di infrastruktur teknologi inti, aplikasi dan solusi layanan. Sebagai sebuah event yang memberikan nilai tambah pada pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan teknologi secara tepat dan cerdas,” kata Muhamad Paisol, Presiden Direktur PT. Lintas Teknologi Indonesia.
Ada lima isu yang harus ditata untuk membantu mendorong transformasi digital di Indonesia. Kelima hal tersebut adalah infrastruktur/standarisasi, legal, ekonomi, pembangunan serta sosial dan budaya.
“Semua elemen bangsa harus terlibat dalam pemanfaatan teknologi secara positif, pengawasan secara intensif, dan bersama-sama dengan Kemenkominfo untuk menjadikan teknologi berdaya guna,”ucap Dirjen Bidang Aplikasi Informatika, Samuel Abrijani Pangerapan.
Transformasi digital adalah perubahan yang terkait dengan penerapan teknologi digital di semua aspek masyarakat. Tahap transformasi berarti penggunaan inheren digital memungkinkan jenis baru dari inovasi dan kreativitas dalam domain tertentu, bukan hanya meningkatkan dan mendukung metode tradisional.
Mengacu pada survei global dari Pure Storage bertajuk Evolution mengungkapkan sebanyak hampir 70% dari 200 bisnis di Indonesia yang terjaring sebagai responden menuturkan bahwa lebih dari separuh pendapatan yang mereka kantongi dihasilkan dari arus-arus digital pada bisnis.
Adapun hasil ini lebih tinggi dari angka rata-rata yang tercatat untuk kawasan Asia Pasifik dan Jepang, yakni sebesar 46%. Survei ini mencatat meskipun saat ini Indonesia masih berada di tahap awal perjalanan digitalisasi, namun bisnis-bisnis terkoneksi tampaknya makin gencar memperkukuh strategi digital mereka. Hal ini membawa imbas yang cukup signifikan dari sisi ekonomi.
Indonesia diharapkan bisa meraup hingga USD150 miliar per tahun pada 2025. Adapun teknologi-teknologi yang tengah naik daun, seperti Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), serta machine learning menjadi pemicu bagi bisnis dalam mempercepat kesuksesan mereka beralih ke digital serta mendukung mereka dalam mengubah cara mereka mengoperasikan bisnis di tengah ekonomi digital saat ini.
Survei independen ini menjaring lebih dari 9.000 responden yang berasal dari kalangan pemimpin IT di organisasi-organisasi di seluruh dunia, mencakup 3.000 orang yang berasal dari perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik dan Jepang.
Menurut survei, tercatat sebanyak 79% bisnis di Indonesia bergantung pada layanan-layanan digital dalam rangka mempercepat inovasi. Sementara itu, sebanyak 71% dari mereka yakin bahwa langkah tersebut akan mendukung mereka untuk tetap unggul dan kompetitif di kancah persaingan pasar yang kian sengit.
“Untuk memaksimalkan era digitalisasi berbasis Teknologi ini, diperlukan konsistensi dan peran serta masyarakat untuk mendukung, mengendalikan, dan mengembangkan teknologi inovasi yang diciptakan agar dapat digunakan secara optimal demi kemajuan, kemakmuran, dan kesejahteraan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berdaya saing tinggi,” pungkas Paisol. (MS)