Telset.id, Jakarta –Tanggal 11 April mendatang mungkin akan menjadi hari yang berat bagi CEO Facebook, Mark Zuckerberg. Selain harus menghadapi panggilan “sidang” Congress, Zuckerberg juga harus menghadapi kenyataan kerajaan media sosialnya akan diboikot di hari yang sama.
Pada 11 April mendatang, sejumlah masyarakat akan menggelar aksi bernama “Operation Faceblock”. Aksi ini mengajak orang untuk tidak menggunakan Facebook, WhatsApp, Instagram dan Facebook Messenger selama 24 jam penuh.
Aksi Faceblock sendiri dilaksanakan untuk memprotes bocornya 87 juta pengguna Facebook dunia termasuk Indonesia yang digunakan tanpa izin oleh Camrbidge Analytica.
Bocornya data tanpa izin itu juga sekaligus melanggar MoU yang telah ditandatangani Facebook dengan Federal Trade Commission (FTC) pada tahun 2011 silam.
Baca juga: Facebook Didenda Rp 454 Miliar di Brasil, Kenapa?
Menurut salah seorang juru bicara Operation Faceblock, Laura Ullman, lewat aksi tersebut mereka ingin memberikan pesan kepada jaringan media sosial itu untuk lebih memperhatikan data privasi penggunanya.
Laura juga menekankan bahwa nantinya akan ada banyak orang yang ikut berpartisipasi untuk memboikot Facebook dan layanan lainnya. Meski begitu, Laura juga mengakui akan ada banyak orang juga yang tetap menggunakan Facebook, WhatsApp, dan lainnya pada tanggal 11 April nanti.
Baca juga: Kominfo Tegur dan Minta Audit Facebook
“Kami memilih hari ini karena kami ingin menunjukkan kepada Zuckerberg dan pemerintah Amerika Serikat kalau yang kami inginkan adalah perubahan,” ujar Laura.
“Ini tanggung jawab Facebook untuk mengelola platform mereka, tapi ini juga tanggung jawab pemerintah untuk memastikan perusahaan melindungi data dan mengatur monopoli,” sambungnya, seperti dikutip dari PhoneArena, Senin (09/04/2018).
Selain memboikot layanan Facebook, Laura juga mengajak masyarakat untuk menulis surat kepada Zuckerberg dan pemerintah soal privasi data dengan mengakses situs resmi Faceblock. (FHP/HBS)