Telset.id, Jakarta – Transformasi digital menjadi menu wajib yang mesti dilakukan semua sektor industri, termasuk jasa keuangan. Namun bagaimana cara supaya transformasi digital bisa berjalan sukses?
Ini langkah yang bisa diikuti, dari hasil studi terbaru Forrester Consulting atas nama perusahaan konsultan Ernst and Young LLP (EY), seperti dilansir ZDnet.com, Selasa (26/6/2018).
Menurut EY, perusahaan yang menerapkan pendekatan berbasis pelanggan dan berpusat pada pelanggan untuk transformasi digital menghasilkan nilai terbesar. Penelitian itu menunjukkan bahwa pemimpin digital tahu cara membuat pendekatan customer sentris yang berfokus pada inovasi dan meningkatkan pendapatan.
Laporan ini didasarkan pada survei online terhadap sekitar 250 eksekutif tingkat senior di perusahaan jasa keuangan Amerika Utara, yang dilakukan pada April 2018.
Survei ini menggarisbawahi kesamaan para pemimpin digital, yakni fokus multi dimensi, memusatkan pada konsumen (customer centricity), kejelasan tanggung jawab dan komitmen yang kuat terhadap bakat.
Para pemimpin digital fokus pada inovasi (65 persen dibandingkan dengan 32 persen “lambing” digital) dan mengikuti perubahan preferensi pelanggan (48 persen dibandingkan dengan 35 persen).
Penasehat Data dan Pemimpin Analitik EY Amerika Untuk Layanan Keuangan Yang Shim menjelaskan fokus yang selalu ditujukan pada pelanggan memungkinkan perusahaan untuk menjadi inovatif sambil memuaskan kebutuhan pelanggan dan memenuhi kriteria keuangan seperti meningkatkan pendapatan dan profitabilitas.
“Kesenjangan kinerja sangat besar antara perusahaan yang mengambil pendekatan lebih komprehensif dan berorientasi pelanggan terhadap transformasi perusahaan digital dan mereka yang hanya berfokus pada pengurangan biaya,” kata Shim.
Baca juga: Ini Tiga Tantangan Transformasi Digital di Indonesia
Studi tersebut mengatakan pemimpin transformasi digital menggunakan pendekatan adaptif untuk memenuhi perubahan pelanggan, pasar dan kebutuhan regulasi. Organisasi digital yang paling maju ternyata memupuk hubungan simbiosis antara transformasi digital dan inovasi.
Perusahaan-perusahaan yang berada di garis terdepan transformasi menciptakan proses-proses yang didefinisikan, dapat diulang dan bisa dibuat skala (83 persen), sementara perusahaan yang lamban menggunakan pendekatan lebih terfragmentasi tanpa koordinasi formal atau mekanisme untuk mengubah skala transformasi.
Lebih lanjut studi ini mengungkapkan pemimpin transformasi mendorong inovasi melalui akuntabilitas, koordinasi dan metrik, dengan 84 persen menunjuk otoritas eksekutif dan menciptakan anggaran terpisah untuk mendorong inovasi.
Tiga perempat pemimpin ini memiliki tim federasi yang bekerja di semua tim inovasi, yang menciptakan akuntabilitas langsung dan 88 persen mengidentifikasi dan menerapkan cara untuk mengukur inovasi.
Sementara semua pimpinan kelompok menyadari perlunya kepuasan pelanggan, pemimpin menonjol dengan mengakui kebutuhan untuk melengkapi karyawan dengan alat yang tepat, memfasilitasi kolaborasi dan menyeimbangkan internal dan bakat eksternal untuk mempercepat inovasi.
Kedua kelompok juga berencana untuk lebih fokus pada peningkatan efisiensi dan produktivitas serta menerapkan cara-cara kerja baru. Tumpang tindih ini menunjukkan jalan yang jelas ke depan untuk perusahaan jasa keuangan mengenai kebutuhan untuk memprioritaskan orang, baik di dalam maupun di luar organisasi.
Baca juga: 3 Solusi Transformasi Digital ala Microsoft
Penasehat Data dan Analisis Pemimpin EY Amerika Untuk Asuransi, Kevin Koenig menambahkan meskipun memiliki akses ke informasi adalah penting, jika perusahaan tidak menyediakan tenaga kerja mereka dengan alat dan wawasan yang tepat untuk memungkinkan membuat keputusan yang berdampak besar, mereka akan alami kerugian kompetitif yang sangat besar.
Pengembalian investasi transformasi digital menurutnya mencerminkan hubungan rumit antara pelanggan, inovasi dan hal yang memengaruhi lainnya. Semakin luas strategi transformasi dan semakin holistik pendekatannya, maka semakin besar hasil yang didapatnya. [WS/HBS]
Sumber: ZDNet