Telset.id, Jakarta – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan segera dilaksanakan. Berbagai persiapan telah dilakukan pemerintah untuk mengawal pesta demokrasi di Indonesia itu bisa berjalan aman dan tertib. Salah satu yang menjadi perhatian pemerintah adalah maraknya berita-berita palsu atau hoax yang dapat memanaskan suhu politik di Tanah Air.
Seperti sudah diketahui bersama, Pilkada DKI Jakarta yang baru saja berlalu sempat diwarnai “perang” antar pendukung di media sosial. Dampak yang paling dirasakan oleh warganet adalah maraknya berita-berita hoax dan ujaran kebencian di media sosial.
Menurut Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Abhan, bahwa sangat disayangkan sejak semakin kuatnya pengaruh media sosial, pesta demokrasi Indonesia malah telah dicederai oleh beberapa oknum tak bertanggung jawab yang menyebarkan konten negatif.
“Pilkada itu dapat menjadi salah satu cara penguatan demokrasi di tingkat lokal. Tapi akan dicederai jika penggunaan internet media sosial sebagai media kampanye memuat konten negatif, ujaran kebencian dan hoax,” tegas Abhan, saat acara Deklarasi Indonesia Bebas Hoax pada Pilkada 2018 di kantor Bawaslu, Rabu (31/01/2018).
Senada dengan Abhan, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman mengatakan, bahwa masyarakat saat ini sedang menyambut era baru dalam dunia demokrasi dan Pemilu di Indonesia. Itu dikarenakan penggunaan sarana internet khususnya media sosial terus meningkat seiring dengan terselanggaranya demokrasi dan Pemilu di Indonesia.
Oleh karenanya, lanjut Arief, KPU ingin mencegah penyalahgunaan sarana internet khususnya media sosial yang bisa saja meruntuhkan kepercayaan publik kepada penyelenggara Pemilu dan juga para peserta Pemilu.
“Penggunaan internet dalam waktu singkat dapat tingkatkan kepercayaan publik sekaligus meruntuhkannya. Gara-gara klik satu berita hoax, bisa runtuh reputasi para peserta Pemilu, padahal mereka membangun reputasinya sangat lama,” kata Arief.
Ia pun mencontohkan soal kehebohan saat pemilihan Gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Menurutnya pada Pilgub tersebut, masyarakat Indonesia bisa melihat betapa kuatnya media sosial bisa membangun persepsi positif sekaligus negatif.
“Mari kita semua sama-sama perangi hoax yang beredar dan digunakan oleh pihak yang tak ingin Pemilu berjalan dengan baik,” ajak Arief. (FHP/HBS)