Telset.id, Jakarta – Samsung Electronics DX Division (Device Experience) menghidupkan “mode darurat” karena kondisi keuangan yang kian memburuk. Buntutnya, perusahaan memangkas biaya pengeluaran divisi Device Experience (DX).
Sebagai informasi, Samsung memiliki divisi terpisah untuk produk TV, ponsel, dan peralatan rumah tangga yang mereka sebut Divisi Device Experience (DX).
Dari laporan terbaru dikabarkan Samsung memangkas pengeluaran divisi Device Experience dan status divisi tersebut dalam kondisi darurat, alias sedang dalam kondisi krisis keuangan.
BACA JUGA:
- Pasar Lesu, Samsung akan Pangkas Pengiriman Smartphone Hingga 13%
- Pasar Lagi Loyo, Laba Samsung Ikut Melorot Hingga 23 Persen
Raksasa teknologi asal Korea Selatan ini juga telah memangkas frekuensi perjalanan bisnis internasional beserta event-event pemasaran internasional, dan juga memangkas hingga setengah biaya lainnya.
Menurut Samsung, peralihan ke “mode darurat” ini disebabkan oleh mata uang dan suku bunga yang tinggi, masalah rantai pasokan, dan penurunan permintaan pelanggan dalam kondisi perekonomian global yang tengah dilanda krisis.
Menurut Samsung, krisis ekonomi yang melanda dunia seperti saat ini belum pernah terjadi sebelumnya. Kondisi tersebut menyebabkan penjualan produk Samsung, terutama TV dan peralatan rumah tangga jeblok.
“Kami mengalami penurunan penjualan TV dan peralatan rumah tangga. Kami hampir tidak dapat mengantisipasi pemulihan penjualan yang cepat pada saat ini,” kata seorang pejabat perusahaan kepada BusinessKorea.
Perusahaan analis keuangan FnGuide memperkirakan laba operasional Samsung Electronics akan turun sekitar 29% dari tahun berjalan, menjadi 33,38 triliun won pada tahun 2023.
FnGuide juga mengklaim bahwa pemangkasan biaya divisi Device Experience ini akan mengurangi perjalanan bisnis dan budget untuk sejumlah event internasional yang rutin diikuti Samsung, termasuk CES di Las Vegas pada tahun 2023.
Samsung diperkirakan akan absen di ajang CES 2023 mendatang, dan lebih memilih untuk memperkenalkan produk-produk barunya secara virtual lewat video conference.
Seperti diketahui, Samsung telah melaporkan pendapatan di kuartal ketiga 2022, dengan mencatat hasil yang kurang menggembirakan karena mengalami penurunan laba hingga 23%.
Penjualan global untuk smartphone, TV, dan peralatan rumah tangga joblok akibat inflasi dan gejolak geopolitik. Total laba operasional Divisi DX untuk tiga kuartal pertama tahun ini adalah 11,9 triliun won, turun 20,4% (2,84 triliun won) dari 13,93 triliun won pada periode yang sama tahun 2021.
Sialnya, menurut perkiraan hasil riset dari perusahaan riset pasar, kondisi pasar akan lebih buruk terjadi di tahun 2023. Dunia diperkirakan akan dilanda resesi, yang berimbas semakin lemahnya daya beli konsumen.
BACA JUGA:
- Samsung Pimpin Pasar Smartphone di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
- 15 HP Samsung Terbaru 2022, Harga dan Spesifikasi Lengkap
Total biaya keuangan untuk Samsung selama periode yang sama adalah 14.265,8 miliar won, naik 137,5 persen dari 6.007,2 miliar won pada waktu yang sama tahun lalu. Kerugian dari derivatif, kerugian dari nilai tukar mata uang, dan biaya bunga termasuk di antara beban keuangan.
Masalahnya, kondisi ekonomi negara-negara berkembang, yang merupakan sebagian besar pasar utama Samsung Electronics, memburuk akibat dolar yang kuat dan kenaikan suku bunga.
Menurut catatan yang didapat, bahwa aset inventaris Divisi DX Samsung adalah 27.097,4 triliun won pada akhir September, meningkat 12.831,6 triliun won selama dua belas bulan sebelumnya. [FY/HBS]