Telset.id, Jakarta – Di tahun 2014 lalu, WhatsApp resmi diakuisisi oleh Facebook dengan nilai $19 miliar atau sekitar Rp 253 triliun. Tapi hingga sekarang aplikasi messaging ini tidak menghasilkan uang untuk Facebook karena WhatsApp hingga kini masih gratis digunakan oleh banyak orang tanpa menampilkan iklan sekalipun.
Tapi sepertinya sebentar lagi WhatsApp akan mulai menghasilkan uang untuk Facebook karena seperti dilansir dari Recode, WhatsApp yang memiliki lebih dari 200 karyawan, sedang membuka tiga lowongan pekerjaan baru yang nantinya berfokus pada bisnis yang tentu akan menghasilkan uang untuk WhatsApp dan juga bagi Facebook sebagai induk perusahaannya.
ketiga lowongan itu adalah Product Manager, Product Marketing Manager, dan juga Business Communications yang semuanya akan menjalani peran dalam pemasaran produk serta membantu WhatsApp untuk mulai “go to market“.
[Baca Juga: WhatsApp akan Punya Fitur Mirip BBM?]
Selain itu juga, nantinya WhatsApp akan fokus untuk memasarkan produk atau fiturnya di negara-negara yang menjadikan WhatsApp sebagai aplikasi perpesanan yang populer, seperti India atau Brazil.
Jika Anda berpikir pemasukkan WhatsApp akan didapat dari iklan, seperti berbagai aplikasi sosial media lainnya, mungkin pemikiran Anda akan salah karena CEO WhatsApp memastikan penggunanya tidak akan mendapati iklan atau spam yang mengganggu.
“Kami tetap akan memberikan pengalaman terbaik tanpa adanya iklan pihak ketiga dan spam,” katanya.
[Baca Juga: Bukan Telegram, China Malah Blokir WhatsApp]
Sebagai “lahan bisnis”, WhatsApp malah sedang merencanakan fitur serupa seperti Business Chat ala Apple atau Messenger ala Facebook yang memungkinkan pelanggan untuk berkomunikasi dengan brand atau bisnis untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan mereka.
“Akan dimungkinkan untuk berkomunikasi dengna Bank untuk menanyakan transaksi atau mengenai penerbangan yang tertunda ke maskapai penerbangan. Bisa dilakukan hanya melalui pesan teks atau telepon,” ujar Jan Koum.
WhatsApp sendiri saat ini sudah memiliki kurang lebih 1,2 miliar pengguna di seluruh dunia. Tentu hal tersebut akan “terasa sia-sia” jika mereka tidak mampu memanfaatkannya menjadi sebuah pemasukan yang menguntungkan. (FHP/MS)
