Telset.id, Jakarta – Teknologi yang dimiliki pengusaha rintisan alias startup di Indonesia dinilai masih jauh tertinggal ketimbang di negara-negara maju atau ekonomi besar lainnya. Bahkan ketertinggalan ini dinilai baru bisa disusul hingga 20 tahun mendatang.
Ketua Berkarya Indonesia Ilham Habibie menjelaskan saat ini belum banyak startup yang membidangi teknologi seperti Internet of Things atau teknologi lainnya
Menurut Ilham, hal itu disebabkan karena keterbatasan kemampuan Sumberdaya Manusia (SDM) dan sokongan investor di bidang teknologi.
Selain itu, tambahnya, faktor budaya masyarakat di Indonesia dinilai juga berperan penting dalam perkembangan startup domestik.
Baca juga: Ini Dampak Internet Menurut Ilham Habibie
“Teknologi di Indonesia walaupun sudah lumayan maju tapi banyak masyarakat yang masih takut karena menganggap sebagai ancaman. Untuk itu kita harus membuat masyarakat mengerti supaya teknologi maju ini bisa menjadi budaya Indonesia,” ujar Ilham Habibie, dalam acara diskusi “Startup Ecosystem of Indonesia Emerging Trends” di Jakarta, Rabu (8/8/2018).
Baca juga: Menkominfo Harap Startup dan Unicorn Masuk Bursa Saham
Ilham mengungkapkan, sebenarnya ketertinggalan tersebut bisa dikejar, namun harus ada keseriusan dari berbagai pihak, terutama para pemangku kepentingan di sektor pendidikan untuk memupuk pengetahuan teknologi sedari dini.
Apabila sudah tercapai, di yakin ketertinggalan bisa dikejar paling cepat dalam waktu lima tahun mendatang.
“Perkembangan Teknologi & Telekomunikasi ditambah dengan energi masyarakat kita memungkinkan Indonesia untuk melompat dan memimpin diantara negara-negara kaya di masa mendatang,” ujar putra Presiden BJ Habibie itu.
Senada dengan Ilham, penulis Buku Best Seller Get Funded Now, Nalin Singh mengatakan bahwa tantangan untuk mengembangkan startup di negeri ini adalah kesenjangan bakat.
Dalam hal ini, pelaku wisausaha tersebut dinilai masih kurang pemahaman yang luas mengenai hal-hal yang dibutuhkan untuk mengembangkan perusahaan.
Tak hanya itu, pelaku startup juga dinilai kurang memiliki dasar-dasar literasi keuangan & investasi serta kurangnya fokus produk yang akan atau sedang mereka garap.
“Hal-hal ini ditambah dengan ekosistem pendanaan dari para investor high net worth dan Angel yang tidak memadai, menciptakan kesenjangan investasi dalam startup Indonesia,” jelas dia.
Oleh karena itu Berkarya Indonesia dan para pemangku kepentingan seperti Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Chairos Consulting, Get Funded akan menindaklanjuti masalah tersebut dengan mengadakan Indonesia Fund Fest dalam Festival Habibie pada 20 September mendatang.
Baca juga: Kualitas Startup Indonesia Terus Meningkat
Dalam festival ini, perusahaan-perusahaan dari seluruh Indonesia bisa mengajukan permohonan dan mendapatkan peluang unik untuk menyampaikan pitch kepada investor secara langsung.
“Perusahaan yang dipilih dewan juri terkemuka akan mendapat peluang lebih lanjut untuk memamerkan perusahaan mereka dalam festival Habibie selama tiga hari dan berinteraksi dengan ribuan pelanggan dan investor potensial,” pungkas Ilham. [WS/HBS]
Baca juga: Ini Dampak Internet Menurut Ilham Habibie