Telset.id, Jakarta – Setelah bertemu dengan perwakilan Telegram dan Facebook, kini giliran Google dan Twitter yang menyambangi kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk bertemu Menkominfo, Rudiantara.
Pertemuan yang dilaksanakan pada Jumat (4/8/2017) siang di kantor Kemenkominfo ini membahas hal yang sama, yakni mengenai Service-Level-Agreement (SLA) untuk penanganan isu terorisme dan konten radikal serta konten negatif lainnya yang memerlukan penanganan secara cepat dan seksama.
“Intinya membahas bagaimana meningkatkan SLA dalam menangani konten negatif di platform keluarga Google,” ujar Menkominfo Rudiantara di kantor Kemenkominfo.
Menurut pria yang akrab di panggil Chief RA ini, kehadiran SLA sangat penting, karena untuk meningkatkan keyakinan masyarakat dalam penanganan konten bermuatan negatif secara baik dan resposif.
Dalam hasil rapat tersebut, lanjut Rudiantara, perwakilan Google mengatakan bahwa mereka akan menerapkan sistem baru yang diberi nama ‘Trusted Flag’.
“Jika sebelumnya permintaan kepada Google dilakukan hanya lewat email, sekarang kami dapat menyampaikan secara langsung. Selain itu juga ada Legal Removers untuk hal-hal berkenaan dengan pelaksanaan penegakan hukum,” lanjutnya.
Sementara itu, perwakilan Google Asia Pacific Ann Lavin mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk melatih para Trusted Flaggers, yang nantinya akan menjalankan sistem tersebut.
“Kami sudah bekerja sama dengan pemerintah, kementerian, untuk melatih para flaggers yang berasal dari berbagai komunitas. Trusted Flaggers ini berasal dari local expertise, jadi mereka ahli dalam menentukan dan membuat penilaian atas konten tertentu,” ujar Ann.
Sebenarnya, sistem Trusted Flaggers saat ini masih dalam tahapan uji coba pilot project. Namun pihak Google yakin dalam 2 hingga 3 bulan ke depan, sistem ini sudah bisa berjalan sepenuhnya. [NC/HBS]
