Apple Bantu Buka iPhone Pelaku Penembakan Gereja Texas

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Kasus penembakan brutal yang terjadi di Texas, Amerika Serikat beberapa hari yang lalu kembali menggegerkan dunia. Setidaknya, 26 orang tewas dalam kasus pembunuhan massal secara brutal di Gereja First Baptist di Sutherland Springs, AS

Dalam penyerangan itu, pelaku penembakan yang diketahui bernama Devin Patrick Kelley akhirnya bunuh diri usai melakukan penembakan brutal di dalam gereja. Namun rupanya sang aktor pembunuhan massal itu maninggalkan “jejak”, karena di dekat mayatnya ditemukan sebuah iPhone yang diduga miliknya.

iPhone tersebut diperkirakan bisa mengungkap motif dibalik penyerangan horor itu. Namun seperti biasa, iPhone memiliki sistem pengamanan yang cukup kuat. FBI pun kesulitan dalam membongkar smartphone milik Apple tersebut.

[Baca juga: Duh! Ribuan Ponsel Xiaomi Ilegal Kena Ciduk]

Tapi nampaknya pihak kepolisan masih enggan meminta bantuan ke pihak Apple, mengingat hubungan antara dua kubu (FBI dan Apple) sempat memanas akibat buntut dari masalah penembakan di San Bernardino.

Seperti diketahui, Apple pernah menolak permintaan FBI untuk membantu membuka kunci iPhone milik pelaku penambakan di Inland Regional Center, San Bernardino, California, yang merenggut nyawa 14 orang dan melukai setidaknya 18 orang pada 2 Desember 2015.

Saat itu, Apple menolak membuka iPhone milik pelaku bernama Syed Rizwan Farook, dengan alasan karena tidak mau melanggar hak privasi pengguna mereka. Hal inilah yang membuat FBI kesal, dan sempat menyebabkan hubungan Apple dan FBI memanas.

Tapi rupanya sikap Apple dalam kasus penembakan di Texas ini berbeda. Karena tanpa diduga, raksasa dari Cupertino itu malah menawarkan bantuan ke FBI. Apple beralasan bahwa mereka bekerja sama dengan penegak hukum setiap hari.

[Baca juga: Terbukti, Aluminium Bisa Tingkatkan Sinyal WiFi]

Lucunya, seperti dilaporkan Engadget, kali ini nampaknya pihak FBI yang akan menolak bantuan Apple, karena kasus penembakan ini sudah lewat dari 48 jam. Ini berarti, FBI bisa menggunakan sidik jari mayat pelaku untuk membuka smartphone tersebut, jika iPhone pelaku memakai sidik jari untuk membuka perangkat mereka.

Sekedar informasi, Apple merupakan salah satu perusahaan teknologi yang sangat menjaga kerahasiaan para penggunanya. Mereka juga memiliki peraturan yang ketat dalam memberikan ‘kunci’ untuk membuka sebuah perangkat ke pihak manapun, termasuk pihak yang berwajib.

Sebagai informasi, Kepolisian Texas, Amerika Serikat, mengatakan sekitar 27 orang terbunuh dalam penembakan massal di Gereja First Baptist di Sutherland Springs, sekitar 50km dari kota San Antonio pada hari Minggu (5/11/2017) lalu.

Pelaku penyerangan Devin Patrick Kelley dilaporkan masuk ke dalam gereja sambil menembaki orang-orang yang sedang menghadiri kebaktian Minggu pagi, wajtu setempat.

Seorang pejabat kepolisian setempat Joe Tackitt mengatakan terduga pelaku penembakan sudah dilumpuhkan oleh polisi. Selain korban meninggal dunia, peristiwa itu juga menyebabkan sejumlah orang luka.

Seperti dilansir CNN, Kelley pernah melarikan diri dari fasilitas kesehatan mental pada tahun 2012. Di tahun yang sama, diketahui, Kelley juga pernah dinyatakan bersalah oleh pengadilan militer Angkatan Udara AS atas kasus kekerasan dalam rumah tangga karena menyerang istri dan anak tirinya. [NC/HBS]

 

SourceEngadget

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI