Telset.id, Jakarta – Pemilik aplikasi kencan Tinder dan OkCupid sedang digugat oleh regulator Amerika Serikat (AS). Gara-garanya, mereka berusaha menarik pelanggan potensial dengan email dari pengguna palsu yang menyatakan minat untuk mencari pasangan.
Menurut laporan Reuters, Komisi Perdagangan Federal AS pada Rabu (25/09) menuduh bahwa Match Group Inc secara sadar mengirim iklan otomatis melalui layanan kencan online Match.com dengan ekspresi minat dari akun yang diketahui kemungkinan palsu.
Email yang dimaksud adalah, pengirim tanpa menggunakan avatar di dalamnya, dan memberi tahu penerima bahwa mereka berminat untuk menjadi pasangan.
{Baca juga: Korban Tinder, Wanita Ini Dipaksa Foto Bugil Buat Tebus Utang}
Kemudian, email tersebut memberi semacam tautan untuk diklik, guna melihat detail yang mengarah ke halaman berlangganan.
“FTC telah salah mengartikan email internal dan mengandalkan data pilihan untuk membuat klaim kebablasan. Kami bermaksud membela diri,” kata Match Group, seperti dikutip Telset.id, Kamis (26/09/2019). Lantas, seperti apa kata FTC?
FTC mengatakan bahwa beberapa pengguna telah berlangganan untuk melihat rincian pengguna lain yang menyatakan minat kepada mereka.
“Kami percaya bahwa Match.com menipu orang agar membayar langganan melalui pesan perusahaan yang berasal dari scammer,” jelas Andrew Smith, direktur Biro Perlindungan Konsumen FTC.
{Baca juga: Aplikasi “Mak Comblang” Rusia Ini Mau Kalahkan Tinder}
Dalam laporan triwulanan terbaru, Match telah merinci sesuatu. Match mengatakan bahwa pada Agustus 2019 lalu, FTC mengajukan klaim terkait persoalan ini kepada Departemen Kehakiman AS. FTC pun menegaskan, konsumen yang mempertimbangkan untuk berlangganan Match.com umumnya tidak paham kondisi dan syarat yang diberikan.
“Bahwa sebanyak 25 persen hingga 30 persen anggota Match.com yang mendaftar setiap hari melakukan skema phising dan penipuan pemerasan. Perusahaan juga mempersulit konsumen untuk membatalkan langganan layanan itu,” beber FTC. (SN/FHP)
Sumber: Reuters