Selfie Lebih Mematikan Ketimbang Serangan Hiu

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Selfie hiuJAKARTA – Foto Selfie telah menjadi fenomena tersendiri selama beberapa tahun terakhir, seiring semakin maraknya penggunaan smartphone. Aktifitas selfie memang menyenangkan karena dapat menangkap momen-momen unik. Tapi tahukan Anda, berdasarkan hasil studi terbaru terungkap bahwa selfie lebih mematikan dibandingkan serangan ikan hiu.

Meski kedengarannya seperti sebuah lelucon, tapi berdasarkan data yang didapat, jumlah korban meninggal akibat melakukan aktiftas foto selfie pada tahun ini lebih besar dibanding korban meninggal karena serangan ikan hiu.

Beberapa hari lalu dilaporkan bahwa seorang turis asal Jepang berusia 66 tahun meninggal dunia karena terperosok di tangga saat berusaha melakukan selfie di Taj Mahal. Kematian turis tersebut menambah daftar panjang jumlah korban meninggal akibat selfie di tahun 2015.

Menurut data yang diperoleh dari sejumlah sumber, kematian turis asal Jepang di Taj Mahal tadi merupakan korban meninggal akibat selfie ke 12 di sepanjang tahun 2015 ini. Sebagai perbandingan, di tahun 2015 jumlah korban meninggal akibat serangan ikan hiu sejauh ini hanya 8 orang.

Selfie vs Hiu

Hampir dapat dipastikan jumlah korban meninggal akibat selfie lebih besar dari yang diperkirakan. Karena pastinya masih banyak korban-korban lain di seluruh dunia yang luput dari catatan.

Seperti misalnya di Indonesia yang sempat menjadi sorotan pemberitaan adalah kasus terjatuhnya seorang mahasiswa Atmajaya jurusan Teknik Mesin bernama Eri Yunanto ke kawah Gunung Merapi, akibat sebelumnya sempat berfoto selfie di puncak Gunung Merapi.

Selfie di tempat-tempat eksotis memang sangat populer dalam beberapa tahun ini. Sayangnya masalah keamanan sering diabaikan saat melakukan selfie di lokasi-lokasi yang nampak eksotis seperti di puncak gunung atau tempat-tempat tinggi lainnya.

Penyebab kematian tertinggi akibat selfie disebutkan adalah di tempat-tempat yang kondisinya tergolong ekstrim atau berbahaya.  Disebutkan, 4 dari 12 korban yang meninggal karena selfie di tahun 2015 terjadi karena terjatuh dari ketinggian. Dan korban lainnya meninggal akibat tertabrak kereta.

Tidak jelas apakah tren tersebut menunjukan jumlah penggemar selfie yang tergolong pemberani (atau lebih tepatnya disebut nekat) juga semakin meningkat. Tentunya hal ini sangat disayangkan, karena melakukan aktifitas foto di lokasi yang ekstrim haruslah didukung dengan peralatan keamanan yang bisa menjamin keselamatan pengguna.

Melihat tren semakin meningkatnya jumlah korban selfie, kini di beberapa negara telah menerapkan aturan yang melarang orang membawa selfie stick atau biasa disebut “tongsis”, serta melarang aktifitas selfie di sejumlah tempat umum, contohnya di Disney World.

Bahkan pada bulan Juli lalu Kementerian Dalam Negeri Rusia telah mengedarkan brosur yang berisi peringatan jika selfie dapat menghilangkan nyawa. Pemerintah Rusia melarang melakukan selfie yang mengandung resiko, seperti menggunakan senjata, di kereta api, area penangkaran binatang berbahaya, puncak gunung atau tempat-tempat tinggi lainnya.

“Sebelum melakukan selfie, semua orang harus berpikir tentang fakta bahwa aktifitas yang mereka suka itu bisa membawanya dalam perjalanan ke kematian, dan foto ekstrimnya bisa berubah menjadi foto kenangan terakhirnya,” kata seorang pejabat Rusia kepada Al Jazeera.[HBS]

 

 

SourceMashable

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI