Telset.id, Jakarta – Twitter merilis laporan yang menunjukkan kebijakan perusahaan dalam mengatasi konten terorisme. Sejak Agustus 2015, Twitter telah menghapus lebih dari 1,2 juta akun radikal yang mempromosikan terorisme.
Selama semester akhir tahun lalu, Twitter telah memberikan penangguhan permanen untuk 274.460 akun radikal dengan alasan yang sama. Angka tersebut lebih sedikit dari jumlah akun yang mereka tangguhkan pada semester pertama 2017.
Twitter menyatakan bahwa kebijakan itu merupakan kerja keras yang dilakukan oleh perusahaan selama bertahun-tahun. Mereka ingin memastikan bahwa Twitter tidak menjadi tempat untuk orang-orang yang mempromosikan konten terorisme.
Baca juga: Twitter Blokir 125 Ribu Akun Radikal ISIS
Menurut Engadget, dari semua akun yang dihapus pada semester kedua tahun lalu, 93 persen di antaranya ditandai dengan alat dan algoritma internal oleh Twitter. Sekitar 74 persen akun diblokir, bahkan sebelum mengunggah tweet apapun.
Pada September tahun lalu, Twitter melaporkan bahwa laporan pemerintah tentang konten terorisme hanya berkontribusi kurang dari satu persen dari total akun yang dihapus. Sekarang, laporan itu memberikan kontribusi kurang dari 0,2 persen.
Twitter juga memberikan penjelasan tentang perubahan yang dibuat tentang bagaimana cara untuk tidak menampilkan konten. Twitter juga membedakan konten yang diblokir karena perintah pengadilan atau regulasi domestik.
Baca juga: Bersih-bersih Hoax, Twitter Siapkan Fitur Baru
Twitter membahas pula tentang usaha pemerintah untuk membatasi kebebasan berekspresi di dunia maya. Terakhir, Twitter membahas tentang usaha untuk terus meningkatkan kualitas keterbukaan dan diskusi publik di seluruh dunia. [SN/HBS]