Telset.id, Jakarta – China berencana untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya di luar angkasa. Pembangkit listrik tersebut akan mengitari bumi pada ketinggian 36 ribu kilometer.
Menurut Engadget, seperti dikutip Telset.id pada Selasa (19/02/2019), para peneliti dari China Academy of Space Technology Corporation berencana membuat dan meluncurkan pembangkit listrik berukuran kecil di stratosfer pada periode antara tahun 2021 dan 2025.
Kemudian di tahun 2030 mendatang, China juga berencana untuk meningkatkan kapasitas pembangkit tersebut ke level megawatt, dan ke gigawatt pada tahun 2050.
{Baca juga: Google Garap Proyek Energi Tenaga Surya di Taiwan}
China menilai, pembangkit listrik tenaga surya yang ditempatkan di luar angkasa bisa memberikan sumber energi bersih yang tak terbatas.
Selain itu, mereka juga menyatakan pembangkit tersebut sama sekali tidak mendapatkan interfensi dari atmosfer. Pembangkit listrik juga bisa terus menerus mendapatkan paparan matahari karena tidak ada periode malam.
China Academy of Space Technology Corporation mengklaim, bahwa pembangkit seperti itu bisa diandalkan untuk terus menghasilkan energi dan memiliki intensitas enam kali dari pembangkit yang sama di Bumi.
{Baca juga: Lucu! Pembangkit Listrik Tenaga Surya di China Mirip Panda}
Peneliti berencana mengubah energi matahari menjadi listrik di luar angkasa sebelum mengirimkannya ke Bumi menggunakan gelombang microwave atau laser, dan memasukkan listrik itu ke jaringan listrik melalui sistem penerima yang ada di Bumi.
Tentu saja ada beberapa tantangan yang harus diselesaikan oleh para peneliti, seperti bobotnya yang kemungkinan mencapai 1.000 ton. Ini berarti pembangkit itu tidak akan bisa dikirimkan ke luar angkasa dengan mudah.
Para peneliti juga mempertimbangkan untuk merakit pembangkit listrik itu di luar angkasa menggunakan robot dan 3D printer. Hal lain yang harus dipertimbangkan efek radiasi gelombang microwave ke atmosfer. (BA/FHP)