Telset.id, Jakarta – Suhu dingin terjadi di awal tahun 2022, dan muncul pesan berantai kalau suhu dingin terjadi karena fenomena Aphelion. BMKG buka suara mengenai informasi tersebut.
Berdasarkan pesan berantai yang beredar dijelaskan kalau suhu dingin yang terjadi pada di Indonesia di awal tahun 2022, terjadi akibat jarak Bumi dan Matahari berada dalam titik terjauh saat periode revolusi atau Aphelion.
“Mulai pagi ini 3 Jan 2022 jam 05.27 kita akan mengalami FENOMENA APHELION,
dimana letak Bumi akan sangat jauh dari Matahari. Kita tidak bisa melihat fenomena tsb, tp kita bisa merasakan dampaknya,” tulis pesan yang tersebar di sosmed.
Masih menurut pesan tersebut, selama ini jarak Bumi ke Matahari yaitu perjalanan 5 menit cahaya atau 90.000.000 km. Namun, ketika fenomena Aaphelion terjadi maka jarak keduanya semakin jauh menjadi 152.000.000 km.
Baca juga: Covid-19 Varian Delmicron Bikin Heboh, Ahli: Itu Menyesatkan!
Masih dalam pesan tersebut, dituliskan pula kalau fenomena ini akan berlangsung mulai Januari sampai dengan Agustus 2022. Untuk itu, disarankan masyarakat untuk memperkuat imun dengan cara mengkonsumsi vitamin dan suplemen.
“Ini akan berlangsung sampai bulan Agustus. Kita akan mengalami cuaca yg dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya, yang akan berdampak meriang flu, batuk sesak nafas dll. Oleh karena itu mari kita semua tingkatkan imun dengan banyak2 meminum Vitamin atau Suplemen agar imun kita kuat,” tambahnya.
Penjelasan BMKG Soal Fenomena Aphelion
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memberikan penjelasan mengenai pesan berantai mengenai Aphelion. Menurut Plt. Deputi Klimatologi BMKG Urip Haryoko, suhu dingin yang terjadi di awal tahun 2022 tidak berkaitan dengan fenomena Aphelion.
Justru saat ini Indonesia sedang mengalami masa Perihelion, dimana Bumi letaknya lebih dekat dengan Matahari.
“Aphelion tidak berpengaruh signifikan terhadap suhu di Bumi. Hal itu termasuk pada periode Bumi letaknya lebih dekat dengan Matahari atau Perihelion,” ujarnya melalui keterangan resmi pada Senin (3/1/2022).
Lalu Urip menuturkan kalau fenomena Aphelion tidak berpengaruh pada fenomena atmosfer permukaan. Maksudnya fenomena ini tidak membuat suhu Bumi menjadi lebih dingin dibandingkan biasanya.
Urip menduga kalau ada faktor lain yang membuat suhu di Indonesia terasa lebih dingin, seperti karena di bulan Januari 2022 Indonesia berada di musim penghujan.
“Dengan begitu, cuaca dingin dalam beberapa hari terakhir bukan karena Aphelion, tetapi karena faktor-faktor lain di luar sebab Bumi berada di jarak terjauh dari Matahari,” kata Urip.
Baca juga: Fenomena Gerhana Bulan Sebagian di Indonesia, Catat Jadwalnya!
Jadi mulai sekarang Anda jangan percaya lagi ketika mendapatkan pesan mengenai fenomena Aphelion tersebut, karena BMKG sudah membantahnya. [NM/HBS]