Telset.id, Jakarta – Para investor Silicon Valley tengah dirundung kekhawatiran mengenai ancaman China di bidang teknologi. Pantas saja, sebab penetrasi perusahaan China di sektor perangkat keras maupun lunak semakin kuat. Sejumlah analis bahkan memprediksi, China akan “mengganggu makan siang” para perusahaan besar di Amerika Serikat (AS).
Awak pekan ini, para investor Silicon Valley mengikuti debat di Bay Area. Mitra usaha Sequoia Capital Mike Vernal, mengemukakan bahwa China segera mengambil alih AS di berbagai bidang seperti kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence dan kendaraan otonom. Kira-kira, seperti apa uraian Vernal mengenai sepak terjang China?
“Pemerintah dan para pemimpin teknologi China berbaris di antrean menuju inovasi. Jadi, saya berpikir ada risiko nyata bahwa dalam waktu tiga tahun hingga lima tahun ke depan, kita akan terbangun dan menyadari bahwa China sudah jauh berada di depan AS dan Silicon Valley,” katanya di panggung pada acara yang diselenggarakan oleh The Churchill Club.
Laporan CNBC, empat investor lain juga duduk di atas panggung yang sama. Mereka adalah David Cowan dari Bessemer, Sarah Guo dari Greylock, Nicole Quinn dari Lightspeed, dan Tomasz Tunguz dari Redpoint. Bagaimana respons mereka terhadap pernyataan Vernal? Percaya atau tidak, sebagian besar setuju dengan prediksi Vernal.
Di China, pemerintah ingin menghapus rintangan untuk pengembangan mobil otonom, berbagi data, serta otomatisasi pabrik. Sebaliknya, di AS, sederet perusahaan teknologi sedang terjebak dalam regulasi. Inovasi mereka terkait mobil otonom tengah masih, tetapi terhalang oleh beleid yang dirancang oleh otoritas setempat.
Berita Terkait: Tak Cuma 5G, China Juga akan Menangkan Persaingan AI
Tidak hanya pemerintah China yang lebih selaras dengan sektor teknologi. Namun, mayoritas perusahaan startup di Negeri Tirai Bambu juga memiliki akses ke kumpulan data yang jauh lebih terbuka untuk melatih algoritma kecerdasan buatan. Setiap investor di sana pun harus membuat dua tren teknologi yang berpotensi besar dalam tiga tahun hingga lima tahun mendatang.
Mengenai pendapat Vernal di atas, satu-satunya investor yang tidak setuju adalah Cowan. Ia berpendapat bahwa dalam dunia teknologi, pemenang tidak lantas mengambil semuanya. Menurut Cowan, inovasi di China justru akan menguntungkan ekonomi dan konsumen di mana-mana, termasuk AS dan negara-negara lain di Eropa.
Asal tahu saja, perusahaan startup China yang berfokus kepada teknologi kecerdasan buatan sudah menarik lebih banyak dana dari investor. Mereka menerima 48 persen investasi di bidang tersebut, jauh mengalahkan perusahaan AS yang hanya menerima 38 persen suntikan modal dari investor.
Berita Terkait: China Ungguli AS dan Eropa dalam ‘Pertempuran’ 5G
Ke depan, selisih investasi di bidang kecerdasan buatan diprediksi kian mengunggulkan China atas AS. Well, menurut Anda, siapa bakal memimpin inovasi di ranah teknologi, China atau AS? [SN/HBS]
Sumber: CNBC